Kesehatan Reproduksi: Bahayakah Keluar Darah Setelah Berhubungan Seksual?

Dipublish tanggal: Mei 29, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Kesehatan Reproduksi: Bahayakah Keluar Darah Setelah Berhubungan Seksual?

Postocoital bleeding atau terjadinya pendarahan pada wanita setelah melakukan hubungan seksual memang sering terjadi. Setidaknya 63 dari 100 % wanita mengalami vagina berdarah. Kebanyakan penyebabnya adalah disebabkan aktivitas seksual pertama kali. 

Sehingga terdapat luka, lecet atau bahkan karena kondisi vagina yang kering.

Akan tetapi lain halnya jika Anda mengalami kejadian ini menjelang menopause atau adanya kekhawatiran timbulnya penyakit lain. Dengan demikian langkah terbaiknya adalah segera melakukan konsultasi dengan dokter spesialis untuk menemukan masalah dan solusi yang tepat, baik bagi Anda maupun pasangan. 

Apakah Anda ingin mengetahui sebab dan cara mengatasi vagina berdarah? Simak penjelasannya berikut ini.

Penyebab vagina mengeluarkan darah

Pendarahan yang Anda alami setelah melakukan hubungan seksual dengan pasangan ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, terjadinya masalah pada serviks dan kedua terjadinya pendarahan di bagian endometrium atau lapisan dalam rahim.

Umumnya vagina berdarah yang terjadi pada wanita muda yang belum menopause, diakibatkan oleh pendarahan yang terjadi di sekitar mulut rahim atau serviks. 

Sedangkan lain halnya vagina berdarah yang terjadi pada wanita yang sudah melalui masa menopause, dimana pendarahan tersebut bisa saja berasal dari beberapa bagian yang berbeda. Seperti rahim, labia, saluran kantung kemih dan serviks.

Vagina berdarah juga bisa diakibatkan karena terjadinya peradangan pada serviks. Dimana kasus ini disebut dengan erosi serviks. Kejadian ini biasa terjadi pada wanita dengan penggunaan kontrasepsi pil KB dan tengah hamil. 

Sehingga menurunkan tekanan HB darah, anemia, denyut nadi lebih cepat dan kepala terasa pusing.

Apakah anda rentan mengalami vagina berdarah?

Selain karena penyebab yang ada pada diri setiap wanita, baik karena usia ataupun penggunaan alat kontrasepsi. maka di bawah ini dijelaskan beberapa penyakit yang Anda miliki juga turut menjadi penyebab vagina berdarah. Apa saja?

  • Anda akan mengalami masa menopause.
  • Mengidap penyakit kanker rahim.
  • Tidak berhasil dalam melakukan Foreplay.
  • Melakukan kegiatan membersihkan vagina dengan produk pembersih.
  • Anda baru saja melewati masa melahirkan atau sedang berada dalam fase menyusui si buah hati.
  • Vagina yang tidak memiliki cairan yang cukup, bahkan kering.

Segera atasi masalah vagina berdarah

Sebelum mengatasi masalah yang mungkin saja membuat Anda berpikir yang tidak-tidak tentang kondisi reproduksi Anda. Maka ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu penyebab masalah vagina berdarah yang Anda alami.

Jika sebelumnya Anda sudah memastikan bahwa pendarahan yang dialami adalah karena penyakit. Maka Anda harus segera mengambil tindakan medis, supaya dapat mengatasi masalah lebih dini. 

Dengan demikian terdapat pemeriksaan medis yang dapat membantu Anda untuk mengatasi vagina berdarah setelah melakukan hubungan seksual, simak penjelasannya berikut ini.

  • Tes kesehatan pap smear

Pemeriksaan Pap Smear secara berkala dapat mendeteksi berbagai penyakit yang berkaitan dengan serviks. Sehingga Anda dapat mengatasi penyakit jika hasil laboratorium menyatakan positif terdapat sel-sel abnormal di dalam rahim.

Selanjutnya Anda juga bisa melakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui secara pasti apa saja yang terjadi pada rahim Anda. Bahkan melalui teknologi USG Anda akan mengetahui masalah yang terjadi dari mulai rambut sampai ujung kaki.

Apabila Anda tidak memiliki masalah serius tentang vagina berdarah yang sering Anda alami. Maka untuk mengatasinya Anda cukup menggunakan pelembab khusus vagina. Atau bahkan Anda bisa gunakan pelumas supaya vagina tidak kering dan tidak mengalami luka lecet.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tarney CM, et al. (2014). Postcoital bleeding: A review on etiology, diagnosis, and management. DOI: (http://www.hindawi.com/journals/ogi/2014/192087/cta/)
Sommers MS. (2007) Defining patterns of genital injury sexual assault: A review. DOI: (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3142744/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app