Kenali Ciri Keputihan yang Tak Normal dan Penyebabnya

Dipublish tanggal: Jun 21, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Sep 4, 2019 Waktu baca: 2 menit
Kenali Ciri Keputihan yang Tak Normal dan Penyebabnya

Keputihan merupakan kejadian normal yang dialami oleh wanita ketika mengalami perubahan pada siklus haid. Cairan yang keluar memiliki tekstur yang lengket serta kental dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Keputihan juga bisa menjadi pertanda sehat tidaknya organ intim.

Ada beberapa kasus keputihan yang tak normal dan itu harus Anda waspadai. Gejalanya tentu berbeda dengan keputihan normal yang biasa dialami oleh wanita setiap bulannya. Lantas bagaimana ciri keputihan tak normal dan apa saja penyebabnya? Temukan jawabannya di bawah ini.

Ciri Keputihan yang Normal

Sebelum mengetahui ciri dari keputihan yang tak normal, ada baiknya Anda mengenal seperti apa keputihan yang normal. Banyak wanita yang mengeluh ketika mengalami keputihan disebabkan karena rasa yang tak nyaman dan bau yang kadang menyengat. Namun sebenarnya keputihan adalah hal yang normal dialami wanita terutama sebelum haid dan saat masa ovulasi.

Dalam keadaan normal, tekstur keputihan agak lengket dan berwarna putih. Cairan keputihan tersebut berfungsi untuk mengeluarkan bakteri jahat dan kuman yang ada dalam organ intim. Jadi kondisi vagina menjadi lebih bersih dan sehat. Selain itu cairan keputihan juga dipercaya bisa mencegah terjadinya infeksi.

Ciri Keputihan Tak Normal yang Harus Diwaspadai

Meski dianggap hal yang wajar, namun ada baiknya Anda mewaspadai jika mengalami keputihan yang terasa tidak normal. Apabila saat cairan keputihan keluar dan menyebabkan bagian vagina terasa sakit, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan secepatnya sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada organ intim. 

Ada beberapa ciri keputihan tak normal yang perlu Anda waspadai. Beberapa diantaranya adalah:

  • Jika keputihan memiliki aroma amis, berwarna putih, kuning, dan abu-abu, dan disertai dengan rasa gatal kemerahan, itu menandakan kondisi yang tidak normal. Penyebabnya adalah serangan bakteri pada area vagina atau yang kerap disebut dengan bacterial vaginosis.
  • Kondisi vagina membengkak saat cairan keputihan keluar dalam jumlah yang banyak. Pada area vulva juga terasa nyeri dan gatal-gatal. Kelainan ini disebabkan oleh infeksi jamur vagina.
  • Warna cairan keputihan cokelat dan berdarah. Disertai juga dengan rasa sakit pada pinggul bagian bawah dan menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur.
  • Warna cairan berwarna kuning kehijauan, rasa gatal pada vagina serta rasa nyeri dan bau amis. Kondisi ini dapat menandakan penyakit trikomoniasis.

Jadi keputihan yang tak normal bisa menjadi pertanda Anda menderita suatu penyakit yang bisa jadi cukup berbahaya. Karena itu jika mengalami ciri-ciri yang disebutkan diatas, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya penyakit pada organ intim Anda.

Penyebab Keputihan Tidak Normal

Keputihan yang tak normal disebabkan oleh infeksi dan peradangan pada vagina. Penyebab infeksi pada vagina secara umum berasal dari 3 kelompok mikroorganisme. Diantaranya adalah:

Jamur
Kasus keputihan yang disebabkan karena infeksi jamur Candida albicans memiliki persentase yang cukup tinggi yaitu antara 15-42%. Infeksi jamur pada vagina ini rentan menyerang wanita yang sedang hamil.

Bakteri
Jenis bakteri yang menyebabkan infeksi vagina adalah Gardnerella vaginalis. Bakteri ini mengakibatkan area vagina meradang dan mengeluarkan keputihan yang tak normal.

Parasit
Persentase infeksi yang disebabkan oleh parasit jenis Trikomonas vaginalis memang tidak terlalu tinggi yaitu berkisar 5,1-20%. Meski begitu dampak yang dihasilkan cukup berbahaya dan harus mendapatkan penanganan secepatnya.

Keputihan yang tak normal bisa dicegah dengan rajin menjaga kebersihan vagina. Selain itu konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala keputihan yang tak normal supaya penyebab infeksi dapat ditangani secepatnya.


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app