Ciri-ciri Keputihan Yang Normal dan Tidak Normal

Dipublish tanggal: Mar 8, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Agu 22, 2019 Waktu baca: 3 menit

Sudah menjadi paradigma di masyarakat dan mungkin termasuk Anda bahwa keputihan adalah sesuatu yang buruk dan perlu untuk “dihilangkan”. Padahal, cairan dari vagina Anda adalah bagian normal dari sistem reproduksi wanita

Cairan keputihan tersebut berasal dari kelenjar di leher rahim dan dinding vagina, yang membawa sel-sel mati dan bakteri keluar dari tubuh Anda. Oleh karena itu, keputihan justru membantu menjaga vagina Anda tetap bersih dan mencegah terjadinya infeksi.

Keputihan biasanya lebih banyak terjadi pada saat stres, kehamilan, atau aktivitas seksual. Namun, berhati-hatilah jika keputihan yang Anda alami adalah keputihan patologis atau tidak normal. 

Tandanya cukup mudah, keputihan patologis dapat dilihat dari warna, konsistensi, volume, dan bau yang tidak seperti biasanya tergantung penyebab keputihannya. 

Selain itu ada gejala lain yang mungkin menyertai keluhan keputihan Anda, baik dialami sebelum/bersamaan/setelah keluarnya keputihan misalnya keluhan seperti gatal, nyeri berkemih, nyeri panggul, nyeri saat behubungan intim dan panas pada vagina.

Keputihan patologis biasanya disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyebab non-infeksi biasanya berkaitan dengan adanya benda asing (seperti alat kontrasepsi spiral) atau penyakit lain, seperti kanker serviks

Sedangkan penyebab infeksi meliputi infeksi bakteri, jamur dan parasit. Tiga penyebab inilah yang sering dialami oleh Anda, terutama wanita usia produktif yang masih aktif secara seksual.

Bagaimana keputihan yang dianggap normal?

Beberapa wanita hanya mengalami keputihan sesekali saja, namun ada juga yang mengalaminya cukup sering. Ada wanita yang hanya mengeluarkan sedikit saja keputihan, tapi ada juga yang volumenya lebih banyak.

Cairan keputihan biasanya akan cenderung lebih banyak saat Anda sedang ovulasi (proses pelepasan telur yang telah matang di dalam rahim), menyusui, terangsang secara seksual, menggunakan pil KB, atau saat Anda sedang stress.

Selain volume cairan, yang juga berbeda-beda pada setiap wanita adalah aroma, warna, dan tekstur keputihan. Keputihan yang Anda alami mungkin dapat cair, lengket, elastis, dan ada pula yang kental. Namun, cairan keputihan yang normal biasanya berwarna jernih (transparan) atau putih.

Bgaimana keputihan yang tidak normal?

Secara umum, jika cairan keputihan Anda tiba-tiba berubah serta aroma atau teksturnya tak lagi seperti biasanya, ini menandakan kemungkinan ada masalah pada kesehatan vagina Anda.

Bagaimana membedakan keputihan yang Anda alami normal atau tidak?

Berikut beberapa tips membedakan keputihan yang Anda alami normal atau tidak:

Perhatikan kondisi keputihan

Kondisi cairan vagina menjadi kunci penting membedakan penyebab. Pada infeksi bakteri, cairan biasanya berwarna putih sampai keabu-abuan dan homogen. 

Jumlahnya sangat banyak dan lengket, sehingga mudah menempel pada pakaian dalam. Dinding vagina juga dipenuhi oleh lapisan keputihan. Sedangkan infeksi jamur menunjukkan kekentalan seperti keju atau gumpalan susu. Berwarna putih kekuningan, awalnya sedikit, bila bertambah parah, keputihan semakin banyak jumlahnya. 

Pada infeksi parasit, keputihan agak beda. Warnanya kuning kehijauan, lengket, dan jumlah bertambah sedikit demi sedikit per harinya. Kadang kala terlihat buih pada keputihannya.

Perhatikan bau keputihan

Keputihan yang normal tidak berbau, sedangkan keputihan patologis akan menimbulkan bau yang khas. Keputihan akibat infeksi bakteri biasanya berbau amis, sedangkan keputihan akibat infeksi jamur kadangkala tidak berbau.

Bau yang paling khas adalah pada keputihan akibat infeksi parasit. Keputihan berbau busuk dan semakin parah ketika berhubungan seksual. Biasanya partner seksual pasien juga mengeluhkan bau tersebut.

Gejala penyerta keputihan

Gejala penyerta keputihan juga dapat memberikan petunjuk tentang penyebab keputihan yang dialami. Pada infeksi bakteri, gejala penyerta yang paling sering dikeluhkan adalah rasa gatal. Pasien cenderung menggaruk, sehingga vagina bisa kemerahan sampai lecet.

Pada infeksi akibat jamur, rasa panas pada vagina mendominasi. Hal ini lebih parah dialami wanita hamil, karena biasanya kondisi organ kewanitaan lebih lembap, sehingga pertumbuhan jamur semakin banyak.

Keputihan akibat parasit biasanya tidak menunjukkan gejala penyerta pada fase awal. Namun bila sudah fase lanjut, gejala penyertanya lebih banyak, yaitu gatal pada vagina, nyeri saat buang air, bahkan nyeri saat berhubungan seksual.

Setelah mengetahui bagaimana keputihan normal dan tidak normal, Anda tetap disarankan untuk konsultasikan kesehatan organ reproduksi Anda jika keputihan normal telah berubah menjadi keputihan abnormal, yang ditandai dengan perubahan warna keputihan menjadi berwarna kuning atau hijau, berbau busuk, serta muncul rasa gatal dan perih.


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vaginal Discharge: Causes, Treatments, and Colors. Healthline. (https://www.healthline.com/symptom/vaginal-discharge)
Vaginal Discharge: Causes, Types, Diagnosis and Treatment. WebMD. (https://www.webmd.com/women/guide/vaginal-discharge-whats-abnormal)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app