Horny - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 5, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Mar 27, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apakah Kapalan? 

Kapalan adalah penebalan dan pengerasan kulit di permukaan paling luar kulit. Kapalan dapat terbentuk di tangan, kaki, atau bagian tubuh lain yang mengalami gesekan berulang. 

Kapalan merupakan hal umum yang dapat terjadi pada semua orang, menimbulkan rasa tidak nyaman, tanpa rasa sakit, tetapi dapat diobati. Kapalan atau callus terbentuk sebagai reaksi tubuh untuk melindungi bagian kulit yang sensitif. Beberapa jenis kapalan bisa terbentuk dari cara berjalan yang salah.

Apakah Penyebab Kapalan?

Penyebab Kapalan

Kondisi kapalan atau penebalan pada kulit terjadi sebagai mekanisme pertahanan alami untuk memperkuat lapisan kulit yang mengalami gesekan atau tekanan yang berulang dan terus menerus. 

Oleh karena itu, kapalan sering terbentuk pada bagian telapak kaki, karena kaki berperan dalam menopang berat tubuh. Tekanan dan gesekan berulang yang terjadi pada kulit dapat disebabkan oleh:

  • Penggunaan sepatu yang tidak sesuai ukuran atau penggunaan sepatu ber-hak tinggi secara rutin. Sepatu dengan ukuran yang terlalu kecil dapat memberikan tekanan pada telapak kaki. Sepatu yang terlalu longgar akan menyebabkan gesekan berulang pada alas sepatu, ujung sepatu, atau jahitan pada bagian dalam sepatu.
  • Penggunaan sepatu tanpa kaus kaki, juga dapat menyebabkan timbulnya kapalan akibat adanya gesekan berulang antara telapak kaki dengan permukaan bagian dalam sepatu.
  • Seseorang dengan aktivitas yang memberikan tekanan tinggi pada kaki seperti pelari, atlet, dan orang yang banyak berjalan, memiliki risiko mengalami kapalan lebih tinggi.
  • Penggunaan alat atau instrument dengan tangan secara terus-menerus dapat menimbulkan kapalan pada tangan karena adanya tekanan yang berulang saat mengoperasikan instrumen.

Gejala Kapalan

Tanda dan gejala yang muncul karena kapalan, antara lain:

  • Adanya penebalan di permukaan kulit
  • Adanya pengerasan berupa benjolan
  • Kulit yang mengalami penebalan, berwarna abu-abu atau kekuningan
  • Kulit yang menebal terasa kasar, kering, dan pecah-pecah
  • Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit

Faktor risiko Kapalan

Meski penyebab pasti kanker vulva belum diketahui, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjangkit penyakit ini, yaitu:

  • Pertambahan usia. Rata-rata usia pasien dengan kanker vulva adalah 65 tahun
  • Terpapar infeksi HPV (human papilloma virus)

Kapan harus menghubungi dokter?

Kapalan, meski menimbulkan rasa tidak nyaman, tidak selalu harus merujuk ke dokter untuk penanganannya. Namun, pada beberapa kondisi berikut, sangat penting untuk segera menghubungi dokter:

  • Apabila Anda memiliki diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah. Adanya kapalan dapat menimbulkan infeksi apabila terdapat kondisi penyakit tersebut.
  • Apabila terdapat cairan jernih atau nanah pada kapalan, menandakan adanya infeksi atau perlukaan yang memerlukan penanganan segera
  • Apabila timbul kapalan berulang-ulang. Dokter akan membantu menemukan penyebab terjadinya kapalan yang berulang
  • Apabila kapalan berwarna kemerahan, menimbulkan rasa sakit dan rasa hangat apabila disentuh, juga merupakan tanda-tanda adanya infeksi yang perlu ditangani segera

Bagaimana Pengobatan Kapalan?

Diagnosis

Untuk mendiagnosis kapalan, biasanya pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk memeriksa penebalan kulit yang terjadi, serta untuk mengetahui apakah penebalan kulit yang terjadi disebabkan oleh kutil, kista, atau kapalan.

Selain pemeriksaan fisik, dokter dapat menganjurkan penderita untuk melakukan tes rontgen untuk memeriksa perubahan fisik yang mungkin dapat menjadi faktor risiko terbentuknya kapalan.

Terapi atau penanganan

Kapalan dapat ditangani dengan mencegah aktivitas yang dapat menimbulkan tekanan atau gesekan berulang pada permukaan kulit, misalnya dengan menggunakan sepatu dengan ukuran yang sesuai. Akan tetapi apabila timbul rasa nyeri atau tanda-tanda infeksi pada kapalan, dokter akan memberikan terapi:

  • Pengelupasan bagian kulit yang mengeras dan menebal dengan pisau bedah.
  • Pemberian obat-obatan penghilang kapalan, misalnya sediaan obat tetes yang mengandung asam salisilat sebesar 40%. Asam salisilat pada sediaan ini berfungsi sebagai keratolitik untuk menghilangkan zat keratin yang membentuk kapalan. Akan tetapi, sediaan asam salisilat ini dikontra-indikasikan bagi penderita diabetes karena dapat memperparah kondisi kapalan
  • Pemberian antibiotik untuk kasus kapalan yang telah terkena infeksi
  • Apabila kapalan disebabkan oleh kelainan pembentukan tulang, dokter akan merekomendasikan operasi ortopedi untuk mengkoreksi kelainan tulang.

Beberapa pilihan terapi atau penanganan kapalan dapat dilakukan Anda sendiri di rumah, dengan cara:

  • Mengenakan bantalan atau alas sepatu untuk mengurangi gesekan dan tekanan pada telapak kaki
  • Merendam kaki atau bagian tubuh yang kapalan dengan air hangat dengan sedikit sabun untuk melunakkan kulit yang mengeras agar mudah dihilangkan
  • Menggunakan pelembab pada bagian yang kapalan di kaki dan tangan
  • Menggunakan sepatu sesuai ukuran dan memakai kaus kaki yang nyaman

11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Hicks, R. WebMD (2016). Corns and Calluses: Symptoms, Diagnosis and Treatment. (https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/understanding-corns-calluses-treatment)
Bernstein, L. WebMD (2017). Understanding Corns and Calluses. (https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/understanding-corns-calluses-symptoms)
American Academy of Dermatology Association. (2018). Corn and Calluses. How to Treat Corn and Calluses (https://www.aad.org/injured-skin/treat-corns-calluses)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app