Jangan Asal Pakai Pil KB, Ini Efek Samping yang Bisa Terjadi!

Dipublish tanggal: Jun 1, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Jangan Asal Pakai Pil KB, Ini Efek Samping yang Bisa Terjadi!

KB atau keluarga berencana yang menetapkan dua anak saja cukup sudah lama dikenal di Indonesia sejak zaman Pak Soeharto. Banyak wanita di Indonesia yang sudah menikah menggunakan KB sebagai pengatur jumlah anak dalam keluarga mereka. Kementerian Kesehatan Indonesia mengutarakan ada sekitar 75 persen wanita Indonesia menggunakan KB dengan berbagai macam metode.

Dari jumlah 75 persen tersebut, setidaknya sebanyak 59,3% wanita dengan status sudah menikah menggunakan KB modern. KB modern yang dimaksudkan adalah pil KB, implant, suntik KB, dan IUD. 

Untuk para wanita yang sudah menikah dan menggunakan KB tentu sudah tidak asing dengan beragam istilah KB di atas. Namun untuk yang baru menikah dan berniat menggunakan KB, ketahui dulu beberapa informasi penting di bawah ini.

Cara Kerja Pil KB

Pertama, wanita menikah dan menginginkan menggunakan KB di masa kesuburannya harus mengetahui beberapa cara mencegah kehamilan. Kehamilan bisa tercegah sebesar 95% asalkan diaplikasikan secara rutin. 

Ada berbagai hal yang membuat KB efektif bagi tubuh. Di antaranya KB mencegah ovulasi atau terjadinya pelepasan sel telur dari indung telur yang terjadi pada wanita.

Cara kerja KB yang kedua adalah pengentalan terhadap lendir di leher rahim yang bertujuan supaya sperma mengalami kendala ketika melakukan perjalanan menuju dinding rahim. 

Cara kerja berikutnya adalah tercegahnya pematangan pada dinding rahim sehingga ketika semestinya terjadi pembuahan, pembuahan itu tidak terjadi. Nanti hasilnya ketika seharusnya menjadi janin, maka akan meluruh menjadi darah haid.

Efek Samping Pil KB

Jenis KB itu ada berbagai macam, di antaranya melalui konsumsi pil KB yang bisa mendatangkan efek solutif dan sebaliknya. Ini terjadi jika penggunaan pil KB tidak sesuai dengan ketentuan. Ada beberapa efek samping yang bisa didapatkan, di antaranya:

Perdarahan Ringan Sampai Hebat
Efek samping pertama dari penggunaan pil KB adalah terjadinya perdarahan di luar masa menstruasi yang semestinya. Bisa juga ditandai dengan adanya bercak darah di luar jadwal menstruasi tersebut. 

KB menggunakan pil memang terkenal akurat mencegah kehamilan. Akan tetapi, bila perdarahan terus menerus terjadi selama 3 hari dan terbilang berat, otomatis Anda harus segera peka dan mengkonsultasikan ke dokter.

Mual Berlebih
Mengaplikasikan KB dalam bentuk pil ke dalam tubuh akan menimbulkan efek samping mual berlebih yang tidak tertahankan. Konon, kalau konsumsi pil KB sebelum jam tidur dilakukan bisa meminimalisir rasa mual yang dialami oleh pengguna. 

Tapi, jika dirasa kondisi mual tidak normal, sebaiknya segera konsultasikan diri Anda dengan dokter agar bisa segera memberikan penanganan akurat kepada Anda.

Nyeri Payudara
Mengonsumsi pil KB juga bisa menimbulkan efek nyeri berlebih pada payudara, namun reaksi ini tidak lama terjadi. Pasalnya ketika mula-mula mengonsumsi pil, kondisi nyeri bisa terjadi namun masih bisa diatasi dengan membatasi jumlah kafein yang dikonsumsi. Anda juga bisa mendapatkan kondisi pemulihan segera jika memilih bra yang baik dan bagus untuk mendukung payudara kembali normal.

Berat Badan Tidak Proporsional
Terakhir ketika mengkonsumsi pil KB tidak jarang pula ada efek samping seperti meningkatnya berat badan pada wanita. Ini menyebabkan wanita akan terus atau dalam waktu lama memiliki bobot tubuh yang tidak proporsional. 

Memang tidak semua wanita mengalami kondisi seperti ini, namun kebanyakan yang terjadi pasca menggunakan KB adalah bobot tubuh berlebih pada wanita si pengguna KB itu sendiri.

Itu dia beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum benar-benar memilih alat kontrasepsi atau KB. Pastikan semua poin di atas diperhatikan agar tidak menyesal di kemudian hari.


28 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app