HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Involuntary Movement - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 30, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 4 menit

Involuntary movement terjadi ketika tubuh Anda bergerak dengan sendirinya tanpa Anda kendalikan dan terjadi tanpa disengaja. Gerakan-gerakan ini bisa muncul dalam berbagai macam bentuk, mulai dari goyangan kepala, berkedut, menyentakan kaki hingga tremor atau kejang yang lebih lama. Anda dapat mengalami involuntary movement pada hampir semua bagian tubuh, termasuk leher, wajah, dan anggota badan.

Involuntary movement bisa disebabkan oleh berbagai gangguan saraf, umumnya involuntary movement bukan suatu kondisi medis yang dapat mengancam nyawa. Namun, pada beberapa kasus tertentu, involuntary movement dapat menjadi masalah yang berkelanjutan, dan dapat memburuk seiring waktu.

Ada beberapa jenis involuntary movement yang dapat terjadi. Misalnya Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan timbulnya kedutan otot kecil pada otot yang terkena. Dalam dunia kedokteran, involuntary movement dibagi menjadi:

Tardive Dyskinesia (TD)
Tardive dyskinesia (TD) adalah kondisi neurologis. TD disebabkan akibat kelainan di otak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan untuk mengatasi gangguan jiwa. Orang dengan TD sering menunjukkan gerakan wajah berulang yang tidak terkendali yang meliputi:

  • meringis
  • mata berkedip cepat
  • Menjulurkan lidah
  • mengerucutkan bibir

Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), tetrabenazine adalah satu-satunya obat yang saat ini disetujui untuk mengatasi kondisi ini. Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda untuk menentukan perawatan apa yang tepat untuk Anda.

Tremor
Tremor adalah gerakan gemetaran pada bagian tubuh tertentu. Tremor terjadi karena kontraksi otot sporadis. Menurut Stanford School of Medicine, kebanyakan orang mengalami tremor sebagai respons terhadap faktor-faktor seperti gula darah rendah, reaksi penarikan alkohol, dan kelelahan. Namun, tremor juga dapat terjadi akibat kondisi mendasar yang lebih serius, seperti multiple sclerosis dan penyakit Parkinson.

Myoclonus
Myoclonus ditandai dengan gerakan menyentak yang cepat, seperti kejutan,. Myoclonus mungkin muncul secara alami saat Anda tertidur atau pada saat-saat ketika Anda terkejut. Namun, myoclonus juga dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan mendasar yang serius, seperti epilepsi atau penyakit Alzheimer.

Tics
Tics adalah gerakan berulang yang terjadi secara tiba-tiba. Tics dikelompokan menjadi dua, yaitu tics sederhana dan tics yang kompleks. Mengangkat bahu secara berlebihan atau melenturkan jari adalah contoh tics sederhana. Melompat berulang-ulang dan tepuk tangan secara berulang adalah contoh dari tics yang kompleks.

Pada orang dengan usia muda, tics paling sering disebabkan oleh sindrom Tourette. Tics motorik yang terjadi akibat kelainan ini dapat menghilang dalam waktu singkat. Individu yang terkena sindrom ini juga mungkin mengalami kelumpuhan.

Pada orang dewasa, tics dapat terjadi sebagai gejala penyakit Parkinson. Tics yang timbul pada orang dewasa juga bisa disebabkan oleh trauma atau penggunaan obat-obatan tertentu, seperti metamfetamin.

Athetosis
Athetosis mengacu pada gerakan yang lambat dan menggeliat. Menurut Stanford School of Medicine, jenis gerakan tak terkendali ini paling sering menyerang tangan dan lengan.

Apa penyebab terjadinya involuntary movement?

Ada beberapa penyebab potensial yang dapat menyebabkan terjadinya involuntary movement. Secara umum, gerakan tidak sadar menunjukkan kerusakan pada saraf atau area otak yang mempengaruhi koordinasi motorik.

Penyebab terjadinya involuntary movement pada anak-anak

Pada anak-anak, beberapa penyebab yang paling sering menyebabkan terjadinya involuntary movement adalah hipoksia, atau kekurangan oksigen pada saat kelahiran. Selain itu, kernikterus atau sakit kuning dan cerebral palsy juga merupakan gangguan neurologis yang dapat mempengaruhi gerakan tubuh dan fungsi otot.

Penyebab terjadinya involuntary movement pada orang dewasa

Pada orang dewasa, beberapa penyebab paling umum terjadinya involuntary movement meliputi:

Bagaimana mencegah terjadinya involuntary movement?

Involuntary movement yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu seperti penyakit parkinson atau kelainan genetik seperti penyakit huntington mungkin sulit untuk dicegah. 

Sedangkan involuntary movement yang mungkin disebabkan oleh kelainan seperti stroke mungkin dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat untuk menghindari terjadinya stroke.

Pencegahan involuntary movement menjadi tantangan tersendiri dalam praktik klinis, karena pencegahannya harus dilakukan secara spesifik sesuai dengan masing-masing individu dan faktor resiko yang dimiliki.

Bagaimana cara mengobati involuntary movement?

Tingkat kesembuhan dari involuntary movement dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan gejala yang Anda miliki. Untuk mengobati involuntary movement, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah mengetahui penyebab mendasar yang menyebabkan Anda mengalami gerakan yang tidak terkendali.

Anda harus mengatasi penyakit mendasar yang menyebabkan terjadinya involuntary movement. Untuk mengatasi involuntary movement yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan dapat dilakukan dengan menghentikan penggunaan obat atau mengurangi dosisnya, 

konsultasikan dengan dokter Anda mengenai hal tersebut. Sedangkan untuk penyakit seperti parkinson, stroke, gangguan kejang, tumor, dapat diatasi sesuai dengan penanganannya masing-masing.

Aktivitas fisik juga dapat membantu Anda meningkatkan koordinasi. Aktivitas fisik juga dapat membantu memperlambat kerusakan otot. Aktivitas fisik yang dapat Anda lakukan meliputi :

  • renang
  • peregangan
  • latihan keseimbangan
  • berjalan

Anda mungkin membutuhkan grup pendukung untuk membantu Anda melewati kondisi ini. Mintalah bantuan dokter Anda untuk menemukan dan bergabung dengan kelompok jenis ini.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app