Tardive Dyskinesia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Tardive Dyskinesia adalah gerakan yang tidak disengaja atau abnormal yang muncul akibat penggunaan obat untuk mengobati schizoprenia atau masalah pada kesehatan mental lain.

Hal ini biasanya diredakan dengan pengobatan antipsikotik seperti haloperidol, fluphenazine atau trifluoperazine. Obat-obat tersebut menghambat kerja reseptor dopamine pada otak.

Tardive dyskinesia dapat dihindari jika diketahui pada stadium awal. Hal tersebut dengan menghentikan hal-hal penyebab terjadinya gerakan abnormal yang mungkin permanen. Pada suatu waktu jika obat anti psikotik dihentikan setelah tardive dyskinesia muncul dalam waktu lama, kondisi penderita mungkin akan memburuk.

Tidak semua pengguna obat psikotik mengalami hal ini. Gerakan abnormal ini mungkin bersifat permanen namun kamu dapat mengontrol dengan meringankan gejalanya. Hal yang mungkin dokter lakukan yaitu mengurangi dosis obat psikotik, menambah obat lain yang bekerja sebagai antidote atau mengganti obat antipsikotik lainnya.

Gejala

Tardive dyskinesia menyebabkan gerakan kaku atau tiba-tiba yang sulit dikontrol. Gerakan abnormal ini dapat terjadi pelan atau lambat dan menyebabkan kamu kesulitan untuk tetap aktif dan bekerja keras. Beberapa gerakan tersebut yaitu:

  • Dyskinesia orofacial atau bucco lingual, yaitu gerakan abnormal pada bagian wajah. Beberapa gerakan tersebut yaitu menggigit lidah secara tiba-tiba, mengedipkan mata dengan cepat, mengunyah, menghentak atau melipat bibir, mengempiskan pipi, mengerut atau mendengus.
  • Dyskinesia pada tubuh, gerakan abnormalyang mempengaruhi telunjuk, jari, kaki dan lengan. Beberapa gerakan tersebut yaitu menggerakkan jari, mengetukkan kaki, melpat lengan, menggerakkan pinggul dari satu sisi ke sisi lain.

Penyebab dan Resiko

Obat antipsikotik atau juga disebut neuroleptic mengobati bipolar disorder, schizophrenia dan masalah otak lain. Obat ini menghambat reaksi kimia otak yang disebut dopamine. Hal ini membantu sel otak berinteraksi satu sama lain dan membuat otot bergerak lebih halus. Ketika kadar dopamine sedikit, gerakan akan menjadi tidak terkontrol.

Biasanya Tardive muncul paling tidak setelah 3 bulan penggunaan obat antipsikotik. Beberapa studi menyebutkan obat antipsikotik versi lama maupun baru memiliki resiko yang sama. Obat antipsikotik versi lama misalnya fluphenazine, thioridazine, haloperidol, trifluoperazine, chlorpromazine.

Kemungkinan menderita tardive semakin besar jika kamu semakin lama menggunakan obat antipsikotik. Selain obat antipsikotik, obat untuk mengobati mual, refluks dan masalah perut lain dapat menyebabkan tardive jika digunakan lebih dari 3 bulan.

Obat tersebut yaitu metoclopramide da prochlorperazine. Resiko menderita tardive semakin meningkat jika kamu:

  • Wanita yang telah mengalami menopause;
  • Berusia lebih dari 55 tahun;
  • Menyalahgunakan alcohol atau narkoba;
  • Berasal dari ras afrika-amerika atau asia-amerika.

Diagnosis

Sulit untuk mendiagnosa tardive karena gejala muncul setelah beberapa bulan hingga tahun penggunan obat antipsikotik. Bahkan gejala mungkin muncul ketika kamu menghentikan penggunaan obat. Karena ini rasanya sulit untuk mengetahui obat mana yang menyebabkan tardive.

Untuk mengetahui apakah kamu menderita tardive setelah penggunaan obat, biasanya dokter akan melakukan tes  setidaknya sekali dalam setahun. Tes fisik tersebut bernama skala gerakan abnormal.

Tes ini membantu dokter mengukur gerakan abnormal yang terjadi. Tes ini juga dapat digunakan untuk menguji maslaah kesehatan lain seperti cerebral palsy, penyakit Huntington, Parkinson, stroke atau sindrom Tourette. Untuk mengetahui kondisi tersebut kamu mungkin perlu melakukan tes darah, CT scan atau MRI scan.

Pengobatan dan Pencegahan

Ketika dokter meresepkan obat baru, coba tanyakan efek sampingnya. Efek samping obat seharusnya lebih kecil daripada keuntungan penggunaan obat. Dokter mungkin akan mengganti dengan obat lain yang beresiko lebih kecil menmunculkan tardive atau mengurangi dosisnya.

Jangan berhenti menggunakan obat tanpa anjuran dokter. Terdapat dua obat yang telah disetujui oleh FDA untuk mengobati tardive yaitu valbenazine dan deutrabenazine. Kedua obat ini bekerja dengan cara yang sama. Keduanya mengatur sejumlah dopamine yang mengalir dalam otak pada bagian yang mengatur mengenai gerakan. Keduanya mungkin menyebabkan ngantuk.

Penggunaan deutetrabenazine pada penerita penyakit Huntington terkadang menyebabkan depresi. Beberapa herbal atau vitamin mungkin dapat membantu mengobati tardive meskipun belum ada bukti medis mengenai efek penggunaannya.

Beberapa diantaranya adalah melatonin, ginkgo biloba, vitamin E dan B6. Sebelum mengonsumsi pengobatan alami tersebut diskusika dengan dokter mengenai interaksi obat yang mungkin akan terjadi.   


24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app