HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Hyperventilation - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mei 6, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Waktu baca: 3 menit

Hiperventilasi adalah suatu kondisi di mana seseorang mulai bernapas dengan sangat cepat. Pernapasan normal terjadi ketika jumlah oksigen yang dihirup, seimbang dengan karbon dioksida yang dikeluarkan. 

Saat seseorang menghembuskan lebih banyak karbondioksida dibandingkan dengan oksigen yang dihirup, maka dapat menyebabkan ketidakseimbangan asam-basa dalam tubuh.

Jumlah karbon dioksida yang rendah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Berkurangnya pasokan darah ke otak dapat menyebabkan gejala-gejala seperti sakit kepala ringan dan kesemutan. 

Namun jika hal ini terus menerus terjadi, maka dapat menyebabkan pernapasan cepat sebagai upaya untuk mencukupi kebutuhan oksigen otak yang disebut dengan hiperventilasi. Hiperventilasi yang parah dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.

Hiperventilasi juga dapat terjadi sebagai respons panik, atau saat seseorang menghadapi hal yang menakutkan, stres, atau fobia. Hiperventilasi adalah kondisi yang jarang terjadi secara umum. 

Namun ketika seseorang sering mengalami hiperventilasi maka dapat dikatakan jika seseorang tersebut menderita sindrom hiperventilasi.

Hiperventilasi juga dikenal sebagai:

  • pernapasan dalam yang cepat (atau cepat)
  • bernafas berlebihan

Apa penyebab seseorang mengalami Hiperventilasi?

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami hiperventilasi. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh gangguan cemas, serangan panik, gugup, atau stres.

Penyebab lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami hiperventilasi, termasuk:

Gejala Hiperventilasi

Hiperventilasi bisa menjadi masalah serius. Gejala dapat berlangsung selama 20 hingga 30 menit. Hiperventilasi dapat disertai oleh gejala penyerta seperti :

  • nyeri dada
  • demam
  • perdarahan
  • merasa cemas, gugup, atau tegang
  • detak jantung berdebar dan kencang
  • masalah dengan keseimbangan, sakit kepala ringan, atau vertigo
  • mati rasa atau kesemutan di tangan, kaki, atau di sekitar mulut
  • sesak dada

Beberapa gejala lain yang tidak spesifik dan mungkin berhubungan dengan hiperventilasi meliputi :

jika Anda memiliki gejala berulang, segera periksakan diri Anda ke dokter. Anda mungkin memiliki kondisi yang disebut sebagai sindrom hiperventilasi. Sindrom ini masih belum dipahami dengan baik dan memiliki gejala yang mirip dengan gangguan panik. Kondisi ini sering salah didiagnosis sebagai asma.

Apa yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya Hiperventilasi?

Untuk membantu mencegah terjadinya hiperventilasi, Anda dapat mempelajari teknik pernapasan dan relaksasi dengan cara:

  • meditasi
  • melatih pikiran / tubuh, seperti tai chi, yoga, atau qigong
  • berolahraga secara teratur (berjalan, berlari, bersepeda, dll.) Juga dapat membantu mencegah terjadinya hiperventilasi.

Ingatlah untuk tetap tenang jika Anda mengalami salah satu gejala hiperventilasi. Cobalah metode perawatan di rumah untuk mengatasi gejala dan pastikan untuk memeriksakan diri Anda ke dokter.

Bagaimana pengobatan Hiperventilasi ?

Jika Anda mengalami masalah pernapasan, penting untuk segera memeriksakan diri Anda ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan lengkap untuk memastikan bahwa kondisi Anda tidak dipengaruhi oleh penyakit yang dapat mengancam nyawa.

Penting untuk tetap tenang jika Anda mengalami kasus hiperventilasi akut. Tujuan dari perawatan adalah untuk meningkatkan kadar karbon dioksida dalam tubuh sehingga dapat mengembalikan keseimbangan asam basa dan dapat mengembalikan pola pernapasan dengan memperlambat laju pernapasan pada kasus hiperventilasi.

Berikut beberapa hal yang dapat Anda coba untuk mengatasi hiperventilasi.

Perawatan rumah

Anda dapat mencoba beberapa teknik di bawah ini untuk membantu mengobati kasus-kasus hiperventilasi akut:

  • Bernapaslah melalui bibir yang mengerucut.
  • Cobalah melakukan pernapasan perut
  • Tahan napas selama 10 hingga 15 detik setiap kali menarik napas  
  • Mengurangi stres
  • Akupunktur
  • Obat

Tergantung pada tingkat keparahannya, dokter Anda mungkin juga akan meresepkan obat-obatan. Contoh obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengatasi hiperventilasi meliputi:

  • alprazolam (Xanax)
  • doxepin (Silenor)
  • paroxetine (Paxil)

10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Gerhard Whitworth, R.N., Hyperventilation (https://www.medicalnewstoday.com/articles/323607.php), 7 November 2018.
Debra Sullivan, PhD, MSN, RN, CNE, COI , Hyperventilation (https://www.healthline.com/health/hyperventilation), 14 April 2017.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app