Hipremesis Gravidarum : Gejala, Diagnosis, Hingga Penanganan

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Apr 24, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apa itu Hiperemesis Gravidarum 

Hiperemesis gravidarum adalah suatu kondisi mual dan muntah yang terjadi pada masa kehamilan ibu. Hiperemesis gravidarium muncul pada trimester pertama atau mulai dari usia kehamilan 6 minggu. Kondisi ini sangat menganggu kenyamanan dan beresiko membahayakan janin apabila tidak ditangani. Sebagian ibu juga dapat menunjukkan perbaikan gejala.

Gejala hiperemesis gravidarum biasanya bertahan hingga minggu ke-14 di masa kehamilan atau hingga bayi lahir.  Gejalanya pun bisa muncul sepanjang hari dan bukan di pagi hari saja.

Kondisi ini sering terjadi pada hampir 50% wanita di masa kehamilan dengan tingkat keparahan gejala yang berbeda-beda. Kejadian ini bisa terjadi setiap saat tanpa memandang waktu dan usia ibu.

Penyebab Hiperemesis Gravidarum 

Kondisi mual muntah sangat menganggu kenyamanan ibu tepatnya saat baru memulai masa kehamilan. Rasa mual dan muntah secara terori disebabkan adanya faktor hormonal dan infeksi. Pada temuan klinis hormon yang dikeluarkan pada kelenjar endokrin yang mempengaruhi munculnya hiperemesis gravidarum antara lain:

  1. Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG)
  2. Estogen
  3. Progesteron
  4. Prolactin hormone
  5. Adenocorticotropine hormone

Hingga kini pengaruh hormon estrogen dan HCG masih menjadi penyebab utama timbulnya gejala mual. Kelebihan estrogen meningkatkan ketosis akibat timbunan asam dan aseton. Peningkatan HCG menimbulkan relaksasi otot organ pencernaan sehingga memicu makanan kembali lagi ke atas.

Selain gangguan hormon, adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya kondisi ini antara lain:

  1. Infeksi bakteri (biasanya disebabkan oleh Helicobacter pylori)
  2. Kekurangan nutrisi saat hamil
  3. Kelainan pada metabolisme pencernaan
  4. Gangguan psikis (stres, pengaruh lingkungan, kondisi keluarga, pekerjaan)
  5. Pernah mengalami hiperemesis gravidarum di kehamilan sebelumnya
  6. Mengandung anak perempuan atau kembar
  7. Riwayat keluarga dekat yang juga memiliki hiperemesis gravidarum
  8. Mengalami mola hidatidosa (hamil anggur

Gejala Hiperemesis Gravidarum

Gejala umum pada hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah. Rasa mual dapat terjadi pada pagi hari sehingga muncul morning sickness. Secara klinis gejala hiperemesis gravidarum dibagi menjadi 3 tingkatan:

  1. Hiperemesis gravidarum tingkat 1
    Gejala awal yang ditemui yaitu muntah. Lalu diikuti dengan badan lemas dan kurang nafsu makan.
  2. Hiperemis gravidarum tingkat 2
    Badan ibu menjadi semakin lelah. Lidah kotor, tekanan darah menurun, terlihat kekuningan. Tercium bau asam aseton dari mulut.
  3. Hiperemesis gravidarum tingkat 3
    Pada tingkat 3 biasanya muntah berhenti. Tetapi terjadi kekurangan cairan drastis yang beresiko koma. Ditemukan penurunan tekanan darah dan kekurangan nutrisi.

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Diperlukan pemeriksaan oleh dokter melalui fisik dan laboratorium penunjang. Pemeriksaan fisik dimulai dari keadaan ibu akibat muntah yang terus-menerus. Kondisi yang sering ditemukan pada hiperemesis gravidarum adalah  lemas seluruh tubuh akibat dehidrasi berat

Dokter juga memeriksa riwayat kehamilan seperti haid terakhir, usia kehamilan, dan adanya pemicu terjadinya kondisi ini. Keparahan gejala dihitung dengan standar skor bernama PUQE atau (Pregnancy Unique Quantification of Emesis)

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain:

  1. Pemeriksaan darah lengkap
    Untuk mendeteksi adanya keterlibatan infeksi
  2. Fungsi Hati
    Menentukan perbedaan penyakit bilamana terjadi pada hati.
  3. Pemeriksaan Urin
    Pemeriksaan urin dengan dipstick menentukan adanya keton dalam urin
  4. Elektrolit
    Mendeteksi kekurangan cairan
  5. Gula darah
    Mendeteksi kekurangan gula darah akibat muntah berlebihan.

Penanganan Hiperemesis Gravidarum

Obat utama pada hiperemesis gravidarum adalah antiemetik. Obat antiemetik dapat menghambat respon muntah. Contohnya yaitu metoclopramide dan ondansetron. Jika ditemukan kekurangan cairan yang parah maka penderita perlu diberikan infus cairan hidrasi dengan salin ditambah obat antiemerik

Kondisi serius seperti pada hiperemesis gravidarum tingkat 3 dapat menimbulkan kelainan organ hati dalam menyaring lemak, koma, dan gangguan psikologis seperti ensefalopati wernicke. Kondisi seperti ini menajdi komplikasi berat sehingga penderita perlu dirawat inap di rumah sakit untuk diberikan terapi cairan, terapi gula darah, terapi tambahn nutrisi, dan antihistaminPemeriksaan darah, fungsi hati, dan tiroid perlu dilakukan secara berkala

Pada Hiperemesis gravidarum perlu dikenali oleh ibu hamil karena bisa saja kondisi ini dapat muncul pada masa kehamilan. Ibu perlu mengetahui resiko berat yang dapat terjadi bila kondisi ini tidak diobat dengan penanganan khusus. Komplikasi yang sering muncul adalah penurunan berat badan drastis, malnutrisi, gangguan organ hati, organ ginjal, dan kelemahan total, hingga koma.

 


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2018). What Is Hyperemesis Gravidarum? (https://medlineplus.gov/ency/article/001499.htm)
WebMD (2018). How Often Do I Need Prenatal Visits? (https://www.webmd.com/baby/how-often-do-i-need-prenatal-visits)
KidsHealth (2014). Severe Morning Sickness (Hyperemesis Gravidarum). (https://kidshealth.org/en/parents/hyperemesis-gravidarum.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app