Hati-hati Terlalu Keras Berolahraga Dapat Menyebabkan Anemia

Dipublish tanggal: Agu 23, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 11, 2020 Waktu baca: 3 menit
Hati-hati Terlalu Keras Berolahraga Dapat Menyebabkan Anemia

Anemia defisiensi besi (ADB) adalah salah satu kondisi medis yang paling sering ditemui di praktik klinis. Angka kejadian ADB pada populasi umum adalah sekitar 2% dan meningkat menjadi> 5% pada wanita premenopause. 

Gejala-gejala yang muncul pada ADB dapat bervariasi, tetapi sebagian besar gejalanya meliputi kelelahan, berkurangnya performa dalam beraktivitas, kelemahan, sakit kepala, dan sifat lekas marah. Gejala-gejala ini juga dapat terjadi pada defisiensi besi tanpa anemia

Penyebab utama ADB tergantung pada usia. menstruasi dan gangguan malabsorbsi zat besi dalam usus kecil adalah penyebab ADB yang paling banyak dilaporkan.Walaupun bukan penyebab utama, latihan fisik adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ADB. 

Untuk mengetahui bagaimana latihan fisik dapat menyebabkan terjadinya anemia dan cara pencegahannya, mari disimak artikel yang satu ini.

Latihan fisik dapat mempengaruhi sel darah merah

Kekurangan zat besi adalah salah satu kondisi yang cukup sering terjadi pada atlet yang terlibat dalam olahraga daya tahan (resistensi). Angka kejadian anemia pada pelari maraton wanita setinggi 28% (dibandingkan dengan 11% pada populasi wanita pada umumnya). 

Sekitar 10-15% atlet dengan defisiensi besi memang memiliki kondisi anemia ringan. Khususnya jika faktor-faktor lain yang terlibat (misalnya, kurangnya asupan zat besi dan perdarahan akibat menstruasi). 

Berikut beberapa mekanisme bagaimana latihan fisik dapat menyebabkan terjadinya anemia :

  • Hemolisis akibat olahraga, akibat proses mekanik dan stres oksidatif;
  • kehilangan darah di saluran pencernaan dan saluran kemih, karena lesi mikroskopis oleh berkurangnya sirkulasi darah ke organ selama latihan; dan
  • Penurunan penyerapan zat besi, karena peningkatan produksi hepcidin dengan menginduksi respons inflamasi. Kondisi ini dapat terjadi setelah menjalani pelatihan intensif (<24 jam). Kehilangan zat besi karena keringat berlebih juga dilaporkan sebagai salah satu mekanisme yang mendasari terjadinya anemia.

Menurut Sport Med, latihan daya tahan seperti berenang, berlari, dan bersepeda meningkatkan kebutuhan tubuh Anda akan oksigen. 

Sel-sel darah merah yang merupakan pengangkut oksigen ke otot akan rusak dan dihancurkan pada tingkat yang cepat dengan latihan jangka panjang dibandingkan dengan ketika tubuh Anda beristirahat. 

Jika sel darah merah baru diproduksi sama dengan jumlah sel darah merah yang dihancurkan, tidak ada penurunan kinerja atletik. 

Sebaliknya seringkali saat seorang atlet menjalani pola latihan yang cukup berat, tubuh tidak dapat mengimbangi produksi sel darah merah dengan sel darah merah yang dihancurkan, sehingga tubuh akan mengalami anemia.

Siapa yang beresiko mengalami Anemia akibat berolahraga?

Menurut University of Rochester Medical Center meskipun kekurangan jumlah sel darah merah jarang terjadi pada atlet, orang yang memiliki jadwal berolahraga rutin, membutuhkan suplemen zat besi hingga 30 persen lebih banyak setiap hari daripada yang tidak berolahraga. 

Karena seorang atlet wanita mengalami periode kehilangan darah setiap bulannya, maka atlet wanita muda memiliki resiko mengalami anemia lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok orang mana pun. Masalah ginjal dan kekurangan vitamin A juga dapat menyebabkan anemia. 

Atlet lain yang berisiko mengalami anemia akibat olahraga adalah pelari jarak jauh dan seorang vegetarian. Pria dewasa yang sehat dan wanita pascamenopause memiliki resiko paling kecil mengalami kondisi ini.

Makanan yang penting untuk mencegah Anemia akibat berolahraga

Menambahkan makanan kaya zat besi ke dalam makanan Anda adalah cara yang aman dan sehat untuk mencegah anemia olahraga. Anda perlu mengkonsumsi produk hewani yang mengandung zat besi dalam jumlah besar seperti daging merah, ikan, dan unggas. 

Zat besi dari sumber hewani adalah jenis zat besi yang paling mudah diserap tubuh Anda. Vegetarian bisa mendapatkan zat besi dari kacang, lentil, bayam dan sayuran hijau lainnya. 

Jika Anda mendapatkan sebagian besar zat besi dari sumber nabati, ketahuilah bahwa teh hitam, kalsium, biji-bijian dan beberapa protein kedelai dapat mengurangi penyerapannya. 

Tambahkan makanan yang mengandung vitamin C seperti jeruk dan tomat ke dalam diet Anda untuk meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan nabati.

Informasi di atas bukanlah informasi pengganti dokter. Jika Anda mengalami gejala anemia yang Anda curigai dipicu oleh olahraga, segera konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan perawatan lanjut.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Morrow ES Jr. Allscripts EPSi. Mayo Clinic, Rochester, Minn. July 22, 2019.
Your guide to anemia. National Heart, Lung, and Blood Institute. https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/public/blood/anemia-yg.pdf.
Anemia. American Society of Hematology. https://www.hematology.org/Patients/Anemia/.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app