Hamil 3 Minggu: Kondisi ibu, janin, dan tips sehat

Dipublish tanggal: Feb 25, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Hamil 3 Minggu: Kondisi ibu, janin, dan tips sehat

Seperti apa rasanya ya ketika hamil 3 minggu? Pada saat ini sel telur yang telah dibuahi menempelkan diri ke dinding rahim atau disebut dengan implantasi. Gejala kehamilan belum dirasakan oleh bunda, bahkan jadwal haid selanjutnya belum terlewati sehingga bunda tidak mengetahui kalau dirinya hamil.

Kondisi janin saat hamil 3 minggu

Pada tahap ini, ukuran embrio dalam kandungan masihlah sangat kecil sehingga lebih tampak seperti sekumpulan sel, ketimbang bayi. Karena ukurannya diperkirakan hanya 0,048mm saja, maka perut hamil 3 minggu masih jauh dari buncit.

Meski demikian, kumpulan sel yang bernama blastosis tadi terus bertumbuh dan menggandakan dirinya dengan cepat. Sebagian dari blastosis ini akan berkembang jadi plasenta yang nantinya memproduksi hCG (human chorionic gonadotropin), hormon kehamilan yang terdeteksi melalui test pack. Kehadiran hormon inilah yang menyebabkan perubahan besar dalam tubuh ibu hamil, di antaranya seperti berhentinya haid maupun 'liburnya' produksi sel telur dari ovarium.

Bayi juga mulai terhubung dengan dinding rahim melalui serangkaian pembuluh darah kapiler yang menyediakan nutrisi. Pembuluh darah inilah yang nantinya berkembang menjadi tali pusat. Cairan ketuban juga mulai terbentuk untuk melindungi janin selama kehamilan. Beberapa aspek penting dari janin mulai berkembang pada minggu ini, di antaranya seperti perkembangan otak, sumsum tulang belakang, dan sistem pencernaan.

Kondisi bunda saat hamil 3 minggu

Awal minggu ke-3 biasanya merupakan waktu dimana ovulasi dan implantasi terjadi. Namun karena mayoritas perempuan tak tahu kapan saatnya sel telur dibuahi, maka periode kehamilan selalu dihitung sejak hari pertama haid terakhir hingga 40 minggu kemudian. Dari perhitungan inilah, dokter dapat menentukan HPL-nya (Hari Perkiraan Lahir).

Walau kebanyakan ibu hamil belum merasakan gejala apapun, namun ada beberapa yang mulai mengalami kram ringan dan meningkatnya volume cairan vagina ketika ovulasi. Selama ovulasi berlangsung, ovarium akan melepaskan sel telur yang matang ke saluran tuba falopi menuju rahim. Supaya pembuahan dapat berlangsung, maka sperma akan berenang melalui rahim untuk bertemu dengan sel telur di saluran tuba falopi.

Baik sperma maupun sel telur masing-masing terdiri dari 23 kromosom. Keduanya akan melebur jadi 1 membentuk zigot yang memiliki total kromosom 46. Soal jenis kelamin bayi, berikut warna mata, rambut, dan fitur lainnya ditentukan saat pembuahan terjadi. Zigot kemudian akan berpindah dari saluran tuba falopi menuju rahim untuk mengimplantasikan dirinya ke dinding rahim.

Proses implantasi inilah yang terkadang menimbulkan sedikit flek atau spotting. Pendarahan implantasi ini seringkali disalah artikan sebagai darah haid padahal tanda awal kehamilan. Untuk mengetahui lebih lanjut silahkan baca: Ciri-Ciri Flek Tanda Hamil dan Bedanya dengan Darah Haid

Tanda kehamilan lain yang mungkin berbeda dengan gejala haid adalah berubahnya selera makan serta kepekaan tinggi dari indera penciuman. Inilah salah satu alasan kenapa bunda mudah mual atau bahkan muntah (morning sickess) ketika hamil.

Suhu basal tubuh yang terus-menerus tinggi juga jadi pertanda kuat kalau bunda sedang mengandung. Di samping itu, bunda juga jadi mudah lelah. Alasan utamanya karena tumbuh-kembang janin benar-benar menguras energi bunda.

Tips sehat saat hamil 3 minggu

Apa yang bunda alami atau makan, semua itu turut dirasakan oleh sang janin. Oleh karenanya ketika hamil 3 minggu, jangan abaikan pentingnya beberapa tips berikut.

Olahraga rutin

Olahraga memegang peranan penting saat hamil 3 minggu. Jadi bagi bunda yang sebelumnya jarang berolahraga, maka inilah saat untuk memulainya. Namun sebelum itu, konsultasikan lebih dulu dengan dokter tentang jenis olahraga yang tepat dan terbaik. Sedangkan untuk bunda yang sebelumnya sudah aktif berolahraga, maka lanjutkan itu seperti biasa. Namun ingat, ketika tubuh memberi sinyal untuk melambat atau berhenti, maka lakukan itu.

Jaga makan

Dan karena bayi mulai ikut menyerap apa saja yang masuk dalam tubuh ibunya, entah itu baik ataupun buruk, maka ada baiknya bunda menghindari alkohol, obat tertentu, makanan tertentu, kafein, makanan kemasan/ hasil proses, serta rokok.

Sebaliknya, pilihlah menu makan kaya nutrisi, khususnya yang mengandung asam folat dan vitamin-mineral penting lainnya. Bunda disarankan mengonsumsi banyak sayuran, buah, sumber protein seperti daging tanpa lemak, whole grain, dan kalsium dalam jumlah cukup agar tetap sehat, kuat, serta sekaligus demi menopang perkembangan janin.

Banyak istirahat

Dan karena pada tahap ini, tubuh sudah mulai berubah, maka usahakan untuk banyak istirahat. Sebab tak seperti sebelumnya, kehamilan membuat tubuh bekerja lebih keras sehingga banyak istirahat dapat membuat ibu dan janin tetap sehat.

Hindari stres

Ambil waktu untuk santai dan nikmati saja momen kehamilan ini. Jangan stres, karena itu bisa berdampak buruk pada tubuh serta janin.

Jauhi paparan zat kimia berbahaya

Bunda juga perlu mengamati lingkungan rumah atau kantor. Apakah profesi mengharuskan bunda bekerja dengan bahan-bahan kimia berbahaya? Ataukah, lingkungan rumah dipenuhi dengan para perokok? Jika ya, maka lakukan usaha terbaik agar paparan zat kimia berbahayanya tak sampai mengganggu kehamilan.

Cari dokter terbaik

Carilah dokter kandungan terbaik di kota tempat bunda tinggal agar perawatan kesehatan selama kehamilan dapat diterima dengan maksimal.

Diskusikan dengan pasangan

Terakhir, jangan lupa berdiskusilah dengan pasangan dan jangan segan minta dukungannya agar proses kehamilan, persalinan, hingga saat buah lahir nanti dapat berjalan dengan baik.


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app