HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mei 4, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Waktu baca: 3 menit

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan kesehatan mental yang dapat menyebabkan perilaku hiperaktif dan impulsif di atas normal. Seseorang dengan ADHD juga mungkin mengalami kesulitan memusatkan perhatian mereka pada satu tugas atau duduk diam untuk waktu yang lama.

Baik orang dewasa maupun anak-anak dapat menderita ADHD. Kondisi ini diakui oleh American Psychiatric Association (APA).

Apa yang menyebabkan terjadinya ADHD?

Terlepas dari seberapa umum ADHD, dokter dan para ahli masih tidak yakin apa yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut. Kondisi ini diyakini merupakan gangguan neurologis yang dipengaruhi oleh faktor genetika.

Penelitian menunjukkan bahwa berkurangnya kadar dopamin adalah faktor terjadinya ADHD. Dopamin adalah zat kimia di otak yang membantu memindahkan sinyal dari satu saraf ke saraf lainnya. Dopamin memainkan peran dalam memicu respons dan gerakan emosional.

Penelitian lain menunjukkan perbedaan struktural di otak. Temuan menunjukkan bahwa orang dengan ADHD memiliki volume gray matter yang lebih sedikit. Gray matter meliputi area di otak yang berperan dalam:

  • berbicara
  • mengontrol diri
  • pengambilan keputusan
  • kontrol otot

Para peneliti masih mempelajari penyebab potensial ADHD, seperti merokok selama kehamilan dan pengaruh makanan tinggi gula dapat anak-anak.

Gejala ADHD

Berbagai perilaku yang lebih umum menandakan terjadinya ADHD termasuk:

  • kesulitan fokus atau berkonsentrasi pada tugas
  • tidak dapat menyelesaikan tugas
  • mudah terganggu
  • mengalami kesulitan duduk diam
  • mengganggu orang saat mereka sedang berbicara

Jika Anda atau anak Anda menderita ADHD, Anda mungkin memiliki beberapa atau semua gejala ini. Gejala yang Anda miliki tergantung pada jenis ADHD yang Anda miliki.

Apakah ADHD dapat dicegah?

Meskipun tidak ada cara untuk mencegah ADHD, namun ada beberapa cara untuk menurunkan risiko terjadinya ADHD, yaitu dengan cara :

  • Ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk menjaga kesehatan selama masa kehamilan.
  • Bagi ibu hamil dianjurkan untuk tidak merokok atau menggunakan produk tembakau.
  • Menggunakan manajemen perilaku.
  • Memberikan jadwal yang terstruktur agar anak dapat tetap fokus pada apa yang perlu dilakukan
  • Walaupun belum ada penelitian yang membuktikan, tetapi mengurangi konsumsi gula yang diproses dapat menurunkan risiko seorang anak menjadi hiperaktif.

Bagaimana cara mengatasi gangguan ADHD?

Diagnosa

Tidak ada pemeriksaan tunggal yang dapat mengetahui secara pasti jika seseorang menderita ADHD. Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan menilai setiap gejala yang muncul selama enam bulan sebelumnya. 

Kemudian dokter dapat mengumpulkan informasi dari guru atau anggota keluarga dan melakukan pemeriksaan dengan skala penilaian untuk meninjau gejala. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa masalah kesehatan lainnya.

Jika Anda mencurigai bahwa Anda atau anak Anda menderita ADHD, segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani evaluasi lengkap. Untuk penilaian, berikan catatan dan pengamatan kepada dokter atau konselor Anda mengenai perilaku Anda atau anak Anda. 

Jika mereka mencurigai ADHD, mereka mungkin merujuk Anda atau anak Anda ke dokter spesialis kejiwaan atau ahli saraf.

Pengobatan ADHD

Pengobatan untuk ADHD biasanya meliputi terapi perilaku, pengobatan, atau keduanya. Jenis terapi termasuk psikoterapi, atau terapi bicara. Dengan terapi bicara, Anda atau anak Anda akan membahas bagaimana ADHD mempengaruhi hidup Anda dan cara-cara untuk membantu Anda mengelolanya. 

Jenis terapi lain adalah terapi perilaku. Terapi ini dapat membantu anak-anak atau orang dewasa dengan ADHD belajar cara memantau dan mengelola perilaku mereka.

Pemberian obat-obatan juga dapat membantu anak atau orang dewasa dengan ADHD. Obat untuk ADHD dirancang untuk mempengaruhi bahan kimia otak sehingga dapat mengendalikan impuls dan tindakan dengan lebih baik.

Obat ADHD

Dua jenis obat utama yang digunakan untuk mengobati ADHD adalah stimulan dan non-stimulan.

  • Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat ADHD yang paling sering diresepkan. Obat ini bekerja dengan meningkatkan jumlah bahan kimia otak dopamin dan norepinefrin. Contoh obat-obatan ini termasuk methylphenidate (Ritalin) dan stimulan berbasis amphetamine (Adderall).
  • Jika stimulan tidak bekerja dengan baik untuk Anda atau anak Anda, atau jika mereka menimbulkan efek samping, dokter dapat menyarankan penggunaan obat-obatan yang bukan stimulan. Obat-obatan non-stimulan tertentu bekerja dengan meningkatkan kadar norepinefrin di otak. 

Obat-obatan ini termasuk atomoxetine (Strattera) dan antidepresan seperti nortriptyline (Pamelor).


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
14 Signs of ADHD: Does Your Child Have ADHD?. Healthline. (https://www.healthline.com/health/adhd/signs)
ADHD: Overview, characteristics, and treatments. Medical News Today. (https://www.medicalnewstoday.com/articles/323667.php)
What Is ADHD? Attention Deficit Hyperactivity Disorder Overview. WebMD. (https://www.webmd.com/add-adhd/childhood-adhd/attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app