Ciri-Ciri dan Gejala Gula Darah Tinggi (Hiperglikemia)

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Ciri-Ciri dan Gejala Gula Darah Tinggi (Hiperglikemia)

Adakah diantara para pembaca yang nafsu makannya menggila namun berat badan malah menurun, mudah mengantuk dan lelah, sering kehausan, dan sering buang air kecil di malam hari? Waspadalah! ini semua merupakan gejala gula darah tinggi. Jangan biarkan ini berlarut-larut, karena dapat membahayakan kondisi kesehatan.

Gula darah tinggi atau hiperglikemia merupakan keadaan di mana terjadi peningkatan kadar glukosa di dalam tubuh hingga diatas 200 mg/dL akibat resistensi insulin. Seringkali kondisi ini dialami oleh penderita diabetes atau pra diabetes. Namun, tidak menutup kemungkinan orang normal di luar diabetes juga dapat mengalaminya, terlebih jika sedang stres atau sedang menderita sakit berat.

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Pemeriksaan Gula Darah (Diabetes) via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket gula darah (diabetes) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Curiga mengalami gejala gula darah tinggi? pastikan dengan tes gula darah sederhana

Gejala hiperglikemia ada yang ringan (kadar gula 200mg/dL-350 mg/dL) sampai yang berat (kadar gula diatas 350 mg/dL), sedangkan kadar gula darah normal adalah dibawah 200 mg/dL seperti dijelaskan dalam artikel: Inilah Kadar Gula Darah Normal dan Tidak Normal.

Gejala gula darah tinggi yang masih dalam tahap ringan biasanya ditandai dengan meningkatnya nafsu makan, penurun berat badan, meningkatnya intensitas buang air kecil, dan sering kehausan. Sedangkan gejala beratnya seperti, penglihatan kabur, kehausan yang ekstrim dan pusing hingga merasa akan pingsan.

Untuk lebih jelasnya mari kita ulas satu persatu tentang gejala, penyebab dan cara mengatasi gula darah tinggi.

Apa Saja Sih Gejala Gula Darah Tinggi?

Gejala Hiperglikemia Ringan

Gejala ringan akan dirasakan oleh seseorang apabila kadar gula darahnya secara konsisten berada di kisaran 200 mg/dL sampai 350 mg/dL pada orang dewasa, dan 200 mg/dL sampai 240 mg/dL pada anak-anak. Sayangnya sebagian orang terutama yang menderita diabetes kurang memperhatikan gejalanya. Akibatnya, kondisi kesehatan mereka pun semakin buruk. Oleh karena itu, perhatikanlah beberapa gejala gula darah tinggi berikut ini:

  • Sering merasa kehausan, mulut pun terasa kering.
  • Intensitas buang air kecil meningkat, terutama di malam hari (sering buang air kecil)
  • Nafsu makan meningkat, namun berat badan malah menurun.
  • Mudah lelah.
  • Kulit terasa kering.

Gejala Hiperglikemia Berat

Jika gejala gula darah tinggi di atas tidak segera diatasi, maka kondisi tubuh pun akan semakin memburuk. Namun, gejala yang cukup berat juga dapat langsung dirasakan oleh seseorang dengan kadar gula di atas 350mg/dL pada orang dewasa, dan di atas 240 mg/dL pada anak-anak. Gejala-gejala gula darah tinggi berat antara lain:

Iklan dari HonestDocs
Booking Klinik Pemeriksaan Gula Darah (Diabetes) via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket gula darah (diabetes) hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

  • Penglihatan menjadi buram/kabur.
  • Menjadi linglung.
  • Kehausan yang semakin ekstrim.
  • Pusing hingga merasa akan pingsan.
  • Wajah memerah, terasa hangat/panas dan kulit mengering.
  • Menjadi amat sangat mengantuk, hingga enggan untuk bangun dari tidur.

Untuk seseorang yang menderita diabetes tipe 1 dan 2, yang menghasilkan sedikit insulin atau tidak sama sekali, maka akan ditandai dengan gejala sebagai berikut:

Apa yang Menyebabkan Gula Darah Tinggi?

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan gula darah tinggi, antara lain sebagai berikut:

Bagaimana Mengatasi Gula Darah Tinggi?

Apabila gejala gula darah tinggi masih dalam tahap ringan, biasanya dapat dengan mudah ditangani. Bahkan terkadang tak perlu pengobatan khusus, karena gejala tersebut dapat hilang dengan sendirinya.

Lain cerita apabila gejalanya sudah dirasa cukup berat akibat kadar gula darah yang sudah amat tinggi. Dalam kondisi ini terutama bagi penderita diabetes, pengobatan khusus sangatlah diperlukan. Karena apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka dapat menyebabkan komplikasi yang akan mengancam nyawa, seperti:

  • Ketoasidosis Diabetes (KAD). Suatu kondisi yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar keton dalam darah dan keasaman darah yang meningkat. Merupakan kedaruratan diabetes tipe I yang dapat menyebabkan koma dan kematian. Baca selengkapnya: KAD (Ketoasidosis Diabetik)
  • Status Hiposmolar Hiperglikemik (SHH). Dehidrasi berat akibat kadar gula darah yang sangat tinggi. Merupakan komplikasi akut pada diabetes tipe 2.

Berikut beberapa cara mengatasi dan mencegah gula darah tinggi:

  • Mengubah pola makan. Jangan berlebihan saat makan, berhentilah sebelum kenyang. Batasi/hindari makanan yang menyebabkan lonjakan kadar gula darah, seperti kue atau minuman manis dan hindarilah makanan pantangan penderita diabetes
  • Perbanyak asupan cairan ke dalam tubuh. Cukupi kebutuhan minum air putih per harinya (8-10 gelas) atau tergantung aktivitas.
  • Olahraga teratur. Olahraga ringan dan teratur seperti berjalan atau bersepeda dapat menurunkan kadar gula darah sekaligus membantu menurunkan berat badan.
  • Untuk pengguna insulin, sesuaikan dosisnya. Jangan melewatkan atau menyalahi dosis yang telah dianjurkan dokter.
  • Pantau kadar gula darah. Usahakan untuk rutin memantau kadar gula darah. Perhatikan apa saja yang menyebabkan gula darah meningkat.

Memang keberadaan gula dalam tubuh sangat dibutuhkan sebagai sumber energi. Namun, bukan berarti kita dapat sesuka hati mengonsumsinya. Jika mengikuti saran dari Kementerian Kesehatan RI maka konsumsi gula per hari per orang yaitu, 50 gram (4 sendok makan). Jadi, jagalah asupan gula per harinya demi menghindari melonjaknya kadar gula darah sekaligus meminimalisir resiko kesehatan.

19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Paoli A, et al. (2015). Ketosis, ketogenic diet and food intake control: A complex relationship. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4313585/)
The glycemic index and diabetes. (n.d.). (http://www.joslin.org/info/the_glycemic_index_and_diabetes.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app