Gangguan Makan Berlebih - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mei 13, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Gangguan makan berlebih atau Binge Eating Disorder (BED) umumnya dikenal dengan kebiasaan makan berlebihan secara kompulsif atau mengkonsumsi makanan dalam jumlah tidak normal, tidak dapat berhenti dan kehilangan kontrol. 

Episode makan berlebihan biasanya disebut sebagai gangguan makan berlebihan jika terjadi minimal dua kali per minggu selama enam bulan.

BED pertama kali dijelaskan pada tahun 1959 oleh Albert Stunkard, seorang psikiater, dan peneliti, sebagai Night Eating Syndrome (NES) atau gangguan makan berlebihan pada malam hari. 

Istilah Binge Eating Disorder dibuat untuk mendefinisikan perilaku makan berlebihan yang serupa dengan NES tetapi tidak hanya terjadi pada malam hari.

Meskipun gangguan makan berlebih dapat terjadi pada pria dan wanita dengan berat badan normal, seringkali gangguan ini dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan atau obesitas, yang secara tidak langsung dapat menyebabkan gangguan kompulsif lebih lanjut.

Pria dan wanita yang menderita gangguan makan akan merasa bersalah setelah makan dalam porsi besar dan seringkali memiliki kondisi lain terkait, seperti depresi atau kecemasan.

Apa penyebab seseorang mengalami Gangguan Makan Berlebih?

Penyebab pasti gangguan makan berlebih tidak diketahui, ada berbagai faktor yang diduga mempengaruhi perkembangan gangguan ini. Faktor-faktor tersebut dapat meliputi:

  • Biologis: Kelainan biologis, seperti penyimpangan hormon atau mutasi genetik, dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan makan berlebih.
  • Psikologis: Seseorang yang mengalami depresi cenderung untuk melampiaskan perasaannya dengan makan makanan berlebih. Ketidakpuasan mengenai bentuk tubuh, merasa rendah diri, dan kesulitan mengatasi perasaan juga dapat berkontribusi pada gangguan makan.
  • Sosial dan Budaya: Situasi traumatis, seperti riwayat pelecehan seksual, dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami gangguan makan berlebihan. Tekanan sosial untuk menjadi kurus, yang biasanya dipengaruhi melalui media, juga dapat memicu kondisi ini.

Gejala Gangguan Makan Berlebih

Ketika seseorang yang menderita gangguan makan berlebih, biasanya mereka akan merasa malu untuk makan bersama dengan orang lain. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala lain pada orang yang mengalami gangguan makan berlebih:

  • Terus makan bahkan setelah sudah kenyang
  • Ketidakmampuan untuk berhenti makan atau mengontrol apa yang dimakan
  • Menimbun makanan untuk dikonsumsi secara diam-diam
  • Makan secara normal di hadapan orang lain tetapi makan berlebih jika sedang sendiri
  • Mengalami perasaan stres atau kecemasan yang hanya bisa dihilangkan dengan makan
  • Konsekuensi dari gangguan makan berlebih melibatkan banyak kesulitan fisik, sosial, dan emosional.

Kebiasaan makan berlebih dapat menyebabkan komplikasi, diantaranya :

Apakah Gangguan Pola Makan dapat dicegah?

Karena penyebab utama terjadinya gangguan makan tidak diketahui secara pasti, hingga saat ini belum ada metode yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya gangguan ini. Namun ada beberapa hal yang dapat mengurangi resiko seseorang mengalami gangguan makan berlebih, yaitu :

  • Menyibukan diri dengan berbagai aktivitas.
  • Hindari stres
  • Ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial

Segera periksakan diri Anda ke dokter, jika Anda mulai merasa bahwa Anda mengalami gangguan makan untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

Bagaimana penanganan Gangguan Pola Makan Berlebih?

Penanganan gangguan pola makan berlebih dapat dilakukan oleh ahli medis seperti dokter spesialis kejiwaan, ahli gizi, dan terapis.  Program perawatan dilakukan dengan mengatasi masalah mendasar yang terkait dengan kebiasaan makan yang buruk, dengan berfokus pada mengatasi penyebab utama masalah tersebut.

Ada juga tiga jenis terapi yang dapat sangat membantu dalam pengobatan gangguan makan berlebih, yang meliputi:

  • Cognitive-behavioral therapy (CBT): Jenis terapi yang bertujuan membantu seseorang memahami pikiran dan perasaan yang mempengaruhi perilaku mereka.
  • Psikoterapi Interpersonal (IPT): Suatu bentuk terapi di mana fokusnya adalah pada hubungan individu dengan anggota keluarga dan teman sebaya dan cara mereka melihat diri mereka sendiri.
  • Dialectical Behavior Therapy (DBT): Suatu jenis terapi yang berfokus untuk mengatasi stres dan mengatur emosi.

Selain metode-metode di atas, sesi terapi kelompok yang dipimpin oleh terapis gangguan makan yang terlatih, serta kelompok pendukung gangguan makan juga dapat menjadi metode yang efektif untuk sembuh gangguan makan berlebih.


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Higuera, V. Healthline (2016). Diagnosing an Eating Disorders. (https://www.healthline.com/health/eating-disorders-diagnosis)
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Eating Disorders. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/eating-disorders/symptoms-causes/syc-20353603)
NHS UK (2018). Health A-Z. Eating Disorder (https://www.nhs.uk/conditions/eating-disorders/)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app