Fasgo Forte: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Agu 13, 2019 Waktu baca: 5 menit

Fasgo forte adalah obat yang digunakan sebagai penurun demam untuk segala usia dan pereda nyeri seperti  sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan lainnya. Fasgo forte mengandung paracetamol, obat yang memiliki aktivitas sebagai antipiretik (penurun demam) sekaligus analgetik (Pereda nyeri). 

Paracetamol yang dikenal juga dengan nama acetaminophen adalah obat yang digunakan sebagai analgetic (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam) yang bisa diperoleh tanpa resep dokter. Meskipun paracetamol memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak dimasukkan sebagai obat NSAID, karena efek anti inflamasinya dianggap tidak signifikan. Cara kerja paracetamol yang diketahui sekarang adalah dengan cara menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX). 

Enzim tersebut berperan pada pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri. Dengan dihambatnya kerja enzim COX, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang. Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan mengontrol di pusat pengendali suhu tubuh di otak.

Mengenai Fasgo Forte

Golongan

Bisa diperoleh tanpa resep dokter

Kemasan

Fasgo forte dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • dos 10 x 10 caplet 650 mg

Tersedia juga sediaan-sediaan berikut :

  • Fasgo tablet 500 mg
  • Fasgo syrup 60 ml

Kandungan

Fasgo forte mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

Mengenai Fasgo Forte

Kegunaan Fasgo forte (paracetamol) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

  • Fasgo forte (paracetamol) digunakan untuk menurunkan demam pada segala usia. Namun obat ini sebaiknya digunakan bila suhu tubuh sudah benar-benar tinggi dan membutuhkan terapi obat penurun panas. Rekomendasi WHO : penggunaan obat penurun panas dilakukan bila suhu tubuh lebih besar dari 38.5 °C (101.3 °F).
  • Untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan lainnya. Pada nyeri yang lebih berat seperti nyeri pasca operasi biasanya dikombinasikan dengan NSAID atau analgetic opioid.
  • Kombinasi paracetamol dengan kafein adalah obat lini pertama pada pengobatan migrain.
  • Paracetamol bisa dipilih untuk meredakan nyeri pada arthritis (radang sendi) ringan, memiliki potensi yang sama dengan aspirin tetapi efek sampingnya lebih ringan.
  • Obat ini adalah komponen utama pada obat flu dan pilek yang beredar luas di pasaran.

Efek samping Fasgo Forte

Secara umum Fasgo forte (paracetamol) bisa ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar orang, selama diberikan pada dosis yang dianjurkan. Berikut adalah beberapa efek samping Fasgo forte (paracetamol) yang mungkin terjadi :

  • Obat ini bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada orang-orang yang mengkonsumsi alkohol.
  • Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi diketahui meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung.
  • Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang, dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal termasuk gagal ginjal akut.
  • Efek samping pada kulit kejadiannya jarang. Pada tahun 2013, FDA (US Food and Drug Administration) memperingatkan kemungkinan terjadinya efek pada kulit seperti sindrom stevens-johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian paracetamol, meski hal ini sangat jarang namun bisa fatal jika terjadi.
  • Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari penggunaan obat ini pada penderita asma terutama anak-anak, karena ada kemungkinan menyebabkan peningkatan resiko asma ataupun memperburuk penyakit asma yang telah diderita sebelumnya.
  • Reaksi hipersensitivitas akibat pemakaian obat ini sangat jarang, namun jika terjadi pertolongan medis harus segera diberikan karena bisa menyebabkan syok anafilaksis yang berakibat fatal
  • Beberapa ahli mengaitkan penggunaan paracetamol oleh ibu hamil, dengan resiko terjadinya asma pada anak-anak dan peningkatan ADHD. Namun paracetamol tetap dianjurkan sebagai obat pilihan pertama untuk nyeri dan demam selama kehamilan, meski tetap harus memperhatikan resikonya.

Dosis Fasgo forte

Fasgo forte (paracetamol) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Dewasa  : diminum 0,5-1  gram  (1-2 tablet) tiap 6-8jam maksimal 3 gram (6 tablet) perhari
  • Anak : 10-15mg/kgBB/hari terbagi dalam 3-4x sehari dengan dosis maksimal 30mg/kgBB/hari 

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi Fasgo forte (paracetamol) dengan obat-obat lain :

Kontraindikasi

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan Fasgo forte adalah sebagai berikut :

  • Pemakaian Fasgo forte (paracetamol) harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
  • Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma.
  • Paracetamol diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun dalam jumlah yang kecil. Obat ini adalah pilihan pertama sebagai pereda nyeri dan penurun panas bagi ibu menyusui, namun jika anda ragu berkonsultasilah dengan dokter jika anda ingin menggunakan Fasgo forte (paracetamol) saat menyusui.
  • Meskipun efek Fasgo forte (paracetamol) terhadap perdarahan lambung relatif lebih kecil daripada obat-obat golongan NSAID, ada baiknya obat ini dikonsumsi setelah makan.
  • Jika anda mengkonsumsi alkohol, potensi terjadinya kerusakan hati sangat tinggi terutama pada pemakaian jangka panjang dan dosis yang lebih tinggi.
  • Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.

Penggunaan oleh wanita hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan paracetamol yang diminum dan lewat dubur kedalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pada janin tetapi tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil secara terkontrol.  Penelitian pada hewan secara terkontrol tidak menunjukkan efek buruk pada janin (kecuali penurunan kesuburan).  Belum ada Penelitian pada  wanita hamil secara terkontrol yang menunjukkan risiko pada janin pada trimester berapapun.

Pada sediaan injeksi (suntikan) dalam kategori C yaitu:

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung paracetamol oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.


15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Kuffner, Edwin & Rumack, Barry. (2000). Treatment of Pain or Fever with Paracetamol (Acetaminophen) in the Alcoholic Patient. American journal of therapeutics. 7. 123-34. 10.1097/00045391-200007020-00009.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/12015719_Treatment_of_Pain_or_Fever_with_Paracetamol_Acetaminophen_in_the_Alcoholic_Patient)
Klotz, U. (2012). Paracetamol (Acetaminophen) - a Popular and Widely Used Nonopioid Analgesic. Arzneimittel-Forschung. 62. 355-9. 10.1055/s-0032-1321785.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/230599556_Paracetamol_Acetaminophen_-_a_Popular_and_Widely_Used_Nonopioid_Analgesic)
Anderson, Brian. (2008). Paracetamol (Acetaminophen): Mechanisms of action. Paediatric anaesthesia. 18. 915-21. 10.1111/j.1460-9592.2008.02764.x.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/23276860_Paracetamol_Acetaminophen_Mechanisms_of_action)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app