Dumozol Infus: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Agu 31, 2019 Waktu baca: 5 menit

Dumozol infus adalah obat yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob dan protozoa seperti uretritis dan vaginitis karena Trichomonas vaginalis, amoebiasis di usus dan hati. Dumozol infus mengandung metronidazole, obat yang termasuk anti amuba golongan nitroimidazole. Berikut ini adalah informasi lengkap dumozol infus yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

pabrik

Actavis

golongan

Harus dengan resep dokter

kemasan

dumozol infus dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Kantong 100 ml infus 500 mg

kandungan

tiap kemasan dumozol infus mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Metronidazole adalah antimikroba yang digunakan dalam pengobatan beberapa jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob dan protozoa seperti uretritis dan vaginitis karena Trichomonas vaginalis, amoebiasis di usus dan hati. Metronidazole adalah antimikroba yang termasuk golongan nitroimidazole. Bentuk tereduksi dan radikal bebas dari obat ini dapat berinteraksi dengan DNA menyebabkan degradasi dan penghambatan sintesis asam nukleat yang menyebabkan kematian mikroba.

Indikasi dumozol infus

Berikut ini adalah beberapa kegunaan dumozol infus (metronidazole) :

  • Dumozol infus (metronidazole) digunakan untuk pengobatan infeksi trichomonal vaginitis, dan bakterial vaginosis (infeksi Gardnerella vaginalis).
  • Obat ini juga digunakan pada pembedahan dan sepsis ginekologi terutama untuk menangani infeksi oleh bakteri anaerob kolon, seperti Bacteroides fragilis.
  • Metronidazol juga efektif terhadap pseudomembran kolitis (kolitis yang disebabkan oleh antibiotik).
  • Sediaan intravena obat ini bisa digunakan untuk mengobati tetanus.
  • Obat ini adalah pilihan pertama untuk mengobati disentri amuba invasif akut, karena obat ini efektif terhadap bentuk vegetatif Entamoeba histolytica.
  • Metronidazol juga digunakan untuk kasus amoebiasis intestinal (usus) dan hepar (hati).
  • Obat ini adalah pilihan pertama untuk mengobati acute necrotizing ulcerative gingivitis (Vincent’s infection) dan perikoronitis.

Kontra indikasi

  • Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada dumozol infus (metronidazole) atau obat golongan nitroimidazole lainnya.
  • Jangan menggunakan obat ini pada pasien hamil trimester pertama.

Efek samping dumozol infus

Berikut adalah beberapa efek samping dumozol infus (metronidazole) :

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan dumozol infus (metronidazole) adalah sebagai berikut :

  • Pemakaian harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi karena bisa berakibat fatal.
  • Obat ini kadang-kadang menyebabkan pusing dan mengantuk, jangan mengemudi atau menyalakan mesin saat menggunakan obat ini.
  • Dumozol infus (metronidazole) harus diberikan secara hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati. Penyesuaian dosis disarankan. Pemakaian harus dihentikan jika muncul tanda-tanda klinis dan gejala yang konsisten dengan penyakit hati.
  • Berikan dengan hati-hati jika pasien menderita disfungsi ginjal.
  • Obat ini dieksresikan dalam air susu ibu dengan kadar yang hampir mendekati dosis terapi bayi. Oleh karena itu, penggunaan dumozol infus (metronidazole) oleh ibu menyusui tidak dianjurkan.
  • Hentikan penggunaan obat jika muncul ataksia, vertigo, halusinasi, atau konfusi mental.
  • Keamanan penggunaan obat ini pada anak belum dipastikan kecuali untuk amoebiasis.
  • Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien yang mengidap penyakit pada susunan syaraf pusat dan perifer karena terdapat resiko agravasi neurologis.
  • Hentikan konsumsi minuman beralkohol atau produk yang mengandung propilen glikol saat menggunakan metronidazol sistemik sampai setidaknya tiga hari sesudahnya karena bisa terjadi disulfiram like reaction berupa kram perut, mual, muntah, sakit kepala, dan flushing.
  • dumozol infus (metronidazole) hanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan protozoa, bukan untuk mengobati infeksi virus (misalnya, flu, pilek, cacar dan inveksi virus lain).
  • Gunakan obat sesuai yang diresepkan, baik jumlah maupun durasinya. Jangan hentikan pemakaian meskipun sudah merasa sembuh, sebelum obat yang disarankan habis. Hal ini untuk mencegah terjadinya resistensi.

Penggunaan oleh wanita hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan metronidazole kedalam kategori C pada trimsester 1 dengan penjelasan sebagai berikut :

Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Masuk dalam kategori B pada trimsester 2 dan 3 dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan tidak  menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil.

Obat ini relatif aman pada usia kehamilan trimester akhir. Namun jika diberikan pada trimester pertama kehamilan obat ini telah dikaitkan dengan kejadian cacat lahir pada bayi. Oleh karena itu, sebaiknya tidak menggunakan obat ini pada trimester awal kehamilan.

interaksi obat

Berikut adalah interaksi dumozol infus (metronidazole) dengan obat-obat lain :

  • Penggunaan bersamaan dengan disulfiram bisa menimbulkan reaksi psikotik. Jangan menggunakan metronidazole kepada pasien yang telah menggunakan disulfiram dalam 2 minggu terakhir.
  • Reaksi psikotik seperti di atas (disulfiram like reaction) seperti kram perut, mual, muntah, sakit kepala, dan flushing juga dapat terjadi jika diberikan bersama minuman beralkohol atau produk yang mengandung propylene glycol (beberapa rokok elektronik mengandung zat ini).
  • Metronidazole bisa memperpanjang protrombine time saat diberikan bersamaan dengan antikoagulan seperti warfarin. Waspadai resiko perdarahan.
  • Jika diberikan bersamaan dengan lithium, terjadi peningkatan kadar lithium serum dan, dalam beberapa kasus, tanda-tanda toksisitas lithium.
  • Metronidazole bisa meningkatkan konsentrasi plasma dari busulfan, yang dapat mengakibatkan peningkatan resiko toksisitas busulfan.
  • Pemberian bersamaan dengan  obat yang menurunkan aktivitas enzim hati, seperti cimetidine, dapat memperpanjang waktu paruh dan mengurangi klirens dumozol infus (metronidazole), sehingga meningkatkan konsentrasi plasma.
  • Pemberian bersamaan dengan obat yang menginduksi enzim hati, seperti fenitoin atau fenobarbital, dapat mempercepat klirens dumozol infus (metronidazole), sehingga kadar plasma berkurang.

Dosis dumozol infus

Dumozol infus (metronidazole) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 100 ml infus intravena setiap 8 jam.
  • Anak di bawah 12 tahun : 7.5 mg / kg BB atau 1.5 ml infus/kg BB secara intravena setiap 8 jam.

Terkait

  • merk-merk obat dengan kandungan zat aktif metronidazole
  • Obat yang termasuk anti mikroba golongan nitroimidazole

5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Metronidazole: antibiotic to treat bacterial infections. NHS (National Health Service). (https://www.nhs.uk/medicines/metronidazole/)
Metronidazole (Uses, Dosage, Side Effects). Drugs.com. (https://www.drugs.com/metronidazole.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app