Dolasetron: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 20, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit

Penyakit kanker merupakan penyakit yang berbahaya dan sulit diobati. Saat ini pilihan pengobatan penyakit kanker meliputi operasi, kemoterapi dan radioterapi

Perawatan kanker dengan menggunakan kemoterapi memiliki efek samping yang sangat banyak. Efek samping yang paling sering dialami oleh pasien-pasien dengan kanker adalah mual dan muntah (meskipun banyak efek samping lainnya).

Efek samping dari penggunaan obat-obatan kanker bisa sangat parah dan bisa sangat mengganggu aktivitas orang yang menjalani pengobatan kemoterapi. 

Oleh karena itu penggunaan obat-obatan untuk meredakan gejala mungkin dibutuhkan. Dolasetron adalah salah satu obat yang dapat digunakan untuk meredakan mual dan muntah pada pasien-pasien setelah kemoterapi.

Mengenai Dolasetron

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Tablet, suntik

Kandungan:

Obat serotonin 5-HT3 blocker

Mengapa obat ini diresepkan?

Dolasetron digunakan untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan oleh efek samping kemoterapi pada pengobatan kanker. Dolasetron termasuk dalam kelas obat yang disebut serotonin 5-HT3 receptor antagonists. Obat ini bekerja dengan menghambat aksi serotonin, zat alami yang dihasilkan tubuh yang dapat menyebabkan mual dan muntah.

Bagaimana cara penggunaan obat ini?

Dolasetron tersedia dalam sediaan tablet dan injeksi. Untuk sediaan tablet, Biasanya diminum dalam waktu 1 jam sebelum kemoterapi. Ikuti petunjuk pada label resep Anda dengan hati-hati, dan minta dokter atau apoteker Anda untuk menjelaskan bagian yang tidak Anda mengerti. Gunakan tablet Dolasetron persis seperti yang diarahkan oleh Dokter. Jangan mengambil lebih atau kurang dari ditentukan oleh dokter Anda.

Dosis penggunaan Dolasetron untuk mual/muntah setelah kemoterapi
Dosis yang dianjurkan: 100 mg oral 1 jam sebelum kemoterapi
Penggunaan obat tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.

Dosis penggunaan Dolasetron untuk Mual / Muntah - Pasca Operasi
Dosis yang dianjurkan: 12,5 mg IV kira-kira 15 menit sebelum penghentian anestesi atau segera setelah mual dan muntah muncul. Obat ini harus diberikan sebagai dosis tunggal, dan dapat diberikan melalui infus selama minimal 30 detik atau diencerkan dan diinfuskan selama 15 menit.

Untuk anak-anak yang tidak dapat menelan tablet, Dolasetron tersedia dalam sediaan cair yang disiapkan secara khusus dapat dicampur dalam jus apel. Campuran ini dapat disimpan pada suhu kamar, tetapi harus digunakan dalam waktu 2 jam setelah pencampuran.

Efek samping apa yang dapat ditimbulkan Dolasetron?

Seperti halnya semua obat-obatan, penggunaan Dolasetron juga memiliki beberapa efek samping. Segera dapatkan bantuan medis jika Anda memiliki tanda-tanda reaksi alergi seperti: gatal-gatal, sulit bernafas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan Anda.

Selain hal di atas, Anda juga perlu menghubungi dokter jika Anda memiliki gejala seperti:

  • sakit kepala dengan nyeri dada dan pusing yang parah, pingsan, detak jantung yang cepat atau berdebar
  • perasaan pusing, seperti Anda akan pingsan
  • denyut jantung lambat, denyut nadi lemah, pernapasan lambat
  • bengkak di tangan atau kaki Anda
  • buang air kecil sedikit; atau tidak buang air kecil
  • kadar serotonin yang tinggi dalam tubuh yang menyebabkan agitasi, halusinasi, demam, detak jantung cepat, refleks yang terlalu aktif, mual, muntah, diare, kehilangan koordinasi, pingsan

Daftar efek samping di atas bukan lah daftar lengkap efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan obat ini. Efek samping lain mungkin dapat terjadi. Hubungi dokter Anda untuk mendapatkan nasihat medis mengenai efek samping.

Interaksi apa yang dapat ditimbulkan Dolasetron dengan obat-obatan lain?

Dolasetron dapat menyebabkan masalah jantung yang serius, terutama jika Anda menggunakan obat-obatan tertentu pada saat yang sama, termasuk antibiotik, antidepresan, obat sakit jantung, obat-obatan antipsikotik, dan obat-obatan untuk mengobati kanker, malaria, HIV atau AIDS. Beri tahu dokter Anda tentang semua obat yang Anda gunakan, dan yang Anda mulai atau hentikan selama perawatan Anda dengan dolasetron.

Mengambil dolasetron saat Anda menggunakan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan meningkatkan kadar serotonin dalam tubuh Anda, suatu kondisi yang disebut "sindrom serotonin," yang bisa berakibat fatal. Beri tahu dokter Anda jika Anda juga menggunakan:

  • obat untuk mengobati depresi
  • obat untuk mengobati gangguan kejiwaan
  • obat-obatan narkotika (opioid)
  • obat untuk mencegah mual dan muntah

Daftar ini tidak lengkap dan banyak obat lain dapat berinteraksi dengan dolasetron. Termasuk obat resep dan obat bebas, vitamin, dan produk herbal. Berikan daftar semua obat Anda kepada penyedia layanan kesehatan yang merawat Anda.

Perhatian   

Anda tidak boleh mengonsumsi Dolasetron jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap Dolasetron atau bahan aktif lain yang terkandung di dalamnya. Untuk lebih jelas mengenai bahan aktif yang terkandung di dalamnya, periksa kemasan obat Anda. 

Untuk memastikan Anda dapat menggunakan dolasetron dengan aman, beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki salah satu dari kondisi berikut ini:

Tidak diketahui apakah obat ini dapat membahayakan janin pada penggunaan wanita hamil. Beri tahu dokter Anda jika Anda hamil. Tidak diketahui apakah dolasetron masuk ke dalam ASI atau apakah obat ini dapat membahayakan bayi yang menyusu. Beri tahu dokter Anda jika Anda menyusui bayi.Dolasetron tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 2 tahun.



10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Dolasetron - Side Effects, Dosage, Interactions. Everyday Health. (https://www.everydayhealth.com/drugs/dolasetron)
Dolasetron Uses, Side Effects & Warnings. Drugs.com. (https://www.drugs.com/mtm/dolasetron.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app