Doksisiklin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 6 menit

Doksisiklin obat apa?

Doksisiklin adalah antibiotik dari jenis tetrasiklin. Obat ini digunakan untuk mengatasi berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan protozoa. Beberapa infeksi pada saluran pernapasan, saluran kemih, usus, kulit dan kelamin dapat diatasi dengan obat ini. Selain itu, antibiotik ini juga digunakan untuk mengatasi malaria dan antraks.

Obat ini juga dikenal sebagai antibiotik lapis kedua jika jenis penicillin tidak dapat digunakan. Meskipun merupakan antibiotik dengan spektrum luas, antibiotik jenis tetrasiklin mulai berkurang keefektifitasannya karena resistensi beberapa jenis bakteri terhadap obat ini.

Ikhtisar Obat Doksisiklin

Jenis obat Antibiotik tetrasiklin
Kategori Obat resep
Kegunaan Mengatasi infeksi bakteri, malaria dan antraks
Konsumen Dewasa
Sediaan Oral, topikal dan parenteral
Merek Dohixat, Viadoxin, Siclidon
 Mekanisme Kerja

Doksisiklin yang bersifat lipofilik dan dapat menembus lapisan ganda lipida bakteri. Selain kemampuannya itu, senyawa ini juga dapat mengikat subunit ribosom 30 S dan subunit ribososm 50 S yang dapat menghalangi pengikatan aminoasil tRNA ke mRNA dan menghambat sintesis protein bakteri, sehingga menyebabkan kematian bakteri.

Senyawa ini juga diketahui dapat menghampat fungsi normal apikoplas dari Plasmodium falcifarum yang merupakan organisme penyebab malaria sehingga dapat digunakan untuk obat malaria.

Indikasi atau Kegunaan Doksisiklin

Antibiotik ini dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabakan oleh bakteri termasuk pneumonia dan infeksi saluran pernapasan lainnya. Infeksi tertentu pada kulit dan mata. Infeksi sistemik pada kelenjar limfa, dan infeksi lainnya yang disebabkan oleh hewan seperti tungau, dan hewan terinfeksi lainnya. Juga digunakan untuk mengobati jerawat dan infeksi bakteri dan protozoa berikut:

  • Infeksi bakteri:
    • Demam rocky mountain yang disebabkan oleh Rickettsia.
    •  Mycoplasma pneumoniae.
    • Infeksi yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis seperti infeksi pada area uretra, endoserviks dan rektal , terutama yang tidak komplikasi.
    • Psittacosis yang disebabkan bakteri C. psittaci.
    • Demam kambuhan yang disebabkan Borrelia recurrentis.
    • Tularemia yang disebabkan oleh Francisella tularensis.
    • Ulkus mole yang disebabkan oleh Haemophilus ducreyi.
    • Kolera yang disebabkan oleh Vibrio cholerae.
    • Infeksi Campylobacter pada fetus.
    • Brucellosis yang disebabkan oleh Brucella spp.
    • Bartonellosis yang disebabkan oleh Bartonella spp.
    • Donovanosis yang disebabkan oleh Klebsiella granulomatis.
    • Penyakit lyme yang disebabkan oleh Borrelia spp.
    • Antraks yang disebabkan oleh Bacillus anthracis.
    • Sifilis yang disebabkan oleh Treponema pallidum.
  • Infeksi protozoa:
    • Digunakan sebagai profilaksis malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falcifarum.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Memiliki riwayat hipersensitif/ alergi terhadap kandungan obat ini dan jenis tetrasiklin lainnya.
  • Anak-anak dibawah 12 tahun, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang.
  • Wanita hamil dan menyusui (kecuali dalam kondisi darurat seperti pada kasus antraks).
  • Penggunaan bersamaan dengan methoxyflurane.

Dosis Doksisiklin dan Cara Penggunaan

Doksisiklin tersedia dalam bentuk sediaan dan kekuatan dosis

  • Tablet: 20 mg, 50 mg, 75 mg, 100 mg, 200mg.
  • Syrup: 50 mg/ 5 mL.
  • Injeksi: 100 mg/vial

Dosis terbaik adalah yang diresepkan oleh dokter Anda. Adapun dosis yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:

Infeksi bakteri yang rentan

  • Parenteral: dosis dewasa, 200 mg per hari kemudian diikuti 100-200 mg per hari tergantung pada keparahan infeksinya.
  • Oral: dosis dewasa, 200 mg per hari dibagi 1 atau 2 dosis, kemudian diikuti 100 mg per hari.

Demam kekambuhan dan tifus borok

  • Dosis dewasa: 100-200 mg dalam dosis tunggal.

Pencegahan tipes scrub

  • Dosis dewasa: 200 mg sekali sehari.

Gonore tidak komplikasi

  • Dosis dewasa: 100 mg dua kali sehari selam 7 hari. Atau dosis tunggal 300 mg kemudian diikuti dosis kedua dengan jumlah yang sama satu jam setelahnya.

Sipilis

  • Dosis dewasa: 100-200 mg dua kali sehari minimal 14 hari.

Jerawat

  • Dosis dewasa: 50 mg setiap hari selama 6-12 minggu.

Malaria

  • Dosis dewasa: 200 mg setiap hari selam 7 hari. Dengan atau setelah pengobatan dengan kina.

Malaria yang resisten terhadap antibiotik klorokuin

  • Dosis dewasa: 100 mg setiap hari selama 2 tahun.

Antraks

  • Dosis dewasa: 100 mg dua kali sehari, hingga 60 hari setelah pengobatan dengan 1-2 jenis antibakteri lainnya.

Petunjuk Penggunaan:

  • Gunakanlah obat ini setelah atau sebelum makan, jika terjadi masalah pada pencernaan bisa dikonsumsi bersama makanan atau susu.
  • Dianjurkan untuk banyak minum air putih setelahnya.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis doksisiklin pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Doksisiklin

Doksisiklin umumnya ditoleransi dengan baik. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Kehilangan selera makan
  • Sakit pada tenggorokan
  • Gatal pada area rektum dan genital
  • Mulut kering
  • Gelisah
  • Sakit punggung

Beberapa efek samping yang jarang terjadi dan jika muncul sebaiknya diperiksakan ke dokter diantaranya:

  • Penglihatan kabur
  • Ruam yang dibarengi dengan demam dan pembengkakan kelenjar
  • Kulit memerah, mengelupas dan pecah-pecah
  • Kesulitan bernafas dan menelan
  • Pembengkakan di mata, wajah, bibir lidah dan tenggorokan
  • Pendarahan yang tidak biasa
  • Tinja berair atau berdarah, kram perut, atau demam selama pengobatan
  • Nyeri persendian
  • Nyeri dada
  • Perubahan warna pada gigi (dewasa)

Efek Overdosis Doksisiklin

Jika terjadi penggunaan berlebihan obat ini ditandai dengan kondisi pengguna yang pingsan atau kesulitan bernafas. Segera hubungi kegawatdaruratan medis dengan membawa kemasan obat ini agar diketahui tenaga medis yang menangani untuk mempermudah memberikan pertolongan pertama.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sebelum menggunakan obat ini beritahukan dokter Anda jika pernah memiliki riwayat alergi terhadap kandungan obat ini untuk menghindari efek alergi yang mungkin terjadi.
  • Sampaikan juga pada dokter Anda obat resep yang sedang dikonsumsi untuk menghindari munculnya interaksi obat yang bisa berbahaya.
  • Berhati-hatilah menggunakan obat antasid yang mengandung magnesium, aluminum dan kalsium serta suplemen atau vitamin yang mengandung iron karena dapat menurunkan keefektifan obat doksisiklin ini.
  • Sapaikan juga pada dokter jika Anda pernah menderita penyakit lupus, asma, penyakit ginjal dan hati, infeksi di mulut vagina dan pernah dioperasi dibagian perut.
  • Obat ini juga dapat mengurangi keefektifan kontrasepsi pil dan injeksi, hindari penggunaannya jika sedang menggunakan obat kontrasepsi.
  • Hindari terkena sinar matahari langsung, karena obat ini dapat meningkatkan sensitifitas kulit terhadapat paparan sinar matahari. Gunakan jaket, kacamata dan topi pelindung jika ingin berlama-lama di luar ruangan.

Kehamilan dan Menyusui

Apakah obat doksisiklin boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui?

  • Doksisiklin merupakan obat ketegori D untuk ibu hamil menurut FDA. Hal ini berarti doksisiklin terbukti menimbulkan resiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh jika digunakan pada wanita hamil dapat dipertimbangkan (misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius dimana obat yang lebih aman tidak efektif atau tidak dapat diberikan). Untuk itu penggunaannya pada wanita hamil sebaiknya dihindari karena dapat membahayakan janin, kecuali untuk situasi yang mengancam jiwa atau penyakit serius yang tidak efektif lagi menggunakan obat lainnya.
  • Doksisiklin diketahui dapat terekstraksi pada ASI ibu menyusui. Beberapa penelitian juga membuktikan adanya efek pewarnaan pada enamel gigi dan tulang bayi yang ibunya mengonsumsi obat ini pada jangka panjang atau sering. Penggunaan dalam jumlah kecil dan jangka pendek dianggap masih aman, meskipun tetap harus memperhatikan efek yang mungkin ditimbulkan pada bayi.

Interaksi Obat

Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan doksisiklin, diantaranya yaitu:

  • Penggunaan bersamaan dengan obat jenis retinoid seperti isotretinoin dan acitretin dapat meningkatkan risiko tekanan pada otak yang yang akan berimbas pada penglihatan kabur atau bahkan kehilangan penglihatan.
  • Penggunaan dengan obat antikoagulan dapat meningkatkan risiko pendarahan.
  • Dapat menurunkan efektifitas bakterisidal dari penicillin.
  • Dapat meningkatkan metabolisme saat digunakan bersamaan dengan phenobarbital dan carbamazepam.
  • Meningkatkan konsentrasi plasma darah saat digunakan dengan ciclosporin.
  • Penggunaan bersamaan dengan methoxyflurane dapat menyebabkan toksisitas ginjal fatal.

5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app