Cordycep: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Apr 25, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Waktu baca: 4 menit

Cordyceps adalah jamur yang hidup pada ulat tertentu yang terdapat di daerah pegunungan tinggi Cina. Cordyceps alami sulit didapat dan harganya bisa jadi mahal. Sebagian besar suplemen dibuat dengan Cordyceps yang tumbuh di laboratorium.

Cordyceps paling sering digunakan untuk gangguan ginjal dan masalah seksual pria. Ia juga digunakan setelah transplantasi ginjal, masalah hati, meningkatkan kinerja atletik, dan banyak kondisi lainnya tetapi tidak ada bukti ilmiah yang akurat dalam mendukung penggunaan ini.

Bagaimana cara kerjanya?

Cordyceps kemungkinan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara merangsang sel-sel dan bahan kimia tertentu. Cordyceps juga mungkin dapat memerangi aktivitas sel kanker dan dapat memperkecil ukuran tumor, terutama kanker paru-paru atau kulit.

Penggunaan dan Efektifitas

Mungkin Tidak Efektif untuk

  • Kinerja atletik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi cordyceps atau kombinasi cordyceps dengan roseroot tidak meningkatkan daya tahan pada pria pengendara sepeda terlatih.

Bukti yang Tidak Cukup untuk

  • Kerusakan ginjal yang disebabkan oleh obat amikacin. Penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi cordyceps dengan obat amikacin dapat mengurangi kerusakan ginjal yang disebabkan oleh obat pada orang tua.
  • Asma. Penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi cordyceps saja dapat mengurangi gejala asma pada orang dewasa. Namun, penelitian awal lainnya menunjukkan bahwa mengonsumsi cordyceps dengan herbal lainnya selama 6 bulan tidak mengurangi kebutuhan akan obat atau memperbaiki gejala asma pada anak-anak.
  • Kemoterapi. Bukti awal menunjukkan bahwa mengonsumsi cordyceps selama atau setelah kemoterapi dapat memperbaiki kualitas hidup dan meningkatkan toleransi terhadap perawatan.
  • Penyakit ginjal kronis (CKD). Penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi cordyceps dengan terapi standar dapat meningkatkan fungsi ginjal. Namun, sebagian besar studi ini berkualitas rendah dan hanya dilakukan selama 6 bulan atau kurang.
  • Kerusakan ginjal yang disebabkan oleh pewarna kontras (Contrast induced nephropathy). Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi cordyceps saat menjalani pemeriksaan dengan menggunakan pewarna kontras mampu mengurangi kemungkinan kerusakan ginjal yang disebabkan oleh pewarna tersebut. Tetapi penelitian awal lainnya tidak menunjukkan adanya manfaat.
  • Kerusakan ginjal yang disebabkan oleh obat siklosporin. Ada bukti awal yang menyatakan bahwa mengonsumsi cordyceps dengan siklosporin dapat mengurangi kerusakan ginjal yang disebabkan oleh siklosporin pada orang dengan transplantasi ginjal.
  • Hepatitis B. Bukti awal menunjukkan bahwa mengonsumsi cordyceps dapat meningkatkan fungsi hati pada penderita hepatitis B. Namun, cordyceps tampaknya kurang efektif dibandingkan dengan suplemen astragalus dan polygonum (fo-ti).
  • Hasrat seksual. Penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi produk spesifik cordyceps (CordyMax Cs-4) setiap hari selama 40 hari dapat meningkatkan gairah seks pada orang dengan gairah seks rendah.
  • Transplantasi ginjal. Penelitian awal menunjukkan bahwa mengonsumsi cordyceps dengan siklosporin dosis rendah dapat meningkatkan kelangsungan hidup 1 tahun, mencegah penolakan transplantasi, dan mengurangi risiko infeksi sama seperti mengonsumsi siklosporin dosis standar pada penerima transplantasi ginjal.
    Cordyceps juga tampaknya meningkatkan kelangsungan hidup transplantasi ginjal, penolakan transplantasi ginjal, dan infeksi yang sama dengan mengonsumsi obat azathioprine untuk mencegah penolakan organ.
    Ia juga dapat mengurangi risiko gangguan fungsi ginjal jangka panjang yang disebut chronic allograft nephropathy. Ini adalah penyebab utama kegagalan transplantasi ginjal.
  • Anemia.
  • Gangguan pernapasan.
  • Infeksi paru-paru (Bronkitis).
  • Batuk.
  • Mengurangi kelelahan.
  • Pusing.
  • Sering buang air kencing pada malam hari.
  • Aritmia jantung.
  • Kolesterol tinggi.
  • Gangguan hati.
  • Disfungsi seksual pria.
  • Memperpanjang umur.
  • Dering di telinga.
  • Kelemahan.
  • Kondisi lainnya.

Diperlukan lebih banyak bukti untuk menilai efektivitas cordyceps dalam penggunaan ini.

Efek Samping dan Keamanan

Cordyceps MUNGKIN AMAN bagi kebanyakan orang apabila dikonsumsi dengan tepat dan jangka pendek.

Perhatian & Peringatan Khusus:

Kehamilan dan menyusui : Tidak ada informasi yang cukup dapat diandalkan tentang keamanan penggunaan cordyceps jika Anda sedang hamil atau menyusui. Tetap pada sisi aman dan hindari penggunaan ini.

"Penyakit autoimun" seperti sklerosis ganda (MS), lupus (lupus eritematosus sistemik, SLE), artritis reumatoid (RA), atau kondisi lainnya : Cordyceps dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih aktif. Hal ini bisa meningkatkan gejala penyakit autoimun. Jika Anda memiliki salah satu dari kondisi ini, sebaiknya menghindari penggunaan cordyceps.

Gangguan pendarahan : Cordyceps mungkin dapat memperlambat pembekuan darah. Mengonsumsi cordyceps dapat meningkatkan risiko pendarahan pada penderita gangguan pendarahan.

Pembedahan : Mengonsumsi cordyceps mungkin dapat meningkatkan risiko pendarahan selama operasi. Hentikan penggunaan cordyceps 2 minggu sebelum operasi dijadwalkan.

Interaksi

Interaksi Moderat

Berhati-hatilah dengan kombinasi ini

  • Siklofosfamid (Cytoxan, Neosar) berinteraksi dengan CORDYCEPS

Siklofosfamid (Cytoxan, Neosar) digunakan untuk menurunkan sistem kekebalan tubuh. Cordyceps sepertinya meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Mengonsumsi cordyceps bersama dengan siklofosfamid (Cytoxan, Neosar) mungkin dapat menurunkan efektivitas siklofosfamid (Cytoxan, Neosar).

  • Obat-obatan yang menurunkan sistem kekebalan tubuh (Immunosupresan) berinteraksi dengan CORDYCEPS

Cordyceps mungkin dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, cordyceps dapat menurunkan efektivitas obat-obatan yang menurunkan sistem kekebalan tubuh. 

Beberapa obat yang mengurangi sistem kekebalan tubuh adalah azathioprine (Imuran), basiliximab (Simulect), cyclosporine (Neoral, Sandimmune), daclizumab (Zenapax), muromonab-CD3 (OKT3, Orthoclone OKT3), mikofenolat (CellCept), tacrolimus (FK506, Prograf), sirolimus (Rapamune), prednison (Deltasone, Orasone), kortikosteroid (glukosteroid) dan lainnya.

Prednisolon terkadang digunakan untuk mengurangi sistem kekebalan tubuh. Mengonsumsi cordyceps mungkin dapat membuat prednisolon kurang efektif untuk menurunkan sistem kekebalan tubuh.

Dosis

Dosis cordyceps yang tepat tergantung pada beberapa faktor seperti usia pengguna, kesehatan, dan beberapa kondisi lainnya. Saat ini tidak ada informasi ilmiah yang cukup untuk menentukan kisaran dosis yang tepat untuk cordyceps. 

Ingatlah bahwa produk alami tidak selalu aman dan dosisnya penting. Pastikan untuk mengikuti petunjuk yang relevan pada label produk dan konsultasikan dengan apoteker atau dokter Anda atau profesional kesehatan lainnya sebelum menggunakannya.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Development of High Cordycepin-Producing Cordyceps militaris Strains. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5395498/)
Cordyceps: Benefits, Side Effects, Dosage, and Interaction. Verywell Health. (https://www.verywellhealth.com/benefits-of-cordyceps-89441)
Cordyceps: Health Benefits, Uses, Side Effects, Dosage & Interactions. RxList. (https://www.rxlist.com/cordyceps/supplements.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app