HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Cataflam D 50mg: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Jul 24, 2019 Waktu baca: 6 menit

Cataflam D adalah obat yang digunakan sebagai pereda nyeri, mengurangi gangguan inflamasi (radang), dismenore (nyeri saat menstruasi) , nyeri ringan sampai sedang pasca operasi khususnya ketika pasien juga mengalami peradangan. Cataflam D juga digunakan sebagai pereda nyeri pada penderita arthritis, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, sakit gigi, migrain akut, asam urat dan nyeri karena batu ginjal dan batu empedu.Cataflam D mengandung zat aktif Diclofenac, obat yang termasuk golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID).Berikut adalah informasi lengkap Cataflam D yang disertai tautan merk-merk obat lain yang mengandung zat aktif yang sama.

Mengenai Cataflam D

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

Cataflam D dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • dos 5 x 10 Dispertab 50 mg

Kandungan

Tiap kemasan Cataflam D mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

  • Kalium Diclofenac 50 mg / tablet

Manfaat Cataflam D

Berikut adalah beberapa kegunaan Cataflam D (Diclofenac) :

  • Untuk membantu mengurangi nyeri, gangguan inflamasi (radang), dismenore (nyeri haid), nyeri ringan sampai sedang pasca operasi khususnya ketika pasien juga mengalami peradangan. (Baca juga Kenali Penyebab Nyeri Haid Dan Indikasi Adanya Penyakit Lain)
  • Cataflam D (Diclofenac) juga digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada penderita arthritis, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, untuk sakit gigi, migrain akut, asam urat dan nyeri karena batu ginjal dan batu empedu.
  • Sering digunakan untuk mengurangi nyeri kronis, misalnya pada penderita kanker.

Penyakit terkait :

Efek Samping Cataflam D

Berikut adalah beberapa efek samping Cataflam D (Diclofenac) yang diketahui :

  • Efek samping Cataflam D (Diclofenac) yang umum misalnya, gangguan pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah, sembelit, nyeri perut, diare, dispepsia, kembung, perdarahan / perforasi, mulas, ulkus lambung dan duodenum. Penggunaan obat yang mengandung Diclofenac secara jangka panjang, pasien biasanya diberikan obat seperti misoprostolranitidine 150 mg, atau omeprazole 20 mg pada waktu tidur, sebagai pencegahan pendarahan gastrointestinal.
  • Orang-orang yang menderita gagal jantung, penyakit jantung atau stroke sebaiknya tidak menggunakan obat ini meskipun banyak penelitian mengatakan efek  samping terhadap resiko terjadinya infark miokardial relatif kecil.
  • Efek samping pada organ hati jarang terjadi, dan biasanya reversibel. Meski demikian, kasus-kasus seperti nekrosis hati, sakit kuning, hepatitis fulminan dan gagal hati telah dilaporkan terjadi pada pemakaian jangka panjang dan dalam dosis yang lebih tinggi. Jika tanda-tanda dan gejala yang konsisten dengan penyakit hati klinis terjadi, atau jika manifestasi sistemik terjadi (misalnya : eosinofilia, ruam, dan lain - lain), penggunaan obat ini harus dihentikan.
  • Efek samping yang berkaitan dengan kesehatan mental berupa gangguan tidur seperti insomnia dan somnolen.
  • Obat-obat golongan NSAID dapat menyebabkan  sindroma Lutinized Unruptured Follicle (LUF), yaitu kegagalan ovulasi karena kegagalan kantung telur menghasilkan sel telur (oosit) . Oleh karena itu obat ini dapat menyebabkan kemandulan yang sifatnya sementara pada wanita, terutama jika pemakaian dalam jangka panjang.
  • Kondisi-kondisi penekanan sumsum tulang seperti leukopeniaagranulositosis, thrombopenia dengan / tanpa purpura, anemia aplastik dapat terjadi tetapi sangat jarang. Meski demikian kemungkinan ini harus diwaspadai, karena jika terjadi dapat berakibat fatal.
  • Anemia juga dilaporkan terjadi pada pasien yang menggunakan obat-obat NSAID. Pasien pada pengobatan jangka panjang, kadar hemoglobin dan hematokrit harus diperiksa jika mereka menunjukkan tanda-tanda gejala anemia.
  • Reaksi dermatologis seperti dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson, dan nekrolisis epidermal toksik, yang dapat berakibat fatal, dapat terjadi selama pemakaian NSAID. Pengobatan harus dihentikan jika tanda-tanda seperti ruam atau hipersensitivitas muncul.
  • Obat ini juga dapat mengganggu siklus menstruasi normal.

Dosis Cataflam D

Cataflam D (Diclofenac) diberikan dengan dosis :Dewasa, awal : 100-150 mg sehari dalam 2-3 dosis terbagi.Pengobatan nyeri dan osteoarthritis, dosis maksimal : 150 mg / hari.Rheumatoid arthritis, dosis maksimal : 225 mg / hari.Spondilitis ankilosa dosis maksimal : 125 mg / hari.Migrain, awal : 50 mg pada serangan pertama. Jika dalam 2 jam setelah pemberian dosis pertama nyeri tidak reda, dosis dapat diulang. Dosis lanjutan dapat diambil setiap 4-6, jika diperlukan. Dosis maksimal : 200 mg / hari.dosis selengkapnya lihat di diclofenac.

Interaksi obat

Berikut adalah efek yang terjadi jika Cataflam D (Diclofenac) digunakan dengan obat-obat lain :

  • Antikoagulan (misalnya, warfarin), aspirin, kortikosteroid (misalnya prednisone), heparin, atau selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) (misalnya, fluoxetine) : resiko perdarahan lambung meningkat.
  • Siklosporin, lithium, methotrexate, kuinolon (misalnya, ciprofloxacin), atau sulfonilurea (misalnya, glipizide) : efek samping obat-obat ini meningkat.
  • Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor  (misalnya, captopril, enalapril) atau diuretik (misalnya, furosemide, hydrochlorothiazide) : efektivitas obat-obat ini menurun.

Kontraindikasi

  • Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi (hipersensitif) terhadap Diclofenac, riwayat reaksi alergi (bronkospasme, shock, rhinitis, urtikaria) setelah penggunaan aspirin atau NSAID lainnya (misalnya, ibuprofen, celecoxib).
  • Pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung sebaiknya jangan menggunakan Abdiflam Tablet (Diclofenac).
  • Obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki masalah ginjal, hati, atau radang / tukak pada lambung atau usus.
  • Kontraindikasi untuk pasien yang sedang hamil terutama trisemester ketiga karena meningkatkan bayi premature atau distres janin.
  • NSAID termasuk Abdiflam Tablet (Diclofenac) tidak boleh diberikan untuk penderita demam berdarah, karena menginduksi kerusakan hati lebih cepat
  • Jangan diberikan untuk penderita penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer, penyakit cerebrovascular, dan gagal jantung kongestif.
  • Gangguan hati dan ginjal yang parah

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan pasien selama menggunakan Cataflam D (Diclofenac) adalah sebagai berikut :

  • Cataflam D (Diclofenac) sebaiknya diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mengurangi efek samping pada saluran pencernaan.
  • Jika obat ini diresepkan untuk pasien yang memiiki riwayat maag atau pendarahan gastrointestinal, resiko terjadinya perdarahan meningkat 10 kali lipat.
  • Jangan menggunakan Cataflam D (Diclofenac) pada pasien yang memiliki fungsi hati dan ginjal yang buruk, sedang atau pernah memiliki sakit jantung.
  • Jika pasien menderita hipertensi, tekanan darah harus dipantau selama pengobatan karena NSAID termasuk Cataflam D (Diclofenac) dapat meningkatkan tekanan darah dan memperburuk kondisi hipertensi.
  • Karena NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, perhatian harus diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau yang sudah pernah mengalami retensi cairan.
  • Pasien harus cukup terhidrasi (cukup cairan) sebelum menggunakan Cataflam D (Diclofenac).
  • Penggunaan jangka panjang NSAID dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
  • Fungsi hati pasien harus dipantau secara teratur selama pemakaian Cataflam D (Diclofenac) terutama jika digunakan dalam jangka waktu panjang.
  • Penggunaan pada pasien lanjut usia harus lebih hati-hati karena mereka lebih sensitif terhadap efek obat ini, terutama perdarahan perut dan masalah ginjal.
  • Belum diketahui apakah Diclofenac diekskresikan melalui ASI. Tetapi mengingat efek yang buruk obat ini terhadap anak-anak sebaiknya jangan menyusui saat menggunakan obat ini.
  • Jika tanda-tanda reaksi anafilaksis (misalnya, kesulitan bernafas, pembengkakan wajah atau tenggorokan) terjadi segera hubungi pihak medis.

Toleransi terhadap kehamilan

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Diclofenac kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat ini oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.Cataflam D (Diclofenac) tidak boleh diberikan pada wanita hamil terutama pada trimester akhir karena dapat menyebabkan penutupan dini duktus arteriosus.



9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app