Bahaya HIV dan AIDS

Tidak seperti virus lain, tubuh Anda tidak dapat sepenuhnya menghilangkan HIV. Jika tubuh Anda terkena HIV, maka Anda akan terus hidup bersama HIV, karena hingga sekarang belum ada obat yang bisa melawan HIV.
Dipublish tanggal: Sep 10, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 4 menit
Bahaya HIV dan AIDS

Pada akhir tahun 2017 UNAIDS melaporkan terdapat 36,9 juta penderita HIV dan 940.000 diantaranya meninggal karena AIDS. Namu tidak semua korban sadar kalau mereka tengah mengidap HIV / AIDS, hanya sekitar 75% saja yang menyadarinya. 

Ini dikarenakan pada awalnya virus HIV sama sekali tidak menunjukkan gejala sehingga ada sebagian penderitanya yang tidak sadar kalau dia sedang terjangkit virus berbahaya tersebut.

Apa itu HIV-AIDS?

HIV / AIDS memiliki keterkaitan satu sama lain walaupun sebnarya keduanya adalah dua hal yang berbeda. HIV adalah Human immunodeficiency virus dan AIDS adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome, dengan kata lain HIV adalah penyebab utama AIDS.

HIV dapat secara signifikan mengurangi sistem kekebalan tubuh, kondisi ini sangat memungkinkan tubuh dapat terserang virus, bakteri, penyakit ataupun infeksi lainnya dengan sangat mudah karena sel CD4 dirusak oleh HIV, dimana CD4 memiliki fungsi penting dalam pertahanan sistem kekebalan tubuh. 

Serangan HIV berakibat sangat fatal karena tubuh tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh untuk melawan.

Tidak seperti virus lain, tubuh Anda tidak dapat sepenuhnya menghilangkan HIV. Jika tubuh Anda terkena HIV, maka Anda akan terus hidup bersama HIV, karena hingga sekarang belum ada obat yang bisa melawan HIV.

AIDS adalah penyakit kronis yang penyebabnya adalah HIV dan biasanya disertai dengan timbulnya penyakit penyakit berbahaya lainnya seperti kanker atau infeksi karena sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Penularan HIV dan AIDS

Tidak hanya menular melalui hubungan seksual, HIV juga dapat menular melalui darah dari orang yang terinfeksi memasuki tubuh orang lain. Ini dapat terjadi dengan berbagai cara, termasuk:

Hubungan seksual, HIV dapat menular melalui hubungan seksual baik melalui vagina ataupun anal (dubur). 

Selain itu pada kasus tertentu yang sangat jarang, resiko penularan HIV bisa juga melalui seks oral yang resiko penularannya akan semakin tinggi ketika terdapat luka terbuka di mulut, seperti bibir pecah, sariawan ataupun gusi berdarah.

Berbagi jarum suntik, penggunaan jarum suntik secara bersama sama mempertinggi resiko penularan HIV. Karena apabila jarum suntik digunakan oleh penderita HIV lalu jarum yang sama digunakan bergantian dengan orang lain akan mempertinggi resiko penularan HIV. 

Seperti misalnya penggunaan jarum suntik pada pembuatan tato atau suntikan yang dilakukan tidak untuk pengobatan medis.

Transfusi darah, HIV dapat menular saat melakukan transfusi darah dimana seorang penderita HIV melakukan donor darah dan kemudian darah tersebut berpindah ke seseorang yang membutuhkan. 

Selain hal hal yang sudah disebutkan diatas, seorang ibu penderita HIV yang hamil dapat juga menularkannya ke janin yang ada di kandungannya, selama persalinan atau melalui ASI saat berada dalam masa menyusui.

Tapi penularan HIV tidak terjadi saat terjadi kontak kulit, seperti menyentuh kulit atau dengan orang yang menderita HIV. Juga tidak mungkin menular melalui air liur kecuali ada luka terbuka pada mulut, seperti bibir pecah, sariawan ataupun gusi berdarah.

Gejala HIV dan AIDS

Pada awalnya HIV sama sekali tidak menunjukkan gejala apapun, selain itu HIV tidak akan merusak organ Anda secara langsung. Namun, HIV merusak sel CD4, dimana CD4 memiliki fungsi penting dalam pertahanan sistem kekebalan tubuh. 

Serangan HIV berakibat sangat fatal karena tubuh tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh untuk melawan, sehingga dapat menyebabkan berbagai penyakit lain termasuk infeksi.

Gejala awal HIV hampir sama dengan infeksi virus yang lain, yang menyebabkan banyak orang tidak sadar kalau sedang terjangkit HIV

Jika HIV tidak tertangani secara medis, bisa menyebabkan AIDS yang gejalanya jauh yang lebih parah dari HIV. Berikut adalah gejala gejala AIDS yang sering muncul, yaitu:

  • Infeksi jamur yang menyerang mulut dan vagina yang sangat parah hingga menimbulkan bau tidak sedap.
  • Radang panggul parah yang berkepanjangan
  • Menurunnya daya tahan tubuh dengan gejala kelelahan ekstrem yang tidak diketahui sebabnya dan sering kali disertai sakit kepala.
  • Berat badan menurun mendadak dan ekstrim, bukan akibat dari aktivitas olahraga atau diet.
  • Sangat mudah terjadi memar dalam jangka waktu yang cukup sering.
  • Sangat mudah terkena diare.
  • Demam atau berkeringat pada malam hari.
  • Kelenjar getah bening di ketiak,tenggorokan, atau selangkangan mengalami pembengkakan.
  • Batuk kering berkepanjangan
  • Merasakan sesak napas yang cukup sering.
  • Terjadi pendarahan dari mulut, hidung, kulit, vagina atau anus tanpa sebab yang jelas
  • Terjadi ruam yang tidak biasa dan cukup banyak dan sering.
  • Mengalami mati rasa tangan dan kaki
  • Tidak bisa mengkontrol otot dan refleks
  • Perubahan kepribadian

Selain hal yang sudah disebutkan diatas AIDS sering kali menunjukkan hal yang tidak terduga lainnya. Untuk ini Anda harus secepatnya melakukan konsultasi dengan dokter.

Faktor resiko tertular HIV dan AIDS

Semua orang dari segala usia dapat tertular HIV. Namun faktor resiko ini akan sangat tinggi pada kondisi pria tidak disunat, pria homoseksual dan melakukan aktivitas seksual sesama laki laki. Selain itu hal berikut ini akan mempertinggi resiko tertular HIV :

  • Sering berganti pasangan, resiko ini akan jauh lebih tinggi saat tidak menggunakan kondom dan melakukan aktifitas seksual tidak sehat seperti seks anal
  • Mempunyai penyakit menular seksual, kebanyakan penyakit ini menyebabkan adanya luka terbuka pada alat kelamin, dan akan mempertinggi resiko tertular HIV terlebih lagi tidak menggunakan kondom.
  • Bergantian jarum suntik, para pengguna narkoba pada umumnya saling bergantian dalam menggunakan jarum suntik, ini mempertinggi resiko penularan HIV.
  • Bagikan suntikannya. Pengguna narkoba suntikan umumnya berbagi jarum selama penggunaan narkoba

56 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Where did HIV come from? (n.d.). (http://www.theaidsinstitute.org/node/259)
Underhill K, et al. (2007). Abstinence‐only programs for HIV infection prevention in high‐income countries. DOI: (https://doi.org/10.1002/14651858.CD005421.pub2)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app