Bagaimana Kondisi Vagina saat Terjadi Infeksi?

Dipublish tanggal: Jun 13, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Bagaimana Kondisi Vagina saat Terjadi Infeksi?

Infeksi yang terjadi pada vagina sering disebut sebagai vaginitis. Biasanya, penyebab infeksi ini antara lain bakteri, parasit, ragi atau jamur pada alat kelamin. 

Rasa tidak nyaman pada bagian kewanitaan pasti dirasakan sehingga infeksi tidak bisa didiamkan begitu saja. Untuk itu, penting untuk mengetahui kondisi vagina saat terinfeksi.

1. Vagina saat terkena Penyakit Kelamin

Selain infeksi, ada penyakit menular seksual lain, seperti trikomoniasis, kutil di vagina dan herpes. Penyakit tersebut dapat menyebabkan menimbulkan rasa gatal, sedikit berbau, iritasi dan keputihan, meskipun tidak semua infeksi atau penyakit kelamin memunculkan gejala tersebut.

Bahkan, ada penyakit menular yang tidak selalu memunculkan gejala, seperti Gonore. Gejala yang biasa muncul pada penyakit ini adalah rasa sakit dan terbakar ketika buang air kecil. Pengobatan yang tepat adalah melawan bakteri penyebab penyakit dengan antibiotik.

2. Vagina saat Terinfeksi Bakteri Vaginosis

Bakteri ini menjadi salah satu penyebab infeksi vagina karena pertumbuhan bakteri jahat yang begitu banyak. Biasanya, tidak muncul gejala khusus tapi biasanya terjadi rasa gatal, kemerahan, berbau amis dan vagina yang mengeluarkan keputihan.

Apabila Anda memeriksakannya pada dokter, resep antibiotik oral berupa tinidazol dan metronidazol biasanya akan diresepkan untuk melawan bakteri vaginosis sehingga infeksi bisa segera diatasi. 

Resep tersebut dapat membantu melawan bakteri sehingga tidak bisa berkembang dan justru bisa dihilangkan.

3. Vagina saat terkena Alergi

Vagina ternyata juga bisa mengalami alergi akibat pemakaian produk tertentu atau bahan celana dalam yang tidak nyaman sehingga menyebabkan alergi. Gejala yang muncul biasanya adalah gatal kemerahan dan iritasi kemudian muncul lecet apabila alergi dibiarkan.

Selain dari faktor luar, kondisi kulit tertentu juga bisa menjadi penyebab munculnya rasa gatal atau gejala lainnya. Untuk itu, Anda harus segera melakukan penanganan. Bisa dengan salep steroid seperti hidrokortison untuk mengurangi rasa gatal dan alergi yang terjadi pada sekitar vagina.

4. Muncul Wasir

Wasir terjadi ketika adanya pembengkakan atau peradangan pembuluh darah vena di sekitar rektum bawah atau anus. Keberadaan wasir ini ternyata juga berpengaruh terhadap vagina, seperti timbul rasa gatal sehingga penderita akan cenderung menggaruknya hingga terjadi lecet pada kulitnya.

Terkadang, kondisi wasir juga membuat vagina terasa sakit, berwarna kemerahan di luarnya dan pembengkakan. Untuk bisa mengatasi rasa sakit pada vagina, maka Anda harus mengatasi wasirnya terlebih dulu.

5. Vagina saat tubuh kekurangan Hormon Estrogen

Pertambahan usia memengaruhi kadar estrogen yang terdapat dalam tubuh. Umumnya, semakin bertambah usia maka akan menurunkan kadar estrogen. Kadar hormon ini dapat menyebabkan perubahan, khususnya pada bagian vagina. Gejala tidak nyaman, seperti mengeluarkan keputihan dan rasa gatal mungkin akan Anda rasakan.

Infeksi yang terjadi pada vagian umumnya akan menimbulkan rasa gatal, sering keluar keputihan, iritasi di luar dan dalam vagina. Biasanya, gejala ini dapat diatasi dengan pengobatan antibakteri dan antijamur. Namun, hal ini tergantung dengan masing-masing orang karena penyebabnya pun berbeda-beda.

Seperti yang sering kita dengar, bahwa mencegah akan lebih baik. Anda bisa melakukan pencegahan infeksi pada vagina dengan menjaga kesehatan dan kebersihan vagina. Mulailah dengan rajin mengganti celana dalam, seperti 2-3 kali dalam sehari. Selain itu, konsumsi makanan probiotik juga dapat membantu.

Produk pembersih kewanitaan mungkin juga diperlukan, tapi Anda harus memastikan bahwa kandungan produk tersebut aman untuk vagina. Apabila Anda sedang menstruasi, jangan lupa untuk rutin mengganti pembalut agar kebersihan dan kesehatan vagina terjaga dengan baik sehingga tidak terjadi infeksi atau penyakit.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Vaginal yeast infections. Office on Women's Health. https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/vaginal-yeast-infections.
Bope ET, et al. Vulvovaginitis. In: Conn's Current Therapy 2018. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2018. https://www.clinicalkey.com.
Blostein F, et al. Recurrent vulvovaginal candidiasis. Annals of Epidemiology. 2017;27:575.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app