Asonfen Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Agu 26, 2021 Waktu baca: 8 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Asonfen tablet adalah obat yang digunakan untuk mengobati alergi pada saluran pernapasan, kulit, dan mata.
  • Mengandung dexamethasone sebagai kortikosteroid yang sangat kuat, dan dexchlorpheniramine maleate sebagai antihistamin.
  • Manfaat Asonfen tablet digunakan untuk mengurangi gejala-gejala rhinitis alergi (hay fever) termasuk rinitis alergi perennial atau seasonal.
  • Dosis Asonfen tablet untuk dewasa adalah 3 x sehari 1 tablet, anak usia 6-12 tahun adalah 3 x sehari ½ tablet, dan anak usia 2-6 tahun adalah 3 x sehari 1/4 tablet.
  • Efek samping Asonfen dapat meningkatkan pembentukan glukosa dari protein, memicu pengeroposan tulang, hingga memengaruhi proses metabolisme lemak.
  • Klik untuk mendapatkan obat alergi ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Asonfen tablet adalah obat yang digunakan untuk mengobati alergi pada saluran pernapasan, kulit, dan mata. Asonfen tablet mengandung dexamethasone yang termasuk kortikosteroid yang sangat kuat, dan dexchlorpheniramine maleate sebagai anti histamin.

Dexamethasone adalah obat steroid jenis glukokortikoid sintetis yang digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi, dan anti shock yang sangat kuat. Obat ini 20-30 kali lebih kuat daripada hidrokortison dan 5-7 kali lebih kuat daripada prednison. 

Dexamethasone bekerja dengan cara menembus membran sel sehingga akan terbentuk suatu kompleks steroid-protein reseptor. Di dalam inti sel, kompleks steroid-protein reseptor ini akan berikatan dengan kromatin DNA dan menstimulasi transkripsi mRNA yang merupakan bagian dari proses sintesa protein. 

Sebagai anti inflamasi, dexamethasone menekan migrasi neutrofil, mengurangi produksi prostaglandin (senyawa yang berfungsi sebagai mediator inflamasi), dan menyebabkan dilatasi kapiler. Hal ini akan mengurangi repon tubuh terhadap kondisi peradangan (inflamasi).

Sedangkan dexchlorpheniramine adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi alergi. Dexchlorpheniramine termasuk antihistamin dengan sifat antikolinergik dan sedatif. Obat ini adalah isomer dextrorotatory dari chlorpheniramine. 

Histamin secara alami sudah ada dalam tubuh yang dapat menghasilkan berbagai reaksi alergi. Dexchlorpheniramine bekerja dengan cara menghambat efek dari histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu dapat dikurangi.

Mengenai Asonfen

Pabrik

Intijaya Meta Ratna Pharmindo

Golongan

Harus dengan resep dokter

Kemasan

Asonfen tablet dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:

  • Dos 10 x 10 tablet

Kandungan

Tiap kemasan obat Asonfen tablet mengandung zat aktif sebagai berikut:

Manfaat Asonfen

Kegunaan Asonfen tablet ditujukan untuk kondisi-kondisi berikut:

  • Mengurangi gejala-gejala rhinitis alergi (hay fever) termasuk rinitis alergi perennial atau seasonal.
  • Mengatasi bentuk alergi lainnya seperti vasomotor rhinitis, alergi konjungtivitis karena alergen inhalan dan makanan, manifestasi alergi pada kulit misalnya urtikaria dan angioedema, ameliorasi reaksi alergi pada darah atau plasma, dan dermografisme.
  • Mengatasi kondisi alergi yang disertai peradangan dimana diperlukan terapi dengan kortikosteroid.

Kontraindikasi

  • Jangan menggunakan Asonfen tablet untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada Dexamethasone dan dexchlorpheniramine maleate dan obat golongan kortikosteroid dan anti histamin lainnya.
  • Pemberian vaksin hidup atau dilemahkan merupakan kontraindikasi pada pasien yang menggunakan dosis imunosupresif dari obat-obat kortikosteroid.
  • Kortikosteroid dosis tinggi, tidak boleh digunakan untuk pengobatan cedera otak traumatis yang berhubungan dengan mata. Penggunaan kortikosteroid dapat menyebabkan katarak subkapsular posterior, glaukoma dengan kemungkinan kerusakan pada saraf optik, dan dapat meningkatkan pembentukan infeksi okular sekunder karena bakteri, jamur, atau virus.
  • Penggunaan kortikosteroid oral tidak dianjurkan dalam pengobatan optik neuritis dan dapat menyebabkan peningkatan risiko episode baru.
  • Kortikosteroid tidak boleh digunakan dalam aktif okular herpes simpleks.
  • Sebaiknya tidak digunakan untuk bayi baru lahir dan prematur, penderita tukak peptik, atau penderita infeksi jamur sistemik.
  • Karena risiko obat-obat antihistamin yang lebih tinggi untuk bayi pada umumnya dan untuk bayi baru lahir dan prematur pada khususnya, terapi dengan antihistamin dikontraindikasikan pada ibu menyusui.
  • Kontraindikasi untuk pasien yang sedang menggunakan obat-obat inhibitor monoamine oxidase (MAOis).

Efek samping Asonfen

Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan Asonfen dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.

Sejumlah efek samping Asonfen yang mungkin terjadi antara lain:

  • Meningkatkan pembentukan glukosa dari protein. Hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah sehingga pemberian Asonfen pada penderita diabetes mellitus sebaiknya dihindari.
  • Memicu pengeroposan tulang karena matriks protein penyusun tulang menyusut drastis. Oleh karena itu, penggunaan Asonfen pada pasien yang memiliki risiko besar seperti usia lanjut sangat tidak dianjurkan. Untuk anak-anak, obat ini dapat menghambat pertumbuhan, khususnya pertumbuhan tulang, dan memengaruhi perkembangan pubertas. Bila obat ini benar-benar dibutuhkan, sebaiknya gunakan dosis terkecil sesuai anjuran dokter. 
  • Memengaruhi proses metabolisme lemak termasuk distribusinya di dalam tubuh.
  • Berkurangnya massa otot (proximal myopathy).
  • Menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit berkurang dan mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh akibat pemakaian Asonfen tablet sehingga meningkatkan risiko terkena infeksi virus, jamur, ataupun bakteri.
  • Secara umum kumpulan-kumpulan efek samping ini dikenal sebagai sindrom Cushing, yaitu gejala-gejala seperti muka tembem, penebalan seperti selulit pada punggung dan perut, hipertensi, penurunan toleransi terhadap karbohidrat, dan gejala-gejala lainnya. Sindrom Cushing dapat pulih (reversibel) ketika terapi dihentikan, tetapi cara menghentikan terapi harus dengan menurunkan dosis secara bertahap (tappering-off) untuk menghindari terjadinya insufisiensi adrenal akut.
  • Penggunaan Asonfen tablet secara jangka panjang dapat menyebabkan insufisiensi adrenal.
  • Pasien dengan riwayat gangguan jiwa dapat mengalami gangguan mental yang serius, paranoid, atau depresi dengan risiko bunuh diri. Pengawasan yang ketat diperlukan atau bila perlu dihindari.
  • Obat-obat kortikosteroid bisa menyebabkan timbulnya tukak peptik meskipun lemah.
  • Obat yang mengandung dexchlorpheniramine maleate menyebabkan mengantuk, pusing, mulut, hidung dan tenggorokan kering, sakit kepala, palpitasi, retensi urine, sedasi, lemah, tinitus dan gangguan pencernaan seperti anoreksia, mual, muntah, diare dan konstipasi.

Dosis Asonfen

Dosis Asonfen bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang

Secara umum, dosis Asonfen yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:

  • Dewasa: 3 x sehari 1 tablet.
  • Anak usia 6-12 tahun: 3 x sehari ½ tablet.
  • Anak usia 2-6 tahun: 3 x sehari 1/4 tablet.

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Asonfen tablet harus sesuai dengan yang dianjurkan.

Interaksi Asonfen

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh. 

Jenis obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan Asonfen tablet adalah:

  • Aminoglutethimide: Menurunkan kadar Dexamethasone, melalui induksi enzim mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologisnya.
  • Agen kalium-depleting, seperti amfoterisin B atau diuretik: Pengamatan ketat harus dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya hipokalemia.
  • Antibiotika makrolida: Menurunkan klirens Dexamethasone sehingga meningkatkan efek farmakologisnya.
  • Antidiabetik: Kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah sehingga penyesuaian dosis obat anti diabetes mungkin diperlukan.
  • Isoniazid: Berpotensi menurunkan konsentrasi serum isoniazid
  • Cholestyramine dan efedrin: Meningkatkan klirens kortikosteroid sehingga menurunkan efek farmakologisnya.
  • Vaksin hidup: Dexamethasone menurunkan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Sebaiknya hindari penggunaan vaksin hidup pada pasien yang menggunakan dexamethasone.
  • Anti jamur azole seperti ketoconazole: Mengurangi metabolisme kortikosteroid sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek farmakologisnya.
  • NSAID atau aspirin: Meningkatkan resiko efek samping perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Agen antikolinesterase: Menyebabkan kelemahan yang parah pada pasien myasthenia gravis. Jika memungkinkan, agen antikolinesterase harus ditarik setidaknya 24 jam sebelum memulai terapi kortikosteroid.
  • Glikosida digitalis: Berpotensi memicu peningkatan risiko aritmia karena hipokalemia.
  • Estrogen, termasuk kontrasepsi oral: Menurunkan metabolisme hepatik kortikosteroid tertentu, sehingga meningkatkan efeknya.
  • Enzim hati reagen seperti barbiturat, fenitoin, carbamazepine, rifampin: Meningkatkan metabolisme kortikosteroid. Dosis kortikosteroid mungkin perlu ditingkatkan.
  • Dexchlorpheniramine Maleate memiliki efek aditif dengan alkohol dan depresan sistem saraf pusat lainnya (barbiturate, opioid analgesics, hipnotik, sedatif, tranquilizers).
  • MAO inhibitors: memperpanjang dan mengintensifkan efek antikolinergik (pengeringan) antihistamin.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat Asonfen tablet adalah sebagai berikut :

  • Jangan menghentikan pemakaian obat Asonfen tablet secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter terutama pada penggunaan jangka panjang karena dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti mialgia, artralgia, dan malaise.
  • Hati-hati penggunaan Asonfen tablet pada penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis ulceratif, karena berisiko terjadinya perdarahan pada saluran pencernaan.
  • Sebaiknya batasi menggunakan obat Asonfen tablet pada pasien yang menderita tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, infeksi jamur sistemik, glaukoma, psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC aktif, herpes zoster, herpes simplex, infeksi virus lain, sindroma Cushing, dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
  • Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal, misalnya pasien usia lanjut, Asonfen tablet diberikan dengan dosis terendah dan durasi sesingkat mungkin.
  • Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih rentan terkena penyakit infeksi, terutama cacar dan campak. Cacar dan campak dapat menjadi lebih serius atau bahkan fatal pada pasien anak-anak dan dewasa yang menggunakan obat-obat kortikosteroid. Pasien yang tidak memiliki penyakit ini harus menghindari paparan dari orang-orang penderita cacar atau campak.
  • Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI). Karena efek obat ini bisa menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya, ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan Asonfen tablet.
  • Retensi natrium dengan edema dapat terjadi pada pasien yang menggunakan kortikosteroid, obat Asonfen tablet harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gagal jantung kongestif, hipertensi, atau insufisiensi ginjal.

Penggunaan obat Asonfen tablet untuk ibu hamil

FDA di Amerika Serikat, setara BPOM di Indonesia, mengkategorikan Dexchlorpheniramine ke dalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut:

Penelitian pada reproduksi hewan tidak  menunjukkan risiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan risiko pada janin di trimester berapapun.

Sedangkan Dexamethasone ke dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Dexamethasone dengan mudah dapat menembus plasenta. Jika pemberian obat-obat kortikosteroid dalam jangka panjang atau diulang selama kehamilan, risiko penghambatan pertumbuhan intrauterin dapat meningkat. 

Namun, tidak ada bukti terjadinya gangguan pertumbuhan intra uterin selama pengobatan jangka pendek (contohnya pada pengobatan profilaksis untuk neonatal respiratory distress syndrome). Beberapa gejala supresi adrenal pada janin akibat penggunaan obat ini selama kehamilan, biasanya akan hilang setelah bayi lahir dan tidak begitu bermakna klinis.

Artikel terkait:


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Dexchlorpheniramine; Side Effects, Uses & Dosage. Drugs.com. (https://www.drugs.com/dexchlorpheniramine.html)
Dexchlorpheniramine Maleate Oral: Uses, Side Effects, Interactions, Pictures, Warnings & Dosing. WebMD. (https://www.webmd.com/drugs/2/drug-10321/dexchlorpheniramine-maleate-oral/details)
Dexamethasone Uses, Dosage & Side Effects. Drugs.com. (https://www.drugs.com/dexamethasone.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app