8 Penyebab Demam Berulang pada Anak dan Cara Mengatasinya

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Mar 17, 2022 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
8 Penyebab Demam Berulang pada Anak dan Cara Mengatasinya

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Orangtua perlu waspada saat demam terjadi pada anak berusia kurang dari 2 tahun atau jika terjadi demam berulang;
  • Abses gigi dapat menyebabkan demam berulang jika nanah dibiarkan dalam waktu yang lama;
  • Penyebab demam berulang pada anak juga bisa terjadi karena sindrom demam periodik, penyakit neutropenia, hingga penyakit Crohn;
  • Cara mengatasi demam berulang pada anak dilakukan dengan kompres hangat, hindari baju tebal dan selimut, dan banyak minum cairan;
  • Segera periksakan anak ke dokter jika demamnya tak kunjung turun setelah dilakukan berbagai upaya penanganan di rumah;
  • Klik untuk membeli obat demam dari rumah Anda melalui HDmall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD.

Wajar jika orangtua jadi khawatir saat anaknya mengalami demam, apalagi jika demamnya terjadi berulang kali dan tak kunjung hilang. Meski demam merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh anak, demam berulang perlu diketahui penyebabnya. Dengan begitu, demam berulang pada anak dapat diatasi dengan tepat.

Penyebab demam berulang pada anak

Demam terjadi ketika suhu tubuh mengalami kenaikan, yakni berada di atas 38 derajat Celsius. Demam tinggi tidak selalu disebabkan oleh infeksi mengancam jiwa. Bahkan, beberapa anak mengalami demam tinggi akibat penyakit ringan seperti common cold atau batuk pilek biasa.

Iklan dari HonestDocs
Booking Pemeriksaan Klinik Profil Demam via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket profil demam hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Baca juga: Suhu Tubuh Normal Manusia, dari Bayi Hingga Dewasa

Memang pada kasus-kasus tertentu, orangtua harus ekstra waspada, misalnya saat demam terjadi pada anak berusia kurang dari 2 tahun atau jika terjadi demam berulang. Pasalnya, beberapa kasus demam berulang pada anak dapat disebabkan oleh penyakit serius. 

Berikut beberapa penyebab demam berulang pada anak, antara lain:

1. Abses gigi

Abses gigi adalah terdapatnya nanah pada bagian dalam gigi yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini biasanya terjadi akibat dari gigi berlubang yang tidak diobati. Selain itu, penyebab abses gigi juga bisa karena adanya retakan pada gigi yang memungkinkan bakteri masuk ke bagian dalam gigi.

Abses gigi dapat menyebabkan demam berulang jika nanah dibiarkan dalam waktu yang lama sehingga infeksi menyerang dan menyatu dengan aliran darah. Hal tersebut dapat terjadi dengan atau tanpa rasa sakit sehingga membutuhkan tindakan langsung mengeluarkan nanah tersebut dan tentu saja membutuhkan perawatan medis yang tepat.

Gejala abses gigi

Ada beberapa gejala yang dapat Anda kenali apabila si kecil mengalami demam berulang akibat abses gigi:

Iklan dari HonestDocs
Booking Pemeriksaan Klinik Profil Demam via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket profil demam hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

2. Sindrom demam periodik

Sindrom demam periodik adalah sindrom genetik yang diturunkan dari orang tua yang menyebabkan demam pada anak tanpa adanya infeksi. Hal ini disebabkan karena adanya mutasi gen. 

Sindrom ini memengaruhi setiap anak secara individual dan bergantung pada lokasi tempat tinggal, latar belakang etnis, dan daerah tubuh yang terkena sindrom. Pengobatannya juga disesuaikan dengan faktor-faktor tersebut.

Gejala sindrom demam periodik

Beberapa tanda sindrom demam periodik pada anak yang umum terjadi antara lain:

3. Penyakit neutropenia

Neutropenia adalah kondisi kelainan darah yang ditandai dengan kekurangan neutrofil ,yaitu jenis sel darah putih yang berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan jamur. Kondisi ini menyebabkan demam berulang pada anak lebih berpola atau memiliki siklus. Masa berkurangnya jumlah sel darah putih dan masa sembuh berlangsung setiap kurang lebih 3 minggu sekali.

Gejala penyakit neutropenia

Beberapa gejala neutropedia secara umum meliputi:

  • Demam
  • Merasa sakit
  • Seriawan
  • Nafsu makan berkurang
  • Penyakit gusi

4. Borrelia Burgdorferi

Borrelia adalah nama jenis bakteri yang menyebabkan penyakit Lyme. Penyakit ini ditularkan kepada manusia dan hewan melalui perantara kutu, biasanya ada pada hewan dan hutan yang lebat. 

Iklan dari HonestDocs
Booking Pemeriksaan Klinik Profil Demam via HonestDocs

Dapatkan diskon hingga 70% paket profil demam hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!

Jika tidak ditangani, penyakit Lyme dapat menyebabkan demam berulang. Maka itu, pengobatan harus dilakukan sesegera mungkin dengan memberikan antibiotik pada bagian yang digigit kutu.

Gejala Borrelia Burgdorferi

Tanda dan gejala dari penyakit Borrelia Burgdorferi adalah:

5. Penyakit Crohn 

Penyakit Crohn adalah sejenis penyakit radang usus yang dapat memengaruhi setiap bagian saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga ke anus. Penyakit ini dapat menyebabkan demam berulang dan disertai dengan gejala lain, seperti radang perut dan peradangan dapat menyebar ke seluruh area. 

Hati-hati, penyakit Crohn terkadang dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa penderita.

Gejala penyakit Crohn

Gejala-gejala yang dapat dirasakan apabila terkena penyakit Crohn antara lain:

6. Virus Epstein-Barr 

Virus Epstein-Barr adalah virus yang sangat umum di kalangan anak-anak dan remaja. Virus ini disebut juga sebagai "infeksi mononucleosis" atau "kissing disease". 

Penyakit akibat virus Epstein-Barr dapat menular melalui air liur dari berciuman dan makan atau minum secara bersamaan. Meski beberapa kasus tergolong ringan, penyakit ini tetap dapat berkembang menjadi kondisi serius. 

Virus Epstein-Barr dapat menyebabkan demam berulang pada anak selama virus tersebut menyebar dalam tubuh. Oleh karena itu, butuh waktu beberapa minggu untuk membangun kekebalan sistem imun sampai akhirnya virus dapat diusir dari tubuh.

Gejala virus Eppstein-Barr 

Beberapa gejala yang muncul apabila Anda terkena virus Epstein-Barr adalah sebagai berikut:

7. Sindrom Behcet

Sindrom Behcet merupakan gangguan autoimun langka yang menyebabkan radang dan rasa sakit di dalam pembuluh darah dan urat nadi. Penyakit ini dapat menyebabkan demam berulang pada anak. 

Sindrom Behcet biasanya terjadi pada orang berusia 20-30 tahun, tetapi tetap berisiko terjadi pada orang dari segala usia. Untungnya, sindrom Behcet tidak menular dan dapat disembuhkan.

Gejala sindrom Behcet

Beberapa gejala sindrom Behcet yang mungkin terjadi pada tubuh adalah:

8. Limfoma

Limfoma adalah penyakit kanker yang muncul dalam sistem limfatik. Sistem limfatik merupakan sistem yang menghubungkan kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Penyakit ini dapat menyebabkan demam berulang karena merupakan kanker yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

Limfoma dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Limfoma Hodgkin dan Limfoma non-Hodgkin. Keduanya memengaruhi sel-sel darah putih. Kanker jenis ini dapat disebabkan oleh infeksi pada sistem kekebalan tubuh.

Gejala limfoma

Kenali beberapa gejala penyakit limfoma di bawah ini:

Baca selengkapnya: Jenis dan Ciri-Ciri Kanker Kelenjar Getah Bening

Cara mengatasi demam berulang pada anak

Demam berulang tidak selalu serius, tetapi tetap menimbulkan kekhawatiran. Demam memang dapat membantu melawan infeksi, namun apabila demam sampai tinggi sekali, maka Anda harus melakukan beberapa tindakan untuk menurunkan suhu tersebut.

Jika anak Anda biasanya sehat dan hanya menderita demam ringan, ada beberapa langkah yang dapat Anda coba untuk membantu menurunkan demam berulang pada anak, yaitu:

1. Kompres hangat

Sebagai langkah awal, kompres dahi anak menggunakan handuk anak untuk membantu menurunkan demam berulang pada anak. Cara ini akan memberikan informasi pada otak bahwa suhu tubuh sudah tinggi sehingga tubuh akan merespon dengan menurunkan suhu tubuh.

2. Hindari pakaian tebal dan selimut

Tidak sedikit orangtua yang mengira bahwa saat anak mengalami demam, anak perlu diberikan pakaian tebal dan selimut agar tidak kedinginan. Padahal, tindakan ini tidak tepat.

Alih-alih menurunkan demam, pakaian tebal dan selimut dapat menahan panas. Oleh sebab itu, hindari mengenakan selimut atau pakaian tebal agar demam anak dapat turun lebih cepat.

3. Meningkatkan cairan tubuh

Demam menyebabkan tubuh Anak kehilangan cairan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan asupan cairan ke dalam tubuh anak dengan rutin memberikan air putih ataupun cairan sehat lainnya. 

Cairan tambahan seperti minuman ber-ion juga dapat membantu menurunkan suhu tubuh. Minuman seperti jus buah, kuah sup atau kaldu juga bisa menjadi pilihan.

4. Berikan obat demam 

Jika terjadi infeksi yang menyebabkan demam berulang pada anak, segera berikan si kecil obat demam agar suhu tubuhnya menurun. Ada banyak obat demam yang dijual bebas tanpa memerlukan resep dokter, seperti parasetamol dan ibuprofen. Pastikan untuk mencermati setiap keterangan dosis dan cara pakai yang tertera pada paket.

Baca juga: Obat Demam Anak Paling Efektif dan Aman

5. Hubungi dokter

Jika cara-cara tadi tak juga meredakan demam pada anak, sudah saatnya Anda membawa si kecil ke dokter. Sebab, jika demam berlangsung lebih dari beberapa hari atau berulang, mungkin ada sesuatu yang lebih serius yang dialami oleh anak Anda sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Setelah memahami penyebab dan cara mengatasi demam berulang pada anak, sebagai orangtua Anda harus bijak dalam mengambil langkah-langkah terbaik. Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai penyebab demam dan cara mengatasinya untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

30 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tabor PA. (1986). Drug-induced fever. DOI: (https://doi.org/10.1177/106002808602000601)
Sumowski JF, et al. (2014). Body temperature is elevated and linked to fatigue in relapsing-remitting multiple sclerosis, even without heat exposure. DOI: (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24561056)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app