5 Jenis Produk Pelumas Seks yang Berbahaya Bagi Vagina

Dipublish tanggal: Mei 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
5 Jenis Produk Pelumas Seks yang Berbahaya Bagi Vagina

Sangat normal bagi wanita memiliki vagina basah saat terasang. Hal ini membuat aktivitas seks terasa nikmat. Namun sebaliknya, ada juga yang kondisi vaginanya tetap kering ketika bergairah. 

Kasus tersebut tentu menjadikan pengalaman bercinta kurang memuaskan. Untuk menyempurnakan kegiatan bercinta, akhirnya banyak yang menggunakan pelumas seks.

Produk tersebut berfungsi membasahi jaringan vagina dan meningkatkan efek pelumasan. Dengan menggunakan pelumas seks, wanita bisa bercinta tanpa mengalami gesekan. Beberapa pelumas juga bisa memicu rangsangan dan membuat seks semakin nikmat. Tapi ada juga produk yang berfungsi membunuh sperma.

Penggunaan produk pelumas seks tidak bisa sembarangan. Jika salah memilih, malah membuat dampak buruk bagi vagina. Selain mengganggu keseimbangan alami pH, juga bisa memicu risiko tertular bacterial vaginosis

Bahan Kimia Berbahaya dalam Pelumas Seks

Jamur pada vagina tersebut menjadi penyebab beberapa penyakit termasuk gatal-gatal. Jika ingin terhindar dari beberapa masalah pada vagina, hindari 5 kandungan bahan kimia berikut ini.

1. Petrokimia, propilen glikol, polietilen glikol, dan petroleum

Petrokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak bumi. Pelumas seks yang mengandung zat tersebut memiliki fungsi menghangatkan. Sebenarnya Anda tidak membutuhkan lubrikan pemanas karena pemanasan alami akan terjadi melalui rangsangan. 

Gairah seksual yang Anda dapatkan akan membuat organ seksual membengkak. Penggunaan pelumas berbahan petrokimia justru akan mengganggu fungsi normal penyerapan cairan. Selain itu juga bisa menyebabkan iritasi pada jaringan vagina. Produk tersebut juga mengandung partikel asing yang berkaitan dengan kanker.

2. Spermasida nonoxynol-9 (N-9)

Menurut penelitian, N-9 merupakan bahan berbahaya yang bisa memicu luka di anus, vagina, dan penis. Luka terbuka tersebut sangat rawan terkena kontak dengan cairan tubuh seperti darah. 

Inilah yang bisa meningkatkan risiko penularan HIV. Bahaya Spermasida lainnya adalah mengganggu populasi bakteri baik di vagina. Banyak wanita tertular infeksi saluran kemih karena memakai pelumas yang mengandung Spermasida.

3. Gliserin

Manfaat gliserin pada pelumas seks adalah untuk meningkatkan kekentalan. Teksturnya menjadi lebih lengket menyerupai cairan vagina alami. Terlalu banyak kandungan gliserin justru merupakan pertanda buruk. Bahan kimia tersebut bisa meningkatkan koloni candida. Akibatnya, wanita mudah terserang infeksi jamur vagina dan infeksi saluran kencing.

4. Pengawet, paraben, benzil alkohol, phenoxyethanol, dan asam sitrat

Pelumas yang mengandung pengawet, akan membuat kulit terasa panas dan timbul ruam. Bukannya pengalaman seks yang menyenangkan, Anda justru akan dibuat tidak nyaman. Rasa gatal dan lengket akan terasa usai Anda memakai produk tersebut. 

Paraben dan phenoxyethanol adalah jenis pengawet berbahaya karena mudah diserap tubuh. Jika konsentrasinya terlalu tinggi, bisa memicu iritasi kulit, kerusakan reproduksi, dan pelemahan kekebalan tubuh. Paraben juga sering dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.

5. Benzocaine

Benzocaine berfungsi menghilangkan rasa sakit saat melakukan anal seks. Kandungan  Benzocaine pada pelumas dinilai cukup berbahaya. Bagaimanapun juga, rasa sakit tetap dibutuhkan sebagai tanda Anda harus berhenti. 

Jika Anda tetap menggunakannya, kegiatan seks bisa berakhir dengan cidera. Disamping itu juga menyebabkan sobekan pada jaringan halus vagina. Mati rasa yang Anda dapatkan bisa berujung pada bahaya termasuk luka di area kewanitaan.

Pelumas Seks yang Aman Dipakai

Pilih pelumas seks yang mengandung bahan organik. Formulasinya dirancang khusus sehingga tidak memicu iritasi dan masalah lainnya. Selain itu tubuh juga mudah menyerap bahan yang bersifat alami. Pelumas seks terbaik yang cukup direkomendasikan adalah yang bersifat iso-osmotik. Produk tersebut cocok dengan kondisi vagina dan tidak mengganggu bakteri baik di vagina.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app