Tuberkulosis di Indonesia sudah menjadi momok tersendiri di Indonesia. Indonesia masih masuk ke dalam 3 besar bersama dengan China dan India dalam penyebaran tuberkulosis di dunia. Sebenarnya, tidak seperti zaman dahulu, dimana Tuberkulosis tidak bisa diobati dan para penderitanya diasingkan karena dianggap wabah.
Saat ini tuberkulosis bisa diobati dengan sangat baik, dengan catatan penggunaanya patuh terhadap petunjuk dokter dalam mengkonsumsi obat-obatan tuberkulosis. Obat-obatan anti tuberkulosis terdiri dari 4 obat utama, yaitu Isoniazid, Ethambuthol, Pyrazinamide dan Rifampicin.
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik
Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Setiap orang pasti ingin sembuh dari suatu penyakit apalagi jika mereka mengetahui penyakit tersebut adalah penyakit yang dapat mengancam jiwa. Tetapi kenyataannya, banyak sekali orang dengan penyakit tuberkulosis yang putus berobat. Mengapa? Salah satunya disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan tuberkulosis yang sangat mengganggu.
Salah satu efek samping yang paling sering terjadi dan paling banyak terjadi adalah pada penggunaan obat Pyrazinamide. Penggunaan Pyrazinamide dikenal sebagai obat yang dapat menyebabkan mual dan muntah hingga kerusakan hati yang permanen. Mengapa obat ini bisa menyebabkan efek samping ini dan apa perbedaan antara Pyrazinamide dengan obat anti tuberkulosis yang lain? Untuk lebih jelasnya, mari disimak artikel yang satu ini.
Mengenai Pyrazinamide
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet
Kandungan:
Antituberkulosis
Bagaimana kerja Pyrazinamide dalam mengobati tuberkulosis?
Secara umum, pengobatan Tuberkulosis harus dilakukan dalam jangka panjang dan harus dilakukan dengan 4 obat utama yang memiliki fungsinya masing-masing.
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik
Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Jika obat Rifampicin dan Isoniazid bekerja dengan cara membunuh bakteri, Pyrazinamide bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri dengan cara menghasilkan suatu zat yang disebut dengan Pyrazinoic acid dan menurunkan pH di dalam bakteri sehingga mengganggu keseimbangan pH bakteri yang ideal untuk bakteri tersebut berkembang.
Perlu diketahui walaupun Pyrazinamide termasuk kedalam obat antibiotik, tetapi penggunaannya tidak digunakan dalam pengobatan infeksi bakteri apapun selain infeksi Mycobacterium Tuberculosis.
Bagaimana dosis dan cara penggunaan obat ini?
Pyrazinamide adalah obat anti tuberkulosis yang digunakan hanya bersamaan dengan 3 obat lainnya yaitu Isoniazid, Rifampicin dan Ethambuthol. Regimen penggunaannya sebagai kategori 1 pengobatan TB adalah sebagai berikut.
Pengobatan diberikan dengan regime dasar 2 bulan INH(H), rifampisin(R), pirazinamid(Z) dan etambutol (E). dilanjutkan dengan regime lanjutan 4 bulan INH(H), rifampisin(R).
Bagaimana cara minum obat ini dengan benar?
Minum Pyrazinamide sesuai dengan instruksi dokter Anda. Jika Anda tidak memahami instruksi ini, tanyakan kepada apoteker, perawat, atau dokter Anda untuk menjelaskannya kepada Anda.
Minum obat ini dengan segelas penuh (8 ons) air. minum semua Pyrazinamid yang telah diresepkan dokter untuk Anda bahkan jika Anda mulai merasa lebih baik. Gejala Anda mungkin mulai membaik sebelum infeksi benar-benar hilang sepenuhnya dari tubuh Anda, oleh karena itu jangan sekali-sekali berhenti mengkonsumsi obat ini jika Anda merasa sudah sembuh tetapi obat yang diresepkan oleh dokter masih ada.
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik
Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.

Pyrazinamide selalu dikombinasikan dengan satu atau lebih obat tuberkulosis lainnya. Simpan obat ini pada suhu kamar jauh dari kelembaban dan panas.
Efek samping penggunaan obat Pyrazinamide
Efek samping yang paling umum (sekitar 1%) dari penggunaan Pyrazinamide adalah nyeri sendi (arthralgia), tetapi efek samping ini biasanya tidak begitu parah sampai menyebabkan pasien harus berhenti menggunakan pyrazinamide.
Pyrazinamide dapat menyebabkan gejala asam urat dengan mengurangi ekskresi asam urat pada ginjal sehingga terjadi penumpukan asam urat di tubuh.
Efek samping paling berbahaya dari penggunaan Pyrazinamide adalah hepatotoksisitas, yang berkaitan dengan dosis. Awalnya dosis untuk Pyrazinamide adalah 40–70 mg / kg sehari dan insidensi hepatitis yang diinduksi obat telah turun secara signifikan sejak dosis yang direkomendasikan telah dikurangi.
Dalam rejimen empat-obat standar (Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide, Ethambutol), pirazinamid adalah penyebab paling umum yang menjadi hepatitis akibat pengaruh obat. Tidak mungkin secara klinis membedakan hepatitis yang disebabkan oleh Pyrazinamide dari hepatitis yang disebabkan oleh Isoniazid atau Rifampicin.
Efek samping lainnya termasuk mual dan muntah, anoreksia, anemia sideroblastik, ruam kulit, urtikaria, pruritus, disuria, interstitial nephritis, lemah letih lesu.
Interaksi Pyrazinamide
Berikut ini adalah beberapa interaksi yang dapat terjadi jika mengonsumsi pyrazinamide bersama dengan obat-obatan lain:
- Mengurangi efektivitas pil KB
- Mengurangi efektivitas vaksin tifus
- Jika digunakan dengan rifampicin dapat menimbulkan efek racun terhadap hati
- Meningkatkan kadar obat cyclosporin
Perhatian
Sebelum mengkonsumsi Pyrazinamide, beri tahu dokter Anda jika Anda pernah mengalami reaksi alergi terhadap pirazinamid, memiliki riwayat penyakit hati, encok, penyakit ginjal, atau diabetes mellitus.
Anda mungkin tidak dapat menggunakan Pyrazinamide, atau Anda mungkin memerlukan dosis yang lebih rendah atau pemantauan khusus selama perawatan jika Anda memiliki salah satu kondisi yang tercantum di atas.
Pyrazinamide termasuk ke dalam kategori kehamilan FDA C. Yang berarti bahwa pada penelitian pada hewan, obat ini menyebabkan cacat bawaan lahir, tetapi efeknya tidak diketahui apakah obat akan membahayakan pada manusia. Jangan minum obat ini tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter Anda jika Anda hamil.
Pyrazinamide bisa masuk ke ASI dan dapat mempengaruhi bayi yang menyusui. Jangan minum obat ini tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter Anda jika Anda menyusui bayi.