Venlafaxine merupakan salah satu obat untuk mengobati depresi. Obat ini mungkin akan meningkatkan mood, tingkat energi serta mengobati kecemasan, serangan panik, dan nyeri saraf.
Venlafaxine juga dapat digunakan untuk mengobati hot flashes yang terjadi bersama dengan menopause.
Mengenai Venlafaxine
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Tablet
Kandungan:
Serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor (SNRI)
Apa itu Venlafaxine?
Merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan depresi mayor, kecemasan dan gangguan panik dan termasuk dalam golongan obat selective serotonin and nonrepinephrine reuptake inhibitors (SSNRIs). Venlafaxine bekerja dengan cara menyeimbangkan senyawa kimia yang disebut serotonin pada otak pasien depresi.
Sama seperti obat golongan SSNRI lainnya, venlafaxine hanya boleh digunakan dengan resep dokter.
Dosis Venlafaxine
Dosis untuk orang dewasa dengan gangguan depresi:
Rilis cepat
- Dosis awal: 37.5 mg secara oral 2 kali per hari atau 25 mg secara oral 3 kali per hari
- Dosis perawatan: dapat ditambah sampai 75 mg secara oral dengan interval tidak kurang dari 4 hari
- Dosis maksimum pasien rawat jalan kondisi stabil: 225 mg secara oral per hari
- Dosis maksimum pasien rawat inap kondisi buruk: 375 mg secara oral per haría
Rilis lambat
- Dosis awal: 75 mg secara oral saki per hari
- Dosis perawatan: dapat ditambah secara harian 75 mg dengan interval tidak kurang dari 4 hari
- Dosis maksimum: 225 mg secara oral per hari
Efek samping Venlafaxine
Segera hubungi unit gawat darurat jika pasien mengalami tanda reaksi alergi seperti: perubahan suasana hati atau perilaku, kecemasan, serangan panik, masalah gangguan tidur, gelisah, rasa terganggu, agresif, sulit istirahat, terlalu aktif secara mental maupun fisikal, semakin depresi atau memiliki keinginan untuk bunuh diri atau menyakiti diri.
Beberapa efek samping yang mungkin dialami pasien di bawah ini umumnya tidak membutuhkan penanganan medis segera namun jika pasien efek samping tidak kunjung hilang, pasien harus segera menghubungi dokter.
- mulut kering dan selalu menguap
- Perubahan pada nafsu makan dan berat badan
- Sering berkeringat
- Pengurangan gairah seksual, impotensi dan kesulitan orgasme
- Gangguan masalah tidur (insomnia), mimpi aneh dan merasa lelah
- Mual, muntah, diare
- Perubahan daya lihat
- Pusing sakit kepala, cemas, merasa gugup
- Kejang, gemetar, irama jantung cepat
Pada beberapa pasien, efek samping yang timbul berdampak lebih membahayakan. Jika pasien mengalami efek samping berikut ini, untuk segara menghubungi unit gawat darurat atau dokter yang merawat segera.
- Reaksi sistem Saraf yang buruk; ditandai dengan ciri-ciri perasaan seperti ingin pingsan, irama jantung cepat, kaku otot, gemetar, demam tinggi, berkeringat
- Kejang
- batuk, dada terasa sesak, masalah pernapasan
- Mudah berdarah (hidung dan gusi), buang air kecing disertai darah, batuk berdarah
- Tingkat sodium yang rendah pada tubuh pasien; ditandai dengan ciri-ciri sakit kepala, sering bingung, percakapan kacau, lelah yang sangat, muntah, halusinasi, merasa tidak seimbang, napas pelan
Pada beberapa pasien yang menggunakan venlafaxine ditemukan gejala yang disebut serotonin syndrome, seperti: demam, berkeringat, mengigil, otot kaku, hilang kordinasi, mual, muntah, diare, halusinasi, terganggu, menggigil, berkedut, detak jantung cepat.
Ibu hamil yang mengosumsi venlafaxine mungkin melahirkan bayi dengan gangguan paru-paru jika dikosumsi pada semester akhir kehamilan. Namun jika pengobatan dihentikan, pasien mungkin mengalami kekambuhan depresi. Konsultasikan kemungkinan untuk melanjutkan atau menghentikan pengobatan dengan dokter yang merawat pasien.
Venlafaxine dapat disalurkan melalui ASI dan dapat membahayakan bayi, ibu menyusui tidak boleh mengosumsi obat ini atau ibu tidak boleh menyusui saat mengosumsi venlafaxine.
Interaksi Obat
Pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap obat ini tidak boleh mengosumsinya, Selain itu beberapa obat juga mungkin menimbulkan interaksi berbahaya saat digunakan bersamaan dengan Venlafaxine. Beritahu dokter jika pasien sedang mengosumsi:
- Obat nonsteroidal anti-inflamantory (NSAID) yang biasa digunakan untuk merawat nyeri, arthritis, demam atau bengkak, seperti naproxen, ibuprofen, aspirin, celecoxib, meloxicam, indomethacin, diclofenac
- Obat MAO inhibitor, pasien harus menunggu paling cepat 14 hari sebelum memulai pengobatan venlafaxine atau setelah menggunakan venlafaxine
- tramadol
- Cimetidine
- Obat anti depresi lainnya
- Obat sakit kepala migrain seperti zolmitriptan, sumatriptan dan lainnya
- St. John wort
- Tryptophan
- Obat yang untuk pasien dengan gangguan suasana hati, gangguan pikiran dan gangguan mental seperti lithium, busprione
- Obat pengecer Darah seperti warfarin
Perhatian
Venlafaxine dapat mengakibatkan kantuk, hindari kegiatan yang membutuhkan kosentrasi tinggi seperti menyetir dan obatan yang juga mengakibatkan rasa kantuk baiknya tidak digunakan bersamaan dengan venlafaxine, obat seperti pelemas otot, pereda rasa nyeri, obat tidur.
Untuk memastikan jika venlafaxine aman untuk dikosumsi, beritahu dokter jika pasien memiliki:
- Penyakit organ ginjal
- Penyakit organ hati
- Gangguan bipolar
- Glaukoma
- Gangguan tiroid
- Riwayat kejang
- Gangguan pendarahan atau pembekuan darah
- Jika pasien baru berpindah dari obat anti depresi lainnya
- Tingkat sodium rendah dalam darah