Vape Lebih Baik dari Rokok, Apakah Benar?

Dipublish tanggal: Jun 25, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Sep 17, 2019 Waktu baca: 3 menit
Vape Lebih Baik dari Rokok, Apakah Benar?

Vape adalah cairan yang isinya memiliki berbagai macam rasa, termasuk buah-buahan dan rasa lainnya. Saat ini, vape atau rokok elektronik sedang eksis dan naik daun digandrungi oleh anak-anak muda. Vape dianggap lebih aman daripada rokok, tetapi apakah benar?

Anda pasti bertanya-tanya, apakah vape mengandung nikotin atau tidak? Kenyataannya vape juga mengandung nikotin. Nikotin tersebut dibuat menjadi ekstrak terbakau, perbedaannya hanya terletak pada bentuk dan cairan tersebut bisa dicampurkan untuk menghasikan berbagai macam rasa yang beraroma.

Kandungan nikotin yang berada didalamnya tentu saja memiliki efek yang berhubungan dengan penyakit di paru-paru. Lalu seperti apa bahayanya?

Efek vape terhadap paru-paru

Sepertinya yang banyak orang ketahui, rokok umumnya sudah jelas dapat menyebabkan kanker paru-paru. Asap tembakau yang terbakar menghasilkan komponen karsinogen yang  penyebab penyakit kanker, salah satunya kanker paru-paru. 

Tetapi, nikotin bukan termasuk dari bagian karsinogen, melainkan zat adiktif yang dapat membuat seseorang kecanduan untuk terus merasakannya lagi dan lagi, akibatnya efek yang dihasilkan asap tembakau tersebut mengendap dan menumpuk di paru-paru, bahkan dapat merusaknya.

Beberapa jenis vape memang tidak terbuat dari tembakau, tetapi apakah tetap aman bagi paru-paru saat dihisap?

Sebuah penelitian telah melakukan percobaan menggunakan rokok tembakau dan rokok elektronik untuk mengecek efek yang ditimbulkan terhadap jaringan di paru-paru. 

Hasilnya cukup mengejutkan karena nikotin dapat menyebabkan peradangan pada paru-paru dan mengurangi kemampuan di jaringan untuk melindungi masuknya zat asing pada paru-paru.

Seorang dokter spesialis paru-paru bersama timnya dari Indiana University menyatakan dalam risetnya bahwa nikotin dari mana pun asalnya tetap berbahaya bagi jaringan paru-paru di tubuh manusia. Akhirnya, disimpulkan bahwa vape tidak lebih baik dari merokok jika menyangkut kesehatan pada bagian paru-paru.

Fakta lainnya, pengguna vape ternyata lebih berisiko terekspos zat nikotin karena perangkat rokok elektronik tersebut dapat mengalirkan nikotin dalam jumlah yang besar ke dalam paru-paru menggunakan tabung yang bertegangan lebih tinggi dibandingkan rokok. 

Tentu saja pengguna vape juga berpotensi untuk kecanduan, tubuh dapat kesulitan untuk melepaskannya. Selain  itu, vape juga dapat menimbulkan gejala fisik tertentu saat mencoba berhenti melakukannya, seperti mengalami pusing dan mual.

Ditemukan pula penelitian lainnya yang telah melakukan pengumpulan bukti dari dampak yang disebabkan oleh rokok elektronik terhadap paru-paru. 

Hasil dari penelitiannya yang dilakukan pada 25 orang tersebut menyatakan terdapat dampak dan efek yang sama dalam jangka pendek dari merokok atau vaping. Dampaknya menunjukan gejala peradangan dan kerusakan di paru-paru.

Kandungan berbahaya pada vape

Menurut sebuah penelitian yang berasal dari University of North Carolina, ditemukan vape berjumlah 13 perasa yang memberikan pengaruh bagi perkembangan sel di paru-paru. Durasi yang timbulkan pengaruh tersebut berlangsung kurang lebih selama 30 menit sampai seharian penuh.

Beberapa rasa diantaranya yaitu kayu manis, puding pisanng, kola, vanilla, dan juga mentol. Kelima rasa tersebut memiliki dampak bagi sel paru-paru. Ketika dikonsumsi dengan dosis yang tinggi, perasa tersebut dapat mematikan sel-sel normal di paru-paru, akibatnya sel yang telah rusak disebabkan hal tersbut tidak dapat di produksi ulang secara normal olah tubuh.

Sebenarnya, negara Amerika Serikat telah memberikan status aman pada bahan-bahan dari perasa tersabut jika digunakan untuk makanan. Namun, muncul kekeliruan terhadap penggunaan vape. Bahan tersebut tentunya tidak Anda makan bukan? Melain digunakan dengan cara dihirup sehingga masuk ke paru-paru, bukan saluran pencernaan.

Bahan perasa kimia diacetyl biasanya digunakan untuk memproduksi makanan seperti popcorn, caramel, dan juga macam-macam produk berbahan dasar susu. Tetapi diacetyl juga dapat Anda temukan pada perasa rokok elektronik. Ternyata, bahan tersebut dapat meyebabkan penyakit paru-paru kategori serius.

Anda tetap harus berhati-hati menggunakan jenis perasa rokok elektronik yang tidak hanya memberikan dampak pada paru-paru saja, tetapi jika nikotin digunakan dalam jumlah yang besar memungkinan terjadi keracunan dengan gejala yang ditimbulkan seperti mual dann muntah

Beberapa kasus parah terjadi akibat pengguna mengalami kejang dan juga depresi pernapasan. Lebih parahnya lagi, hal tersebut dapat menyebabkan kematian.

Dosis nikotin sebanyak 30-60 mg dapat membunuh orang dewasa. Umumnya satu botol vape ukuran kecil mengandung 100 mg nikotin. Resiko kematian dapat dialami jika  cairan tersebut dikonsumsi oleh orang dewasa atau anak-anak. Tetap perhatikan dan berhati-hati lah tehadap kadar nikotin yang masuk ke dalam tubuh Anda.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Is Vaping Better for You Than Smoking?. Verywell Health. (https://www.verywellhealth.com/is-vaping-better-for-you-than-smoking-4686010)
Can vaping damage your lungs? What we do (and don’t) know. Harvard Health. (https://www.health.harvard.edu/blog/can-vaping-damage-your-lungs-what-we-do-and-dont-know-2019090417734)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app