Transplantasi Ginjal ? Ketahui Hal Ini

Dipublish tanggal: Sep 9, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Transplantasi ginjal merupakan operasi untuk mengganti ginjal yang rusak karena gagal ginjal kronis stadium akhir. Ginjal yang ditransplantasi asalnya dari donor yang masih hidup/telah meninggal dunia.

Ginjal berfungsi dalam penyaringan dan pembuangan zat residu, cairan, mineral, serta racun dari tubuh lewat urin. Apabila fungsi ginjal menurun, pembuangan tidak maksimal dan terjadi penumpukan dalam tubuh yang bisa berdampak serius.

Disamping cuci darah dan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), yaitu cuci darah melalui perut, transplantasi ginjal menjadi terapi pengganti ginjal pada penderita gagal ginjal kronis. 

Ginjal yang rusak akibat gagal ginjal kronis tidak bisa membaik, namun kinerjanya bisa digantikan, dengan ginjal donor yang cocok. 

Berdasarkan penelitian, transplantasi ginjal bisa meningkatkan harapan hidup seseorang, daripada tindakan cuci darah dan CAPD.

 Transplantasi ginjal ada 2 macam berdasarkan kategori donor:

  • Living-donor kidney transplant, yaitu yang didapatkan dari donor yang masih hidup dan akan diambil satu ginjal untuk ditransplantasikan ke penerima/resipien; 
  • Deceased-donor kidney transplant, yaitu yang didapatlan dari donor yang telah meninggal dunia dengan izin keluarga/yang bersangkutan saat masih hidup.

Indikasi Transplantasi Ginjal

  • Retensi/penumpukan cairan dalam tubuh (di lengan, tungkai, paru-paru). Penderita akan mengalami pembengkakan di tubuh, sesak napas, serta menurinnya produksi urin;
  • Mual, muntah;
  • Menurunnya nafsu makan;
  • Gatal-gatal;
  • Linglung/turunnya kesadaran;
  • Pucat;
  • Mudah lelah; 
  • Nyeri otot, sendi/tulang.

Gagal ginjal kronis bisa disebabkan oleh beberapa kondisi medis, misalnya :

Tumor ginjal juga bisa menjadi penyebab diperlukannya transplantasi ginjal.

Peringatan Transplantasi Ginjal

Kondisi yang harus diwaspadai :

  • kanker yang tersebar dalam tubuh,
  • sedang terinfeksi,
  • gangguan jantung,
  • gangguan hati,
  • penyakit paru-paru.

Penderita HIV, saat ini masih dipertimbangkan dalam pelaksanaan transplantasi ginjal, karena, pasca tindakan, pasien akan mengonsumsi obat penurun daya tahan tubuh yang semakin beresiko pada mereka.

Kemudian, usia. Bertambahnya usia, kemungkinan komplikasi yang muncul semakin tinggi dan keberhasilan akan berkurang. Lalu, kecocokan ginjal, golongan darah serta jaringan tubuh pasien dan pendonor.

Sebelum Transplantasi Ginjal

Dokter beserta tim akan mengevaluasi, dengan pertanyaan riwayat penyakit, konsumsi obat-obatan, serta riwayat alergi pada obat bius dan imonusupresan.

Kemudian akan diperiksa kondisi fisiknya, tes darah, pencitraan (Rontgen, CT scan/MRI), psikologi. 

Lalu beberapa tes :

  • Kecocokan golongan darah, guna menekan kemungkinan penolakan tubuh pada ginjal baru;
  • Kecocokan jaringan. Pemeriksaan human leukocyte antigen (HLA), dengan membandingkan gen pendonor dan penerima; 
  • kecocokan darah, dengan mencampurkan darah keduanya di laboratorium guna memeriksa adanya reaksi antara darah kedua pihak.

Sebelum tindakan, apabila pendonor dan penerima sudah siap dan menentukan tanggal, keduanya akan diminta berpuasa.

Prosedur Transplantasi Ginjal

  • Pemberian bius umum.
  • Pembuatan sayatan di perut bagian bawah. Tindakan dilakukan bersamaan antara pendonor dan penerima.
  • ginjal donor akan dipasang tanpa mengambil ginjal lama, kecuali ada penyakit misalnya infeksi, batu ginjal, kanker, sindrom nefrotik, kista ginjal/hipertensi yang beresiko komplikasi.
  • Jika ginjal baru telah terpasang, pembuluh darah baru akan disambung, biasanya dari tungkai ke perut, supaya ginjal baru memperoleh darah dan berfungsi normal.
  • Ureter ginjal baru akan disambungkan ke kandung kemih. Guna memperlancar aliran urin, pemasangan stent pada ureter baru bisa dilakukan 6-12 minggu seusai prosedur.
  • Jika sudah, sayatan akan dijahit.

Prosedur ini membutuhkan waktu 3 jam. Saat prosedur, tekanan darah, denyut jantung, serta kadar oksigen darah selalu dipantau.

Pasca Transplantasi Ginjal

Pasien akan merasakan nyeri saat efek bius berkurang. Ini diatasi dengan pemberian pereda nyeri dari dokter.

Selama seminggu, pasien akan berada di rumah sakit untuk pemantauan efek/komplikasi.  Jika sudah pulang, pasien disarankan istirahat 3-8 minggu dan menghindari aktivitas fisik berat sampai diizinkan dokter.

Kerja ginjal baru bisa langsung berjalan/memerlukan waktu beberapa hari. Sehingga pasien harus cuci darah terlebih dahulu sampai ginjalny bisa berfungsi normal.

Pemberian obat imunosupresan (yang menekan sistem kekebalan tubuh), misalnya ciclosporin, kortikostreoid, azathioprine, mycophenolate mofetil/tacrolimus dilakukan untuk mengurangi kemungkinam penolakan tubuh.

Pasien harus rutin kontrol. Dokter juga akan meresepkan obat antibiotik, antivirus/antijamur agar infeksi tidak muncul.

Komplikasi Transplantasi Ginjal

Efek samping obat imunosupresan:

  • Jerawat;
  • Pengeroposan tulang/osteoporosis;
  • Kerusakan tulang;
  • Tremor;
  • Diabetes;
  • Hipertensi;
  • Kolesterol tinggi;
  • Infeksi;
  • Rambut rontok/lebat; 
  • Peningkatan berat badan.

39 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Kidney transplant. Scientific Registry of Transplant Recipients. http://www.srtr.org.
Orandi BJ, et al. Kidney transplants from incompatible live donors. New England Journal of Medicine. 2016;374:940.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app