Sindrom Nefrotik - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 12, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Mei 2, 2019 Waktu baca: 3 menit

Sindrom Nerfrotik adalah gangguan yang terletak pada ginjal. Sindrom nefrotik paling sering terjadi pada orang dewasa akibat rusaknya organ glomerulus yang merupakan bagian penting yang ada di ginjal. 

Kerusakan ini menimbulkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan penunjang yang khas ditemukan pada sindrom nerfotik. Kelainan utama pada sindrom nefrotik terletak pada hasil pemeriksaan penunjang. 

3 poin yang menentukan timbulnya sindrom nefrotik yaitu adanya protein dalam pemeriksaan urin (proteinuria), munculnya udem (edema), peningkatan sintesis lipid di dalam tubuh, dan penurunan albumin pada fungsi organ hati (hipobbilirubinemia).

Munculnya penyakit ini didasari oleh penyabab baik ini timbul langsung dari organ ginjal atau adanya keterlibatan penyakit lain yang memicu timbulnya sindom nefrotik. Penyebab munculnya sindrom nefrotik dibagi menjadi 2 jenis yaitu penyebab primer dan penyebab sekunder.

Penyebab primer terjadi akibat

  1. Glomerulosklerosis
    Glomerulosklerosis adalah kerusakan pada glomerolus ginjal yang berfungsi sebagai penyaring darah. Glomerulosklerosis memicu timbulnya sindrom nefrotik hampir mencapai 40%.
  2. Glomerulonefritis
    Glomerulonefritis terjadi akibat inflamasi pada ginjal atau pembentukan komplek imu dari dalam tubuh. Pada glomerulonefritis akan terjadi kerusakan pada fungsi dan struktur ginjal yang ditandai adanya infeksi akibat bakteri atau virus yang menimbulkan gejala seperti terdapat sel darah merah di dalam urin (hematuria), hipertensi, dan proteinuria. 

Selain itu penyebab sekunder terjadi akibat penyakit

  1. Diabetik nefropati
    Penyakit diabetes melitus yang berlangsung lama hingga merusak fungsi ginjal
  2. Infeksi
    Infeksi akibat penyakit di luar organ ginjal seperti HIV, malaria, dan hepatitis
  3. Penggunaan obat-obatan seperti obat antiinflamasi non steroid
    Gejala Pada SIndrom Nefrotik

Gejala Pada Sindrom Nefrotik

Gejala awal yang ditemukan pada sindrom nefrotik terdiri dari

  1. Edema pada seluruh tubuh
  2. Kurang nafsu makan
  3. Cepat lelah
  4. Garis putih pada kuku (muechrcke’s band)
  5. Hipertensi

Diagnosis pada Sindrom Nefrotik

Pemeriksaan penunujang merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk mendiagnosis sindom nefrotik. Selain melihat gejala yang timbul disertai pemeriksaan fisik, dokter memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat adanya kelainan pada organ ginjal. Pemeriksaan tersebut meliputi

  1. Pemeriksaan darah lengkap
    Pada pemeriksaan darah lengkap dokter akan menilai hasil dari albumin, fungsi hati, lipid, dan gula darah.
  2. Pemeriksaan urin
    Pada sindrom nefrotik, dokter akan menemukan nilai albumin yang rendah akibat kompensasi albumin di hati. Nilai profil lipid seperti LDL, VLDL juga meningkat akibat keterkaitannya dengan kompensasi di hati yang menimbulkan hipoalbuminemia.
  3. Pemeriksaan Titer
    Tujuan dilakukan pemeriksaan urin adalah untuk menilai adanya protein, albumin, dan angka sedimen urin dari sampel urin pasien.
  4. Biopsi ginjal
    Pemeriksaan titer bertujuan untuk mencari adanya penyakit lain (penyebab sekunder) yang menimbulkan sindrom nefrotik seperti nilai antigen HbsAg, HAV, dan HCV pada penyakit hepatitis. Pemeriksaan biopsi menjadi standar baku untuk memastikan kondisi ini. 

Komplikasi Sindrom Nefrotik

Komplikasi yang dapat terjadi apabila sindrom nefrotik tidak ditangani yaitu

  1. Gagal ginjal kronis
  2. Pneumonia akibat infeksi
  3. Tromboemboli akibat hiperkoagulabilitas karena peningkatan trombosit
  4. Gangguan Jantung
  5. Kelemahan kronis pada otot (Muscle Wasting)

Penanganan Pada Sindrom Nefrotik

Dua jenis penanganan yang dapat dilakukan untuk mengobati sindrom nefrotik yaitu terapi obat dan terapi gaya hidup.

  1. Terapi Gaya Hidup
    Menjaga kesehatan tubuh merupakan cara penting agar terhindar dari kondisi ini. Pengaturan pola makan seperti diet ketat dan nutrisi protein yang mencukupi dapat membantu menjaga fungsi organ ginjal. Diet rendam garam dianjurkan untuk mengurangi udem di tubuh. Penderita sindrom nefrotik dianjurkan untuk tidak mengonsumsi obat-obatn pereda nyeri jenis antiinflamsi non steroid (NSAID) dan obat golongan aminoglikosida).
  2. Terapi Obat
    Pemberian diuretik sangat bermanfaat untuk mengurangi udem. Pemberian juga dapat dikombinasikan dengan obat penghambat ACE atau ARB yang juga merupakan obat antihipertensi yang digunakan untuk mencegah pengeluaran protein melalui urin. Pemberian kortikosteroid seperti prednisone oral atau infus diperlukan pada kasus sindrom nefrotik akibat glumerulonefritis yang berguna untuk mencegah peradangan dan perburukan fungsi pada organ ginjal.

15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tidy, C. Patient (2016). Nephrotic Syndrome. (https://patient.info/doctor/nephrotic-syndrome-pro)
Watson, S. Healthline (2017). What is Nephrotic Syndrome? (https://www.healthline.com/health/nephrotic-syndrome)
Mayo Clinic (2014). Diseases Conditions. Nephrotic syndrome. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nephrotic-syndrome/symptoms-causes/syc-20375608)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app