Memahami Gejala dan Penyebab Tonsilitis (Radang Amandel)

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mei 1, 2019 Waktu baca: 3 menit
Memahami Gejala dan Penyebab Tonsilitis (Radang Amandel)

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Amandel yang mengalami peradangan atau infeksi akibat virus ataupun bakteri disebut tonsilitis atau radang amandel
  • Radang amandel biasanya terjadi pada usia anak-anak usia 5-15 tahun, tetapi bisa juga terjadi oleh orang dewasa
  • Radang Amandel (tonsilitis) terbagi menjadi 3 jenis, yaitu tonsilitis akut, kronis, dan tonsilitis berulang
  • Amandel diobati dengan obat-obatan pada tonsilitis akut, sementara tonsilitis kronis atau berulang mungkin membutuhkan tonsilektomi
  • Salah satu obat amandel yang bisa membantu mengurangi gejala tidak nyaman pada tenggorokan adalah antibiotik
  • Gejala tonsilits dapat berkurang jika penderita beristirahat dengan cukup, minum air putih yang banyak, serta menghirup udara segar

Amandel atau tonsil adalah sepasang kelenjar yang terletak di sisi kiri dan kanan bagian belakang tenggorokan. Amandel berfungsi untuk membantu tubuh mencegah infeksi, terutama pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena pada usia anak-anak, sistem imun tubuh belum mampu bekerja dengan optimal sehingga amandel akan membantu fungsi kerja sistem limfa dalam memerangi infeksi.

Sementara itu, radang amandel atau tonsilitis adalah kondisi di mana terjadinya infeksi atau peradangan pada amandel, biasanya dialami oleh anak-anak usia 5-15 tahun atau juga oleh orang dewasa. Sebagian besar penyebab radang amandel (tonsilitis) adalah infeksi virus dan hanya sekitar 15 persen yang disebabkan oleh bakteri

Apa itu tonsilitis (radang amandel)?

Amandel atau tonsil yang mengalami peradangan akan mengalami pembesaran dan menimbulkan rasa sakit. Meski tonsilitis disebabkan oleh virus atau bakteri, tetapi tanda atau gejala radang amandel biasanya tidak jauh berbeda. Selain itu, tonsilitis juga dapat menimbulkan gejala lain seperti demam, suara serak, batuk, radang tenggorokan, sakit kepala, bau mulut, dan kesulitan menelan bahkan kehilangan nafsu makan.

Kondisi peradangan pada amandel ini tentunya membuat rasa tidak nyaman pada tenggorokan dan termasuk dalam penyakit menular. Penularan bisa terjadi melalui kontak langsung secara dekat dengan orang yang telah terinfeksi, tetapi biasanya radang amandel akan mereda setelah beberapa hari. 

Jenis tonsilitis (radang amandel)

Berdasarkan gejalanya, tonsilitis atau radang amandel dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Tonsilitis akut (kurang dari 2 minggu)

Radang amandel akut lebih sering terjadi dengan gejala yang berlangsung kurang dari 10 hari. Kondisi ini akan lebih mudah sembuh karena biasanya dapat diobati di rumah hanya dengan menggunakan antibiotik.

2. Tonsilitis kronis (lebih dari 2 minggu)

Tonsilitis kronis berlangsung lebih lama dibandingkan tonsilits akut yakni di atas 2 minggu. Penderita tonsilitis kronis juga akan merasakan gejala seperti radang tenggorokan, bau mulut, dan munculnya benjolan lunak di leher akibat pembengkakan getah bening. Selain itu, radang amandel kronis juga memungkinkan terjadi batu amandel di mana terjadi penumpukan sel, air liur, dan sisa makanan pada amandel yang mengeras dan membentuk batu-batu kecil, tapi hal ini akan menghilang dengan sendirinya.

3. Tonsilitis berulang

Disebut tonsilitis berulang jika penderita mengalami radang tenggorokan atau amandel sekitar 5-7 kali dalam setahun atau termasuk sering terjadi. Jika radang amandel terjadi berulang maka untuk mengatasi kondisi tersebut mungkin bisa dilakukan prosedur operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi).

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat tonsilitis

Selain menyebabkan gangguan pada tenggorokan, radang amandel atau tonsilitis juga dapat menimbulkan beberapa efek kesehatan, di antaranya: 

Baca juga: Mengenal Sleep Apnea

Bagaimana cara mengobati tonsilitis (radang amandel)?

Jika merasakan gejala tonsilitis, pemeriksaan fisik terutama bagian tenggorokan akan dilakukan, termasuk melakukan pemeriksaan kultur tenggorokan atau menyeka lembut bagian belakang tenggorokan demi mendapatkan sampel yang akan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui penyebab tonsilitis. Tes darah juga mungkin dilakukan untuk memastikan penyebabnya, apakah infeksi virus atau bakteri.

Setelah diagnosis sudah dipastikan, maka pengobatan medis yang bisa dilakukan untuk mengobati tonsilitis (radang amandel) antara lain:

1. Obat-obatan

Jika radang amandel disebabkan oleh infeksi bakteri, maka antibiotik bisa menjadi pilihan dalam melawan infeksi. Hal itu disebabkan karena antibiotik dapat membantu meredakan gejala peradangan dengan lebih cepat. Salah satu obat amandel yang biasa digunakan adalah antibiotik jenis penicillin. Meskipun begitu, perlu diingat bahwa mengonsumsi antibiotik dapat meningkatkan risiko resistensi pada obat, termasuk menimbulkan efek samping seperti sakit perut

2. Tindakan operasi

Prosedur operasi pengangkatan amandel dikenal dengan istilah tonsilektomi yang hanya dilakukan pada penderita tonsilitis berulang. Hal ini dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala gangguan pernapasan atau kesulitan menelan yang mungkin dialami selama peradangan, tetapi hal ini juga memungkinkan untuk terjadinya infeksi jangka panjang.

Pengobatan medis di atas lebih diutamakan pada jenis tonsilitis atau radang amandel kronis ataupun berulang. Jika tonsilitis masih sebatas tonsilitis akut yang biasanya sembuh lebih cepat, maka pengobatan cukup dilakukan dengan cara sederhana yang mudah dilakukan, seperti:

  • Istirahat yang cukup
  • Minum air putih lebih banyak
  • Berkumur dengan air garam
  • Cari udara segar dan hindari polusi udara
  • Gunakan humidifier untuk meningkatkan kelembapan udara ruangan

Baca juga: Manfaat dan Kebutuhan Minum Air Putih


39 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Powell, J., O’Hara, J., Carrie, S., & Wilson, J. (2017). Is tonsillectomy recommended in adults with recurrent tonsillitis? BMJ, j1450. https://doi.org/10.1136/bmj.j1450. The BMJ. (https://www.bmj.com/content/357/bmj.j1450)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app