HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Thiamphenicol: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 23, 2020 Tinjau pada Jun 22, 2019 Waktu baca: 4 menit

Mengenai Thiamphenicol

Thiamphenicol adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan, dan infeksi saluran kemih. Obat Thiamphenicol adalah suatu antibiotik spektrum luas yang memiliki spektrum aktivitas yang sama dengan chloramphenicol.Berikut ini adalah informasi lengkap obat Thiamphenicol yang disertai daftar merk-merk obat yang tersedia di pasaran.

Thiamphenicol adalah antibiotik spektrum luas yang bekerja dengan cara berikatan dengan ribosom bakteri secara reversible sehingga menghambat sintesis protein dari bakteri yang peka, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik ini memiliki spektrum aktivitas yang sama dengan chloramphenicol, tetapi 2.5 - 5 kali lebih kuat.

Manfaat Thiamphenicol

Kegunaan Thiamphenicol adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

  • Untuk mengobati demam tifoid, paratifoid, infeksi Salmonella sp sp, H. influenzae, terutama infeksi meningeal, Rickettsia, Lympogranulloma psittacosis, bakteri gram negatif penyebab bakteria meningitis, infeksi kuman yang resisten terhadap antibiotik lain.
  • Antibiotik ini sangat umum digunakan untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan, dan infeksi saluran kemih misalnya gonnore.

Efek Samping Thiamphenicol

Berikut adalah beberapa efek samping Thiamphenicol yang mungkin terjadi :

  • Beberapa efek samping yang telah diketahui misalnya reaksi hipersensitivias / alergi, gangguan pada saluran pencernaan seperti mual, muntahdiare.
  • Obat ini dapat juga menyebabkan sariawan, glositis, ensefalopati, depresi mental, sakit kepala, ototoksisitas, anemia hemolitik dan reaksi jarish-herxheimer.
  • Jika antibiotik ini digunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan pendarahanneuritis optik dan perifer.
  • Efek samping yang berpotensi fatal adalah penekanan pada sumsum tulang belakang, sindrom abu-abu pada bayi baru lahir dan prematur.
  • Jika tanda - tanda hipersensitivitas muncul segera hubungi pihak medis karena bisa menyebabkan shock anafilaktic yang bisa berakibat fatal.

Dosis Thiamycin

Thiamphenicol diberikan dengan dosis berikut:

  • Dewasa, anak, bayi usia >2 minggu

50 mg/kg per hari dalam 3-4 dosis bagi

25 mg/kg sehari dalam 2 dosis bagi

  • Bayi usia <2 minggu

25 mg/kg sehari dalam 4-6 dosis bagi

Dosis untuk penggunaan indikasi tertentu :

Dewasa : 1.5 g sehari dalam dosis bagi, bisa ditingkatkan sampai 3 g/sehari pada awal pemberian untuk infeksi parah. Anak : 30-100 mg/kg/hari.

Dewasa : 2.5 g/hari untuk 1-2 hari. Dosis alternatif, 2.5 g pada hari pertama kemudian diikuti oleh 2 g / hari pada masing-masing dari 4 hari berikutnya.

Aturan Pakai Thiamphenicol

  • Harus diminum saat perut kosong : minum 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan

Penyesuaian Dosis Untuk Pasien Gangguan Ginjal

CrClDosis
10-30

500 mg 1 x sehari

30-60

500 mg 2 x sehari

  • Gonorrhoea (diberikan secara oral)

CrCl

Dosis

10-30

500 mg 1 x sehari

30-60

500 mg 2 x sehari

Interaksi Obat

Berikut beberapa interaksi yang terjadi jika digunakan bersamaan dengan obat-obat lain :

  • Antibiotik ini dapat meningkatkan efek warfarin dan obat-obat golongan sulfonylurea jika digunakan secara bersamaan.
  • Antibiotik ini juga bisa meningkatkan kadar fenitoin dalam plasma darah.
  • Metabolisme Thiamphenicol meningkat pada pemberian bersamaan dengan fenobarbital dan rifampisin.
  • Interaksi obat yang berpotensi fatal : Obat-obatan yang menekan fungsi sumsum tulang.

Kontraindikasi

  • Kontraindikasi terhadap pasien yang hipersensitf/alergi antibiotik thiamphenicol dan antibiotik derivat chloramphenicol lainnya.
  • Sebaiknya tidak diberikan kepada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati.
  • Penderita depresi sumsum tulang atau diskrasia darah
  • Baru saja menjalani imunisasi aktif
  • jangan menggunakan antibiotik ini untuk pengobatan influenza, batuk pilek dan infeksi lain yang disebabkan oleh virus.
  • Kehamilan dan laktasi

Perhatian

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan pasien selama menggunakan antibiotik ini :

  • Penderita dengan gangguan fungsi ginjal sebaiknya dosis dikurangi untuk mencegah terjadinya akumulasi obat.
  • Selama pemakaian obat ini dianjurkan untuk minum minimal 1.5 liter / hari untuk mencegah kristaluria.
  • Pada pemakaian dalam jangka waktu yang panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah secara periodik untuk antisipasi terjadinya diskrasia darah.
  • Obat ini diketahui ikut keluar bersama ASI, sehingga jika memungkinkan pemakaian untuk ibu menyusui sebaiknya dihindari.
  • Antibiotik tidak boleh digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus.
  • Pemakaian antibiotik harus sesuai dengan yang diresepkan dokter baik jumlah maupun durasinya. Menghentikan pemakaian obat sebelum waktunya berpotensi menyebabkan terjadinya resistensi.

Toleransi terhadap kehamilan

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan thiamphenicol kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung thiamphenicol untuk ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.

Ringkasan Hal-hal Penting Terkait Obat Thiamphenicol

  • Penggunaan antibiotik hanya jika sudah dipastikan pasien mengalami infeksi bakteri.
  • Obat Thiamphenicol tidak untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus, misalnya influenza.
  • Pastikan Anda tidak memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik ini. Beritahukan kepada dokter jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi.
  • Buang semua sisa obat Thiamphenicol yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
  • Gunakan obat Thiamphenicol sesuai dengan aturan. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang dianjurkan. Penggunaan antibiotik secara tidak tepat bisa menimbulkan resistensi.
  • Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan Anda.
  • Simpan obat pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Thiamphenicol harus sesuai dengan yang dianjurkan.


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
NIH (2018). PubMed Health. Chloramphenicol. (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Chloramphenicol)
Felson, S. WebMD (2017). What Are Antibiotics? (https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-are-antibiotics)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app