Transplantasi Hati: Syarat, Proses, dan Pemulihannya

Dipublish tanggal: Sep 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Transplantasi Hati: Syarat, Proses, dan Pemulihannya

Sama seperti organ lainnya, hati atau liver juga dapat mengalami gangguan, kerusakan, bahkan hingga kegagalan fungsi. Biasanya, organ hati yang sudah tidak berfungsi dapat ditangani dengan pencakokan atau transplantasi sebagai jalan terakhir. Namun, ternyata prosedur transplantasi hati cukup sulit dan harus melewati sejumlah tahap. 

Kapan cangkok hati dapat dilakukan?

Transplantasi hati biasanya dilakukan saat organ hati gagal berfungsi, misalnya karena infeksi parah yang terjadi mendadak atau komplikasi yang muncul karena obat-obatan. Obesitas juga dapat memicu kerusakan hati yang berujung pada cangkok hati.

Kegagalan fungsi hati juga bisa diakibatkan oleh riwayat masalah kesehatan jangka panjang, seperti:

Baca Selengkapnya: Atresia Bilier Pada Bayi: Gejala dan Pengobatan

Tahapan proses transplantasi hati

Proses transplantasi hati diawali dengan mengambil organ hati dari pasien kemudian menggantinya dengan hati baru yang didapat dari pendonor. Ini termasuk jenis operasi besar yang membutuhkan waktu sekitar 6-12 jam. 

Sebelum operasi dimulai, pasien akan melakukan sejumlah tes dan konsultasi speerti tes urine, pemeriksaan darah, hingga USG. Hal ini diperlukan untuk memastikan kondisi hati, jantung, dan tubuh tetap optimal secara keseluruhan. Perlu juga dilakukan evaluasi dari sisi psikologis pasien untuk menghindari risiko buruk dari transplantasi hati.

Selama operasi sampai beberapa hari setelahnya, pasien akan menggunakan sejumlah tabung khusus sebagai penunjang fungsi tubuh.

Apa saja syarat donor organ?

Organ hati baru yang akan digunakan untuk transplantasi hati bisa dari 2 pilihan, yakni hati yang berasal dari pendonor yang masih hidup atau pendonor yang telah meninggal dunia. Lalu, apa perbedaannya?

1. Organ hati dari pendonor yang masih hidup

Pendonor yang masih hidup bisa saja berasal dari saudara kandung, teman, maupun anggota keluarga. Calon pendonor harus melalui proses evaluasi medis dan psikologis terlebih dahulu untuk memastikan organ hatinya dalam kondisi sehat dan optimal sebelum dicangkokkan ke tubuh penerima.

2. Organ hati dari pendonor yang sudah meninggal dunia

Bila ingin menggunakan organ hati dari pendonor yang sudah meninggal dunia, pendonor yang dipilih biasanya yang mengalami kematian fungsi otak dengan kondisi jantung masih berdetak.

Selain itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon pendonor organ, antara lain:

  • Berniat menjadi pendonor tanpa paksaan
  • Memiliki kondisi kesehatan yang baik
  • Usia antara 18-60 tahun
  • Golongan darah dan postur tubuh sama dengan pasien

Bisa jadi ada beberapa persyaratan yang belum disebutkan di atas. Sebaiknya konsultasikan lebih lanjut pada dokter mengenai hal ini.

Baca Juga: Bolehkah Seorang Perokok Melakukan Donor Darah?

Waspadai risiko transplantasi hati

Walaupun mampu mengatasi kegagalan fungsi hati, prosedur transplantasi hati ini tetap tidak bebas risiko. Ada dua risiko komplikasi yang sering ditemui pasca tindakan transplantasi hati, yaitu:

1. Terjadi penolakan

Meskipun organ hati dinyatakan cocok, selalu ada kemungkinan terjadi reaksi penolakan setelah cangkok hati selesai dilakukan. Sekitar 64% pasien transplantasi hati mengalami hal ini, khususnya pada 6 minggu pertama.

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh sistem imun yang bekerja untuk menghancurkan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan khusus guna menekan sistem imunitas tubuh pasien.

2. Rentan terkena penyakit

Pasien cangkok hati biasanya harus minum obat penekan sistem imunitas tubuh seumur hidupnya. Tetapi dalam waktu yang bersamaan, obat tersebut dapat membuat tubuh lebih rentan terkena infeksi. 

Beberapa jenis obat juga dapat memberikan efek samping lainnya, seperti diare, sakit kepala, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, hingga penipisan tulang. Namun, Anda tak perlu khawatir karena risiko infeksinya akan berkurang seiring berjalannya waktu.

Berapa lama pemulihan setelah transplantasi hati?

Proses pemulihan pasien setelah transplantasi hati berbeda-beda, namun setidaknya membutuhkan waktu sekitar 6 bulan hingga satu tahun. Data mencatat bahwa sekitar 70 persen penerima donor hati bisa hidup setidaknya untuk 5 tahun ke depan.

Transplantasi hati adalah salah satu prosedur yang mampu mengatasi kegagalan fungsi hati, namun perlu juga diperhatikan mengenai risikonya. Konsultasikan dengan dokter sebelum Anda mengambil keputusan tersebut.

Baca Juga: 8 Makanan yang Baik untuk Hati Anda


33 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Find a transplant hospital. UNOS Transplant Living. https://transplantliving.org/before-the-transplant/find-transplant-hospital/.
Croome KP, et al. The use of donation after cardiac death allografts does not increase recurrence of hepatocellular carcinoma. American Journal of Transplantation. 2015; doi:10.1111/ajt.13306.
De Assuncao TM, et al. Development and characterization of human-induced pluripotent stem cell-derived cholangiocytes. Laboratory Investigation. 2015; doi:10.1038/labinvest.2015.51.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app