Sudahkah Kamu Minum Antibiotik dengan Benar?

Dipublish tanggal: Mar 8, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Agu 19, 2019 Waktu baca: 3 menit
Sudahkah Kamu Minum Antibiotik dengan Benar?

Antibiotik merupakan salah satu penemuan terbesar yang menyelamatkan banyak nyawa sehingga banyak orang beranggapan seolah-olah antibiotik adalah obat dewa yang dapat menyembuhkan segala penyakit. Anggapan yang sangat keliru ini membuat penggunaan antibiotik menjadi tidak rasional dan justru menimbulkan masalah besar di kemudian hari. Masalah apakah yang muncul dan bagaimana cara menghindarinya? Mari kita bahas lebih lanjut lewat artikel ini.

Antibiotik adalah jenis obat yang memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri penyebab penyakit yang ada di tubuh kita. Antibiotik hanya berguna untuk melawan bakteri. Penyakit seperti batuk, pilek, dan diare biasanya bukan disebabkan oleh bakteri, jadi antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengobatinya. Penggunaan antibiotik harus mengikuti aturan yang benar sehingga tujuan untuk membunuh bakteri bisa dicapai. Penggunaan antibiotik yang tidak benar dapat menyebabkan bakteri tidak mati dan justru menjadi kebal.

Bakteri memiliki kemampuan mengubah dirinya melalui mutasi gen untuk menghasilkan suatu zat yang dapat membuat antibiotik menjadi inaktif, dengan kata lain menjadi kebal atau resisten terhadap antibiotik. Bakteri yang resisten ini bisa menyalurkan gen yang telah bermutasi pada bakteri lain sehingga terbentuk strain atau jenis bakteri resisten yang baru. Antibiotik jenis lain harus diberikan untuk membunuh bakteri resisten tersebut. Semakin banyak penggunaan antibiotik, semakin besar risiko terjadinya resistensi antibiotik dan semakin sedikit pilihan antibiotik yang bisa diberikan untuk membunuh bakteri tersebut.

Saat ini, bahkan sudah ditemukan “superbugs”, sebutan untuk bakteri yang resisten terhadap beberapa jenis antibiotik. Dengan kebalnya bakteri terhadap berbagai antibiotik, mereka akan terus berkembang biak di dalam tubuh dan menyebabkan penyakit bertambah berat hingga mengancam jiwa.

Minum Antibiotik Dengan Benar

1. Jangan minum antibiotik tanpa saran dan petunjuk dari dokter.

Jangan membeli sendiri antibiotik hanya karena batuk, pilek, sakit tenggorokan, atau diare. Penyakit-penyakit tersebut kebanyakan disebabkan oleh virus sehingga tidak memerlukan antibiotik. Apabila keluhan yang kamu rasakan semakin berat atau mengganggu, konsultasikan dengan dokter. Dokter akan menentukan apakah sakit yang sedang kamu derita memerlukan antibiotik atau tidak, berapa dosis yang harus diminum, dan berapa hari pengobatan antibiotik harus diberikan.

2. Ikuti aturan minum yang diberikan dokter dan petugas farmasi.

Dalam paket obat yang diberikan oleh petugas farmasi atau apotek akan tercantum instruksi minum obat yang memuat hal-hal seperti apakah obat harus diminum sebelum atau sesudah makan, berapa frekuensi minum obat dalam sehari, dan sebagainya.

3. Jangan mengurangi atau menambah sendiri dosis antibiotik yang diminum.

Dengan mengurangi sendiri dosis obat di luar anjuran dokter, maka dosis antibiotik yang masuk ke dalam tubuh tidak akan kuat untuk membunuh bakteri dan malah memberi kesempatan bakteri untuk menjadi resisten. Di sisi lain, menambah sendiri dosis obat tanpa dasar yang tepat berisiko meningkatkan efek samping obat.

4. Habiskan antibiotik yang diresepkan oleh dokter.

Jangan menghentikan konsumsi antibiotik hanya karena Anda merasa kondisi Anda sudah membaik. Pada saat Anda merasa lebih baik artinya antibiotik sudah mulai menunjukkan hasil, namun bakteri belum mati seluruhnya . Apabila Anda berhenti minum antibiotik, maka semakin besar peluang untuk bakteri di dalam tubuh Anda menjadi resisten.

5. Apabila Anda sedang mengonsumsi obat lain, sampaikan pada dokter Anda.

Apabila Anda menderita alergi terhadap obat tertentu, sampaikan informasi tersebut pada dokter demi kebaikan Anda. Dokter akan meresepkan antibiotik yang sesuai dengan kondisi Anda.

6. Sampaikan pada dokter apabila kamu sedang hamil atau menyusui.

Beberapa antibiotik tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil, karena berisiko menyebabkan kecacatan pada janin. Untuk ibu menyusui, pastikan terlebih dahulu apakah antibiotik yang diresepkan aman untuk bayi.

7. Minum antibiotik dengan air putih.

Beberapa antibiotik akan berikatan dengan kalsium pada susu sehingga tidak terserap oleh tubuh. Demikian pula dengan teh, kopi, atau jus yang juga akan mempengaruhi penyerapan antibiotik dalam tubuh. 

8. Hentikan konsumsi antibiotik apabila Anda mengalami gejala alergi.

Gejala alergi yang dapat muncul di antaranya adalah gatal-gatal, bentol-bentol pada kulit, bengkak, atau sesak. Hentikan konsumsi antibiotik dan segera periksakan diri ke dokter ataupun fasilitas medis terdekat untuk mendapatkan pengobatan anti alergi. Reaksi alergi berat bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk mencatat obat apa yang pernah menyebabkan reaksi alergi dan menyampaikannya pada dokter setiap kali konsultasi.

Demikian petunjuk yang bisa kamu ikuti saat kamu mendapat pengobatan antibiotik. Pastikan mengkonsumsi antibiotik hanya atas saran dan petunjuk dokter supaya aman untukmu dan orang sekitarmu, termasuk aman dari risiko bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Yang terpenting, jaga kebersihan diri dan lingkungan serta konsumsi makanan yang bernutrisi supaya terhindar dari sakit. 


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Using antibiotics safely. MedlinePlus. (Accessed via: https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000959.htm)
Amoxicillin Drug Information. MedlinePlus. (Accessed via: https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a685001.html)
Antibiotics. NHS (National Health Service). (Accessed via: https://www.nhs.uk/conditions/antibiotics/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app