Cerebellar Stroke - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 6, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 2, 2019 Waktu baca: 3 menit

Stroke serebelar adalah salah satu jenis stroke yang kurang umum. Stroke ini terjadi ketika pembuluh darah tersumbat atau berdarah dan menyebabkan gangguan pada sebagian otak kecil.

Jenis stroke ini biasanya hanya mempengaruhi satu sisi atau bagian otak kecil, dan sering disebut sebagai sindrom stroke serebelar. Otak kecil adalah bagian dari otak yang mengontrol gerakan dan menjaga keseimbangan. Bagian otak ini terletak di bagian bawah belakang otak.

Apabila terdapat gumpalan darah di salah satu pembuluh ini, maka dapat menyebabkan stroke.  Pembuluh darah yang dapat mencapai bagian otak ini meliputi:

  • arteri serebelar anterior inferior
  • arteri serebelar posterior inferior
  • arteri serebelar superior

Meskipun jenis stroke serebelar ini jarang terjadi, akan tetapi dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati.

Apakah Penyebab Stroke Serebelar?

Penyebab Stroke Serebelar

Stroke serebelar sering disebabkan oleh gumpalan darah yang menghambat aliran darah ke otak kecil. Gumpalan darah dapat terbentuk di pembuluh darah Anda atau bagian lain tubuh seperti jantung atau leher, dan terperangkap di dalam pembuluh darah yang menuju ke otak kecil.

Stroke serebelar juga bisa disebabkan oleh trauma kepala atau perdarahan yang menyebabkan darah menggenang di sebagian otak. Pendarahan otak dapat menyebabkan tekanan didalam otak dan mengganggu aliran darah.

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami stroke serebelar. Faktor risiko yang dapat menyebabkan pembekuan atau penyumbatan darah meliputi:

Gejala Stroke Serebelar

Gejala dari stroke serebelar terjadi secara tiba-tiba. Gejala umum yang sering terjadi , meliputi:

Gejala stroke serebelar lain yang dapat muncul, termasuk:

  • vertigo
  • koordinasi yang buruk
  • refleks abnormal
  • kesulitan menelan
  • kesulitan berbicara atau bicara tidak jelas
  • gerakan mata yang tak terkendali
  • Ketidaksadaran

Jika tidak diobati, stroke serebelar dapat menyebabkan pembengkakan atau pendarahan dalam otak. Komplikasi ini dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada otak kecil dan area lain pada otak. Jika stroke serebelar mempengaruhi batang otak, pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah Anda juga bisa terpengaruhi.

Pencegahan Stroke Serebelar

Cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya stroke adalah pencegahan dinii dan mengendalikan faktor risiko stroke seperti:

Pengobatan Stroke Serebelar

Diagnosa

Sebelum menentukan pengobatan, dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap riwayat medis Anda dan memeriksa gejala. Langkah ini sangat penting untuk membantu menyingkirkan kondisi otak lain atau masalah yang dapat menyebabkan stroke berulang.

Selain itu, tes pencitraan juga dapat dilakukan untuk memeriksa adanya pendarahan pada otak atau cedera. Tes-tes ini dapat termasuk CT scan dan MRI. Prosedur lain yang mungkin digunakan dokter untuk membantu menentukan diagnosis kondisi Anda termasuk:

  • magnetic resonance angiography (MRA)
  • CT angiogram (CTA)
  • USG

Pengobatan

Pengobatan tergantung pada keparahan stroke dan gejala yang Anda alami. Jika ada pendarahan otak, dokter akan mengontrol pendarahan dan mengurangi pembengkakan dalam otak.

Jika ditemukan adanya gumpalan darah, operasi akan dilakukan untuk  mengeluarkan gumpalan darah. Obat-obatan juga dapat diberikan oleh dokter untuk mengatasi:

Jika stroke serebelar mempengaruhi keterampilan motorik dan mobilitas Anda, dokter dapat merekomendasikan terapi rehabilitasi yang berfokus pada peningkatan kemampuan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari. Terapi rehabilitasi yang biasa dianjurkan adalah:

  • Terapi fisik dapat meningkatkan mobilitas, keseimbangan, dan fungsi otot Anda.
  • Terapi okupasi dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Terapi wicara dapat meningkatkan ketrampilan  berbicara Anda.

11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app