Spasminal: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Spasminal adalah obat yang biasa diresepkan dokter dan memiliki kandungan Metampiron, Pavaperin, dan Ekstrak Belladona
  • Spasminal tersedia dalam kemasan tablet yang berguna untuk mengobati nyeri yang timbul pada saat mengalami kolik abdomen ataupun kolik ureter serta saat nyeri haid
  • Dosis obat Spasminal pada pasien dewasa yang dianjurkan yaitu 1 tablet pada saat serangan kolik. Sebaiknya ikuti petunjuk dokter untuk dosis yang tepat
  • Obat spasminal sebaiknya tidak digunakan untuk pengobatan jangka panjang. Hentikan pengobatan apabila terjadi efek samping yang berat
  • Klik untuk mendapatkan Spasminal atau obat lambung & pencernaan lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD

Spasminal adalah obat yang biasa diresepkan dokter untuk mengobati nyeri yang timbul pada keadaan kolik. Kolik merupakan istilah untuk rasa sakit melilit akibat kontraksi (mengencengnya) otot polos pada organ-organ saluran cerna dan saluran kemih. Rasa sakit yang ditimbulkannya khas, yaitu bergelombang.

Kegunaan spasminal sebagai obat kolik dipernatarai oleh efek kerjanya yang bermanfaat secara bersama-sama untuk penghilang nyeri, dan perelaksasi otot polos yang menegang. Lebih lanjut, artikel ini akan memberi penjelasan Spasminal obat apa beserta informasi penting lainnya.

Mengenai Spasminal

Golongan

Obat resep

Kemasan

Tablet

Kandungan

Metampiron, Pavaperin, dan Ekstrak Belladona

Obat Spasminal adalah obat yang terdiri dari kombinasi tiga jenis komponen aktif yaitu obat Metampiron, obat Pavaperin dan Ekstrak Belladona. Metampiron bekerja sebagai obat analgetik yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri, sedangkan Papaverin dan Ekstrak Belladona bekerja sebagai obat spasmolitik yang secara langsung merelaksasikan otot polos.

Setelah digunakan secara oral (ditelan), obat ini akan diserap dengan baik dari saluran pencernaan dengan waktu paruh yang berkisar antara 1 jam hingga 4 jam.

Manfaat Spasminal

Kegunaan obat Spasminal sebagai obat analgetik dan spasmolitik sangat baik pada pengobatan pada berbagai serangan kolik termasuk kolik abdomen, kolik ureter dan juga bisa digunakan pada keadaan nyeri yang ditimbulkan saat haid.

  • Kolik Andomen. Istilah umumnya adalah kram perut, hal ini disebabkan oleh berbagai penyakit seperti obstruksi atau sumbatan usus, radang usus buntu, kracunan makanan, radang pankreas, dan lain-lain. Selengkapnya silahkan baca: Kram Perut – Penyebab, Bahayanya dan Pengobatannya
  • Kolik Ureter. Paling sering disebabkan oleh batu ginjal, rasa sakit terletak pada perut bagian bawah yang menjalar sampai ke punggung bawah dan terkaadang darah selangkangan dan paha atas.

Kontraindikasi

Obat Spasminal tidak dianjurkan penggunaannya pada beberapa keadaan berikut :

  • Penderita kolik diketahui yang mempunyai riwayat hipersensitif atau mengalami reaksi alergi terhadap obat Spasminal atau terhadap obat Metampiron, obat Pavapein, ataupun Ekstrak Belladona.
  • Pasein yang memiliki gangguan fungsi hati.
  • Penderita kolik yang sedang dalam keadaan hamil atapun menyusui.
  • Penderita yang memiliki tekanan darah rendah atau tekanan sistolik kurang dari 100 mmHg.

Dosis Spasminal

Obat Spasminal yang diperdaganggkan di apotik tersedia dalam bentuk Spasminal tablet dengan komposisi obat terdiri dari Metampiron 500 mg, Pavaperin HCl 25 mg, dan Ekstrak Belladonna 10 mg untuk setiap satu tablet. Adapun dosis obat pada pasien dewasa yang dianjurkan yaitu 1 tablet pada saat serangan kolik, yang dilanjutkan 1 tablet lagi setiap 6 hingga 8 jam kemudian.

Obat ini tidak harus dihabiskan, hentikan penggunaan apabila gejala kolik sudah teratasi. Sebaiknya ikuti petunjuk dokter untuk dosis dan cara penggunaan yang tepat.

Efek Samping Spasminal

Seperti halnya obat-obatan lain, spasminal juga berpotensi menimbulkan efek samping. Efek samping yang pernah dilaporkan antara lain :

  • Reaksi hipersensitivitas atau reaksi alergi berupa biduran, gatal dan bercak kemerahan pada kulit, pembengkakan, ataupun sesak nafas.
  • Obat ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada komponen darah berupa agranulositosis sel darah putih
  • Gangguan pada saluran pencernaan berupa perut kembung dan gangguan motilitas usus, karena obat ini meminimalisir gerak usus.
  • Jarang namun pernah dilaporkan, bahwa obat ini dapat menyebabkan terjadinya reaksi hipersensitivitas pada sel hati dan sindrom neuropati pada penggunaan jangka panjang

Informasi Keamanan

  • Obat ini harus digunakan secara hati - hati pada dosis yang sangat besar karena dapat menyebabkan terjadinya overdosis yang ditandai dengan penglihatan yang kabur dan tubuh terasa lemah. Overdosis dapat diatasi dengan cara minum susu, konsumsi karbon aktif, pengosongan lambung, dan juga cuci darah
  • Sebaiknya digunakan secara hati - hati pada penderita yang mengalami kelainan darah, gangguan fungsi hati dan gangguan fungsi ginjal, perlu dilakukan pemeriksaan berkala terhadap darah dan fungsi hati serta fungsi ginjal
  • Harus digunakan secara hati – hati dan sesuai rekomendasi dokter pada wanita hamil, wanita menyusui da anak - anak karena keamanan dan efektifitas obat yang belum pasti.
  • Obat ini tidak digunakan untuk mengobati nyeri pada otot, nyeri rematik, yeri lumbago, nyeri punggung, dan sindroma bahu lengan.
  • Obat spasminal sebaiknya tidak digunakan untuk pengobatan jangka panjang.
  • Hentikan pengobatan apabila terjadi efek samping yang berat.

Artikel terkait:


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Colic - treatment. (2015, February 2010). . (https://www.nhs.uk/conditions/colic/treatment/#treatments-to-avoid)
Dietary manipulations for infantile colic. (2003). Paediatrics & Child Health, 8(7), 449-452. . (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2791658/)
Sijmen A Reijneveld, Emily Brugman, Remy A Hirasing. Infantile colic: maternal smoking as potential risk factor. Archives of Disease in Childhood. (http://adc.bmj.com/content/archdischild/83/4/302.full.pdf)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app