Perbedaan Darah Haid dan Darah Awal Kehamilan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit
Perbedaan Darah Haid dan Darah Awal Kehamilan

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Perbedaan darah haid dan darah tanda awal kehamilan seringkali tidak diketahui oleh para wanita. Padahal keduanya memiliki tanda yang berbeda mulai dari volume dan warna darah serta gejala yang dialami. Cari tahu cara menghitung usia kehamilan di sini
  • Adanya darah sebagai tanda awal kehamilan sering juga disebut pendarahan implantasi, flek tanda hamil, atau bercak darah tanda hamil. Darah yang keluar menandakan hasil proses di mana embrio telah berada di dalam rahim
  • Dari segi volume darah, perbedaan darah haid dan darah awal kehamilan sangat bisa dilihat. Darah tanda hamil biasanya hanya sedikit dan akan terjadi hingga 3 hari. Tetapi jika sedang haid maka volume darah menstruasi justru meningkat dalam kurun waktu 1-2 hari
  • Flek tanda hamil umumnya berwarna cokelat atau pink. Berbeda dengan tanda menstruasi di mana darah yang keluar rata-rata berwarna merah segar
  • Selain flek tanda hamil, ciri-ciri awal kehamilan lainnya dapat berupa mual dan muntah, mudah lelah, payudara menjadi sensifit, perubahan kebiasaan buang air, hingga perubahan mood

Bunda yang sedang berencana punya anak pasti sedikit banyak sudah tahu soal ciri-ciri kehamilan. Ini artinya bunda mungkin sudah tahu bahwa beberapa calon ibu ada yang mengalami pendarahan ringan akibat proses implantasi atau menempelnya embrio pada rahim. Namun karena darah awal kehamilan ini hampir sama dengan darah haid, maka bunda perlu tahu apa saja perbedaan darah haid dan flek tanda hamil tersebut.

Apa yang dimaksud dengan pendarahan implantasi?

Pendarahan implantasi, flek tanda hamil, bercak darah tanda hamil, atau darah awal kehamilan, semua istilah ini memiliki makna yang sama. Darah yang keluar merupakan hasil dari sebuah proses dimana emberio menanamkan diri ke dalam rahim.

Jadi begini prosesnya; setelah pembuahan terjadi dalam saluran tuba falopi, sel telur yang sudah dibuahi (embrio) kemudian bergerak menuju rahim lalu menempel di endometrium (lapisan subur dari rahim). Dengan menanamkan dirinya ke rahim, embrio dapat menerima nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang sampai akhirnya menjadi jabang bayi yang siap lahir.

Nah karena lapisan dalam rahim mengandung banyak pembuluh darah, maka wajar kalau ada sedikit darah yang bocor dan keluar melalui vagina saat proses penempelan embrio ke dinding rahim tadi.

Pendarahan implantasi biasanya memiliki ciri darah yang berwarna coklat atau pink, yang keluar sebelum jadwal menstruasi. Meski bercak darah ini bisa menandakan kalau haid telah tiba, namun flek ini juga bisa berarti bahwa bunda memang positif hamil.

Lantas, Apa Perbedaan darah haid dan darah awal kehamilan?

Munculnya flek atau darah awal kehamilan terjadi pada sekitar 1/3 ibu hamil. Namun pada kenyataannya, banyak ibu hamil yang menganggap kalau itu merupakan darah haid biasa. Untuk itu sekarang, mari kita cari tahu apa saja perbedaan darah haid dan darah awal kehamilan. Mari kita amati mulai dari volume, warna, dan gejala terkait.

1. Volumenya

Perbedaan darah haid dan darah awal kehamilan yang paling menyolok adalah dari segi volumenya. Darah tanda hamil biasanya sedikit saja dan akan tetap begitu hingga maksimal 3 hari. Lain halnya dengan kebanyakan perempuan yang siklus haidnya memang dimulai dengan sedikit darah, namun volume darah menstruasi pasti meningkat dalam kurun waktu 1-2 hari. Selain itu, darah awal kehamilan juga tidak mengandung gumpalan darah seperti darah mens.

Karena volume darah yang banyak bukanlah tanda implantasi normal, maka itu bisa jadi pertanda haid atau keguguran (jika sebelumnya hasil tespek positif). Jadi tanamkan dalam pikiran kalau darah awal kehamilan pasti sedikit dan akan tetap begitu.

2. Warna

Jika warna darahnya coklat atau pink, maka besar kemungkinan itu adalah flek tanda hamil. Lain halnya dengan darah menstruasi yang rata-rata berwarna merah segar. Akan tetapi pada kasus yang jarang terjadi, bercak darah tanda hamil juga bisa berwarna merah. Ini artinya darah segarlah yang dikeluarkan .

Darah coklat tadinya merupakan darah segar, namun karena ‘terjebak’ lama dalam rahim setelah embrio mengimplantasikan dirinya, maka warnanya pun jadi berubah. Kebanyakan bunda melaporkan kalau darah coklat yang keluar juga disertai bau busuk.

3. Kram

Baik darah haid atau implantasi, keduanya bisa menyebabkan nyeri atau kram. Akan tetapi perbedaan darah haid dan darah awal kehamilan bisa dilihat dari instensitas nyeri yang dirasakan.

Nyeri haid biasanya lebih intens ketimbang kram akibat implantasi. Jika nyeri yang bunda alami ringan saja dan juga disertai (ataupun tidak) bercak darah pink atau kecoklatan, maka ini merupakan ciri pendarahan implantasi.

Alasan mengapa implantasi bisa menimbulkan nyeri adalah karena embrio sedang menggali dan menempelkan dirinya pada dinding rahim, sehingga menyebabkan otot rahim berkontraksi. Ketika kontraksi terjadi, maka itu bisa mencubit ujung saraf sehingga timbul rasa sakit yang mirip dengan nyeri haid. Kram akibat implantasi ini bisa berakhir dalam hitungan jam ataupun hari.

4. Konsistensinya

Perbedaan darah haid dan flek tanda hamil selanjutnya bisa kita amati dari konsistensinya. Apakah darah yang keluar labil (kadang keluar, kadang tidak), atau justru terus-menerus (konsisten)? Untuk darah tanda hamil, sifat pendarahannya cenderung datang dan pergi. Lain halnya dengan darah haid yang pasti mengucur terus-menerus selama 4-7 hari.

Pendarahan implantasi biasanya berakhir dalam 1-2 hari, namun beberapa perempuan bisa mengalaminya lebih singkat ataupun lebih lama dari waktu yang disebutkan tadi. Penyebabnya karena setiap tubuh perempuan dan setiap kasus kehamilan itu unik. Namun ada pula perempuan yang hanya mengalami flek tanda hamil selama beberapa jam saja.

5. Gejala kehamilan lainnya

Jika itu adalah pendarahan implantasi, maka gejala kehamilan lain mungkin akan menyertainya, seperti misalnya:

  • Mual – mual memang merupakan gejala awal kehamilan yang paling kentara, begitu pula dengan tidak suka dengan aroma tertentu maupun muntah.
  • Mudah lelah – kebanyakan wanita merasakan lelah yang tidak seperti biasanya selama trisemester pertama kehamilan. Tingkat kelelahan yang dimaksud di sini biasanya lebih intens daripada yang disebabkan oleh kurang tidur atau stres berlebihan.
  • Payudara sensitif – pada tahap awal kehamilan, payudara memang mengalami banyak perubahan. Meningkatnya aliran darah ke area ini membuat pembuluh darah lebih kentara, belum lagi dengan saluran ASI yang berkembang untuk persiapan menyusui. Perubahan inilah yang menyebabkan payudara sensitif, sakit, dan bengkak.
  • Perubahan kebiasaan buang air – selama kehamilan, tubuh bunda pasti mengalami perubahan dan ini juga memengaruhi kebiasaan ke kamar kecil. Kehamilan membuat bunda lebih sering buang air kecil dan susah BAB. Jika bunda tidak menemukan alasan jelas mengapa jadi lebih sering kencing, maka kehamilan mungkinlah yang jadi sebabnya.
  • Mood labil – perubahan tubuh ibu hamil terjadi mayoritas karena perubahan hormon saat hamil. Dan tentu saja perubahan hormon bisa berdampak pada mood, membuat bunda bahagia di satu waktu, namun bisa juga menangis pada menit berikutnya.

Baca juga: Tanda Awal Kehamilan Sebelum Telat Haid

Kapan saatnya periksa ke dokter?

Pendarahan ringan atau bercak darah akibat implantasi adalah hal normal, namun kondisi ini juga bisa menandakan adanya gangguan kesehatan lainnya. Jika hasil tes menunjukkan bunda positif hamil, dan darah yang keluar bertambah banyak atau tidak berhenti setelah lebih dari 2 hari, maka segera temui dokter.

Kram perut dan pendarahan sendiri tidak bisa dijadikan gejala kehamilan. Kondisi ini juga bisa terjadi karena faktor lain seperti usus buntu, telat haid, hingga infeksi kandung kemih. Jadi kalau nyeri akibat implantasi dibarengi demam, menggigil, serta pendarahan berat, maka segera periksakan diri ke dokter.

Meningkatnya hormon progesteron tidak hanya mencegah haid, namun juga mempertebal lapisan dinding rahim yang merupakan tempat menempelnya embrio. Memang wajar kalau pendarahan muncul akibat aksi implantasi embrio, namun gejala ini seharusnya sudah berhenti pada minggu ke-7 kehamilan. Bila pendarahan tetap ada setelah minggu ke-7, maka bunda harus berkonsultasi dengan dokter. Pendarahan berlebih saat awal kehamilan bisa jadi tanda keguguran yang dialami 50% ibu hamil.

Memang pendarahan implantasi merupakan salah satu gejala pertama kehamilan yang kasat mata, namun ingat kalau hanya 1/3 perempuan saja yang mengalaminya. Jadi bila bunda tidak yakin, maka tak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter.

Kapan saatnya melakukan tes kehamilan?

Jika sebelumnya bunda tidak memakai pengaman saat bercinta, dan mengalami pendarahan ringan sebelum haid, maka mungkin itu adalah darah awal kehamilan. Untuk memastikannya, lakukan tes kehamilan atau periksakan di ke dokter setelah jadwal telat haid terlewati dan tidak mengalami haid. Hindari melakukan tes kehamilan terlalu dini karena hasilnya bisa jadi kurang akurat.


44 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app