Penyebab Vagina Berdarah Usai Berhubungan Intim

Dipublish tanggal: Jul 12, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Penyebab Vagina Berdarah Usai Berhubungan Intim

Beberapa wanita mengalami pendarahan setelah berhubungan seksual dan terdapat beberapa faktor penyebabnya. Kondisi seperti ini disebut dengan postocoital bleeding dalam bidang kesehatan. Kasus pendarahan pada vagina karena melakukan hubungan seksual pertama kali terdapat sekitar 63 persen. 

Pendarahan ini diakibatkan oleh vagina kering, luka atau cedera ketika gesekan atau penetrasi oleh penis di dalam vagina.

Apabila saat berhubungan seksual Anda mengalami pendarahan ringan, Anda tidak perlu khawatir. Namun jika Anda telah memasuki masa menopause atau mempunyai faktor resiko tertentu, pendarahan vagina akibat berhubungan seksual sebaiknya diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan segera.

Penyebab

Terdapat dua hal yang dapat menyebabkan pendarahan vagina setelah berhubungan seksual yaitu serviks atau leher rahim Anda bermasalah atau endometrium atau lapisan dalam rahim mengalami pendarahan. 

Pada wanita muda yang belum mengalami menopause dan mengalami pendarahan kemungkinan terdapat masalah pada serviks. 

Sementara pendarahan yang terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause bisa jadi diakibatkan oleh beragam faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu masalah pada rahim, kandung kemih, serviks atau bibir vagina.

Jika Anda melakukan hubungan seksual kemudian terjadi radang pada leher rahim maka hal tersebut dapat menyebabkan pendarahan. Kondisi seperti ini biasanya terjadi pada wanita hamil atau wanita yang sedang menggunakan pil KB dan hal ini disebut erosi serviks

Kepala pusing, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun dan menurunnya kadar hemoglobin dalam darah kebanyakan diakibatkan oleh pendarahan yang terjadi di dalam vagina. Penyebab pendarahan di dalam vagina selain berhubungan seksual yaitu:

  1. Gesekan ketika berhubungan seksual
  2. Penyakit menular seksual yang mengakibatkan luka pada daerah intim seperti sipilis dan herpes genital
  3. Sedikitnya cairan pelumas yang menyebabkan dinding vagina kering
  4. Terjadinya pendarahan yang normal terjadi pada vagina. Hal ini dapat terjadi saat awal atau mendekati waktu selesai menstruasi
  5. Trauma karena mengalami kekerasan seksual sebelumnya.

Faktor Resiko

Setelah berhubungan seksual terdapat beberapa orang dengan beberapa faktor yang rentan mengalami pendarahan yaitu:

  1. Berada pada fase perimenopause, menopause atau postmenopause
  2. Memiliki kanker rahim
  3. Berhubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan berganti pasangan
  4. Belum cukup terangsang saat penetrasi
  5. Membersihkan vagina atau douching dengan pembersih daerah kewanitaan dengan frekuensi cukup sering

Penanganan

Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, Anda harus mengetahui apa penyebab terjadinya pendarahan. Agar pendarahan dapat segera ditangani Anda perlu segera melakukan pemeriksaan dan terapi. 

Terdapat beberapa tes yang dapat Anda lakukan untuk menangani pendarahan akibat berhubungan seksual:

Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi merupakan tes yang perlu Anda lakukan untuk mengetahui letak pendarahan dalam tubuh Anda. Tidak hanya pendarahan pada daerah intim, USG juga dapat digunakan untuk memeriksa kelainan yang terdapat pada seluruh tubuh.

Pap Smear

Tes pap smear yang dilakukan secara teratur bermanfaat untuk mendeteksi kelainan yang terjadi pada daerah intim lebih awal. Tes ini sebaiknya dilakukan secara rutin setidaknya satu tahun sekali bagi wanita yang aktif atau pernah melakukan hubungan seksual.

Penggunaan Pelembab pada Daerah Kewanitaan

Pelembab vagina sebaiknya digunakan oleh wanita yang vaginanya kering. Dengan meningkatnya kelembaban dalam vagina maka keasaman vagina akan kembali dan menghindari terjadinya pendarahan. 

Selain itu, pelembab ini juga dapat digunakan untuk mengatasi ketidaknyamanan saat terjadi gesekan saat berhubungan seksual. Sebaiknya konsultasikan pada dokter sebelum menggunakan pelembab vagina.

Jika pendarahan terjadi terus menerus dan mengganggu Anda beraktivitas, sebaiknya Anda periksa ke dokter. Selain itu Anda dapat juga menjaga kebersihan vagina untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi. Berikut adalah beberapa cara menjaga kebersihan vagina:

  1. Membersihkan vagina secara rutin menggunakan sabun tanpa pewangi. Pada dasarnya vagina akan membersihkan diri dengan mengeluarkan cairan alami dari vagina. Penggunaan pembersih yang kurang tepat dapat mempengaruhi pH di dalam vagina. Hal ini mengakibatkan matinya bakteri baik dalam vagina.
  2. Menggunakan kondom untuk menghindari penyakit menular seksual dan menjaga agar bakteri baik di dalam vagina tidak mati.
  3. Menggunakan celana dalam berbahan katun agar kulit dapat bernapas dan kelembaban terjaga.

12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tarney CM, et al. (2014). Postcoital bleeding: A review on etiology, diagnosis, and management. DOI: (http://www.hindawi.com/journals/ogi/2014/192087/cta/)
Sommers MS. (2007) Defining patterns of genital injury sexual assault: A review. DOI: (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3142744/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app