Penyebab Gondongan saat Haid dan Cara Mengatasinya

Dipublish tanggal: Mar 11, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Penyebab Gondongan saat Haid dan Cara Mengatasinya

Definisi

Gondongan adalah infeksi virus yang mempengaruhi kelenjar paratiroid, yang terletak di depan telinga. Kelenjar paratiroid adalah satu dari tiga kelenjar yang bertugas menghasilkan air liur.

Saat kelenjar paratiroid terkena gondongan, kelenjar paratiroid akan membengkak. Saat ini, vaksinasi gondongan adalah salah satu vaksinasi yang sangat disarankan.

Penyebab

Penyebab gondongan adalah virus gondongan, yang menyebar secara mudah dari satu orang ke orang lain melalui air liur. Jika seseorang tidak imun terhadap virus gondongan, seseorang dapat terkena gondongan akibat terkena air liur orang yang batuk atau bersin.

Penularan gondongan juga dapat terjadi karena penggunaan peralatan makanan bersama orang yang terinfeksi virus gondongan.

Gejala

Gejala gondongan biasanya muncul dua minggu setelah terpapar virus gondongan. Mula-mula, akan muncul gejala seperti flu, selain itu juga:

  • Rasa lelah
  • Rasa sakit pada tubuh
  • Sakit kepala
  • Kehilangan nafsu makan
  • Demam
    Demam tinggi biasanya mencapai 39 ºC dan pembengkakan kelenjar air ludah muncul beberapa hari setelahnya. Secara umum, bengkak tersebut akan terasa nyeri. Namun, tidak semua orang yang terkena virus gondongan akan mengalami hal tersebut.

Komplikasi

Komplikasi akibat gondongan bisa serius, tetapi jarang terjadi, berikut adalah komplikasi yang dapat terjadi

  • Peradangan
    • Testikel. Kondisi ini disebut orchitis, menyebabkan salah satu atau kedua testikel (buah zakar) mengalami pembengkakan pada pria yang telah mencapai masa pubertas. Orchitis terasa sangat nyeri, tetapi sangat jarang dapat menyebabkan kemandulan.
    • Pankreas. Gejala dan tanda dari peradangan pankreas—disebut juga pankreatitis—seperti rasa sakit di perut bagian atas, mual dan muntah.
    • Ovarium dan payudara. Wanita yang telah mencapai masa pubertas mungkin mengalami peradangan pada ovarium (oophoritis) atau payudara (mastitis), tetapi jarang menyebabkan kemandulan.
    • Otak. Infeksi virus seperti virus gondongan dapat menyebabkan peradangan otak (encephalitis). Enchepalitis dapat menyebabkan masalah persarafan dan sangat membahayakan jiwa.
    • Membran atau cairan di sekitar otak dan tulang belakang. Kondisi ini disebut meningitis, yang dapat terjadi jika virus gondongan menyebar melalui aliran darah untuk menginfeksi sistem saraf pusat.
  • Komplikasi lainnya
    • Kerusakan pendengaran. Pada kasus yang jarang, gondongan dapat menyebabkan kerusakan pendengaran yang permanen baik pada salah satu atau kedua telinga.
    • Keguguran. Meskipun masih belum dapat dibuktikan, terkena gondongan pada masa kehamilan dapat menyebabkan keguguran.

Pencegahan

Lakukan vaksinasi, biasanya vaksinasi gondongan disatukan dengan vaksin campak dan rubella (disebut vaksin MMR). Pemberian vaksin MMR pertama kali adalah pada umur 12 dan 15 bulan.

Pemberian kedua (bersifat sangat diperlukan) pada usia sekolah antara umur 4 hingga 6 tahun. Orang lahir sebelum 1957 dan belum pernah kontak dengan virus gondongan boleh melakukan vaksinasi.

Orang-orang yang bekerja di lingkungan yang tinggi risiko, seperti di rumah sakit, harus diberi vaksin untuk mencegah gondongan. Namun, untuk orang-orang yang memiliki kekebalan imun yang rendah, atau alergi terhadap gelatin atau neomycin, atau sedang hamil, tidak boleh divaksin MMR. Selalu konsultasikan vaksinasi dengan dokter.

Penanganan

Karena gondongan disebabkan oleh virus, pemberian antibiotik tidak akan efektif. Meskipun begitu, biasanya anak-anak maupun orang dewasa yang terkena virus gondongan (yang tidak parah) akan sembuh dalam waktu sekitar dua minggu. Adapun penanganan di rumah yang bisa dilakukan antara lain:

  • Istirahat yang cukup hingga demam reda.
  • Menjaga diri dan keluarga dari penyebaran virus dari orang lain. Orang yang sudah sembuh dari gondongan selama gondongan masih dianggap berbahaya.
  • Kompres kelenjar yang membengkak dengan air hangat atau air dingin.
  • Mengindari makanan yang harus banyak mengunyah. Mengonsumsi makanan yang berbahan dasar sup atau makanan yang lembut seperti bubur, kentang tumbuk, oatmeal, dan sebagainya.
  • Menghindari makanan yang asam, seperti jeruk, yang memicu produksi air liur.
  • Minum air putih yang banyak.
  • Meminum obat anti-nyeri seperti asetaminofen (seperti Tylenol, dan sebagainya) atau obat anti radang bersifat nonsteroid seperti ibuprofen untuk meredakan rasa nyeri. Orang dewasa juga bisa meminum aspirin.
    Penggunaan aspirin pada anak-anak dan remaja yang baru saja sembuh dari gejala flu harus dengan hati-hati, karena aspirin berhubungan dengan Sindrom Reye, yang meskipun jarang, dapat membahayakan jiwa.

17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Drutz JE. Measles, mumps, and rubella immunization in infants, children, and adolescents. https://uptodate.com/contents/search.
Hibberd PL. Measles, mumps, and rubella immunization in adults. https://uptodate.com/contents/search.
Anderson DJ. Infection prevention: Precautions for preventing transmission of infection. https://uptodate.com/contents/search.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app