Penyakit Peradangan Pada Indung Telur (Ooforitis) - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 27, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Ooforitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada indung telur (ovarium). Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri akibat penyakit radang panggul kronis (PID). Namun ooforitis juga bisa disebabkan oleh kelainan autoimun yang disebabkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh.

Ooforitis adalah kondisi yang ditandai oleh terbentuknya kista, peradangan, dan pembesaran pada salah satu atau kedua ovarium. Dalam beberapa kasus, ooforitis juga dapat menyebabkan kerusakan pada saluran tuba. 

Ketika terjadi peradangan pada ovarium dan saluran tuba, makan kondisi ini disebut sebagai salpingo-ooforitis.

Apa yang menyebabkan terjadinya Ooforitis?

Ooforitis biasanya disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia dan gonore. Bakteri juga dapat masuk ke saluran reproduksi melalui leher rahim pada saat :

Tidak jelas apa yang menyebabkan ooforitis autoimun. Dalam kasus yang jarang terjadi, ooforitis autoimun dapat menyebabkan insufisiensi ovarium primer (POI).

Gejala Ooforitis

Dalam beberapa kasus, kondisi ini tidak menimbulkan gejala apa pun. Ooforitis mungkin tidak terdeteksi sampai Anda mengalami nyeri panggul yang parah secara tiba-tiba.

Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi, gejalanya mungkin ringan dan sulit dikenali hingga parah. Segera periksakan diri Anda ke dokter jika Anda mengalami salah satu dari gejala berikut :

Gejala-gejala ini dapat muncul secara bertahap atau sekaligus. Kondisi ini juga dapat bertambah parah dari waktu ke waktu.

Apakah Ooforitis dapat dicegah?

Ooforitis mungkin tidak dapat dicegah sepenuhnya, tetapi mempraktikkan aktivitas seks yang aman dapat membantu mengurangi risiko Anda menderita ooforitis. Selain itu Anda juga harus memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan rutin. 

Pemeriksaan rutin dapat membantu Anda mendeteksi jika terdapat gangguan pada organ reproduksi yang dapat berpotensi menyebabkan ooforitis. Karena jika mendapat pengobatan dini, ooforitis dapat disembuhkan dan tidak akan menyebabkan komplikasi apapun. 

Jika tidak diobati, ooforitis dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ reproduksi Anda.

Bagaimana penanganan Ooforitis?

Diagnosa

Setelah meninjau gejala dan riwayat medis, dokter  akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan penyebab yang mendasari terjadinya peradangan pada ovarium.

Pemeriksaan-pemeriksaan ini meliputi:

  • Tes darah dan urin. Tes-tes ini digunakan untuk menentukan jumlah sel darah putih, serta mencari tanda-tanda peradangan. Pemeriksaan darah dan urin juga dapat membantu dokter menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain, seperti sistitis.
  • Pemeriksaan panggul. Dilakukan oleh dokter untuk mencari gejala PID.
  • Ultrasonografi panggul. Tes pencitraan ini digunakan untuk melihat organ dalam Anda. Dokter Anda dapat melakukan pemeriksaan ultrasonografi transabdominal dan transvaginal untuk menilai ukuran ovarium dan memeriksa jika peradangan disebabkan oleh kista atau abses.
  • Laparoskopi. Jika dokter mencurigai terjadinya salpingo-oophoritis, dokter akan menggunakan pemeriksaan laparoskopi untuk memeriksa saluran tuba. Laparoskopi adalah prosedur diagnostik sekaligus terapeutik. Prosedur ini dapat dilakukan untuk memeriksa dan mengobati sekaligus.

Pengobatan

Prinsip pengobatan oofaritis akan ditentukan oleh penyebab yang mendasarinya. Misalnya, jika peradangan pada ovarium disebabkan oleh infeksi menular seksual, dokter akan mengobatinya dengan meresepkan antibiotik.

Selain infeksi menular seksual, Abses juga dapat diobati dengan antibiotik. Dalam beberapa kasus, operasi mungkin diperlukan untuk mengeluarkan cairan yang berada di dalam abses yang terinfeksi. Pembedahan juga dapat dilakukan untuk mengatasi penyumbatan atau perlengketan jaringan di dalam rongga panggul.

Seorang wanita yang menderita ooforitis autoimun dapat  diobati menggunakan terapi penggantian hormon. Mereka mungkin juga memerlukan perawatan khusus untuk kondisi yang mendasarinya.

Gejala seperti rasa sakit yang ditimbulkan akibat peradangan dapat diatasi dengan penggunaan obat anti nyeri yang dijual bebas di pasaran, bicarakan dengan dokter mengenai pilihan obat anti nyeri yang dapat Anda gunakan.

Penggunaan obat golongan steroid mungkin tidak dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang.


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Welt CK. (2008). Autoimmune oophoritis in the adolescent. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18574216)
Sunitha J, et al. (2015). Autoimmune oophoritis: A rarely encountered ovarian lesion. (http://www.ijpmonline.org/text.asp?2015/58/2/249/155335)
Pelvic inflammatory disease: guidelines for prevention and management. (2001).

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app