Pentingnya Deteksi Gejala Jantung Bengkak Sejak Dini

Dipublish tanggal: Sep 5, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Gejala jantung bengkak sangatlah beragam karena itu tergantung dari faktor penyebabnya. 

Jantung bengkak yang dalam istilah medis disebut kardiomegali sebenarnya bukan penyakit, melainkan gejala dari kondisi medis tertentu. 

Meski hanya berupa gejala, namun kardiomegali tidak boleh disepelekan. Alasannya karena kondisi ini mencerminkan bahwa otot jantung sedang mengalami kerusakan. 

Pada mulanya darah mungkin masih bisa dipompa secara normal. Tapi kalau kondisinya semakin parah, kemampuan jantung dalam memompa darah akan menurun. Oleh karenanya, kardiomegali juga berisiko memicu komplikasi parah seperti:

Gejala Jantung Bengkak

Biasanya jantung bengkak tidak menimbulkan gejala apapun. Namun begitu proses pemompaan darah oleh jantung mengalami gangguan, maka timbullah gejala gagal jantung kongestif seperti:

  • Sesak napas/ napas pendek, khususnya ketika beraktivitas atau berbaring terlentang
  • Aritmia (gangguan irama jantung)
  • Tungkai dan kaki tampak bengkak
  • Berat badan naik akibat pembengkakan
  • Merasa lelah 
  • Kadangkala muncul nyeri dada
  • Palpitasi (jantung berdebar-debar)

Biasanya bila kondisi kardiomegali makin parah, gejala sesak napasnya juga ikut memburuk. 

Penyebab Jantung Bengkak

Setelah mengamati gejalanya, maka kini kita akan melihat apa saja penyebab jantung bengkak itu:

Kita sudah melihat beberapa penyebab dan gejala jantung bengkak. Jangan sepelekan jika memang mengalaminya sebab justru lebih mudah menanganinya bila terdeteksi sejak awal.

Jadi segeralah ke dokter, apalagi kalau mengalami gejala serangan jantung berikut:

  • Sesak napas akut
  • Nyeri di dada
  • Pingsan
  • Lengan, punggung, perut, leher, bahkan rahang terasa tidak nyaman

Diagnosis Jantung Bengkak

Kardiomegali mungkin bisa langsung terdeteksi ketika Anda menceritakan gejalanya pada dokter. Tapi bisa jadi, gejala jantung bengkak baru terdeteksi setelah melewati pemeriksaan ultrasound jantung (ekokardiogram). 

Tes ini merupakan cara terbaik untuk mendiagnosa gejala jantung bengkak. Selain tidak menimbulkan efek samping atau rasa sakit, pemeriksaan juga dapat mengukur ukuran, ketebalan otot, serta fungsi pompa jantung. 

Sedangkan untuk mencari penyebab gejala jantung bengkaknya, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan:

  • Riwayat kesehatan - napas pendek atau gejala gagal jantung kongestif lainnya bisa jadi petunjuk.
  • Fisik - selain bengkak di tubuh bagian tengah, jantung bengkak juga bisa menimbulkan bunyi abnormal yang mampu didengar lewat stetoskop.
  • Sinar X di dada - gejala jantung bengkak seperti kardiomiopati dilatasi membuat ukuran jantung membesar.
  • Kateterisasi jantung - untuk mengetahui ada-tidaknya penyumbatan pada arteri jantung. Tes ini juga dapat menginformasikan ukuran serta fungsi pompa jantung juga.
  • Tes darah - dilakukan untuk mencari tahu penyebab gejala jantung bengkak seperti penyakit tiroid atau infeksi virus serta HIV mungkin.
  • CT scan dan MRI
  • Biopsi (jarang dilakukan)

Cara mengatasi Jantung Bengkak

Cara mengatasi jantung bengkak tentunya kembali pada faktor penyebabnya. Jika itu disebabkan:

  • Penyakit jantung koroner, maka solusinya adalah dengan membuka penyumbatan di pembuluh darah sehingga aliran darah ke jantung dapat kembali normal.
  • Hipertensi - mengontrol tekanan darah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
  • Alkohol dan obat-obatan - berhentilah menggunakannya agar fungsi dan kondisi jantung membaik.
  • Gangguan otot atau katup jantung - melalui operasi untuk memperbaiki atau mengganti katup yang rusak.

Jika penyebab gejala jantung bengkak karena gagal jantung kongestif, maka pengobatannya umumnya hanya untuk meringankan gejalanya serta membantu jantung agar tetap berfungsi senormal mungkin. Dalam hal ini jenis obat yang digunakan adalah:

Diuretik - obat ini membuat Anda lebih sering buang air kecil sehingga jantung tak perlu bekerja ekstra saat memompa. Selain itu, diuretik juga efektif mengurangi bengkak pada kaki.

ACE (Angiotensin-converting enzyme) inhibitor dan penghambat beta - sering dipakai untuk mengobati hipertensi, namun juga dapat meningkatkan kesehatan jantung

Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) - alat yang dimasukkan ke dalam dada tersebut dapat me-restart jantung jika itu berhenti berdetak. ICD juga membantu jantung memompa darah lebih efektif.

Cara mencegah Jantung Bengkak

Untungnya gejala jantung bengkak dapat dicegah dengan cara menjalani gaya hidup sehat seperti: 

  • Mengonsumsi makanan sehat
  • Olahraga teratur
  • Tidak merokok, minum alkohol, atau memakai obat terlarang

13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Bonow RO, et al., eds. The dilated, restrictive, and infiltrative cardiomyopathies. In: Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. 11th ed. Saunders Elsevier; 2019. https://www.clinicalkey.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app