HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Kardiomiopati Peripartum - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 28, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 2 menit

Apakah Kardiomiopati Peripartum itu?

Kardiomiopati peripartum atau peripartum cardiomyopathy termasuk jenis gagal jantung yang jarang terjadi. Kardiomiopati peripartum atau dikenal juga dengan kardiomiopati postpartum terjadi selama masa kehamilan atau setelah melahirkan.

Kardiomiopati peripartum dapat melemahkan otot jantung dan menyebabkan jantung membesar sehingga jantung tidak dapat memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh.

Mengenai Kardiomiopati Peripartum

Penyebab Kardiomiopati Peripartum

Belum ditemukan penyebab pasti kardiomiopati peripartum, tetapi kondisi ini dapat terjadi ketika pemompaan darah bekerja lebih keras ditambah dengan faktor risiko lainnya dapat menambah tekanan pada jantung. Padahal jantung seharusnya memompa darah hingga 50% lebih banyak selama masa kehamilan karena janin harus mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi penting.

Berbagai faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan mengalami kardiomiopati peripartum, termasuk:

  • Kegemukan
  • Tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Riwayat penyakit jantung termasuk miokarditis (radang otot jantung)
  • Kekurangan gizi
  • Kebiasaan merokok
  • Kehamilan di atas usia 30 tahun

Gejala Kardiomiopati Peripartum

Kardiomiopati peripartum memiliki gejala yang mirip dengan gejala gagal jantung, seperti:

  • Detak jantung berdebar dengan cepat
  • Sakit dada
  • Kelelahan yang berlebihan
  • Kelelahan selama melakukan aktivitas fisik
  • Sesak napas
  • Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki
  • Peningkatan buang air kecil di malam hari

Diagnosis Kardiomiopati Peripartum

Untuk meninjau gejala yang dialami, maka dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Salah satunya melalui stetoskop untuk mendengarkan suara di paru-paru dan suara abnormal di jantung.

Di samping itu, pemeriksaan tekanan darah juga mungkin dilakukan. Ditambah dengan beberapa tes lain untuk membantu menentukan laju aliran darah dan melihat potensi kerusakan paru-paru yang meliputi:

  • X-Ray di dada
  • CT Scan untuk melihat gambar detil jantung
  • Pemindaian jantung untuk menunjukkan ruang jantung
  • Ekokardiogram, melalui gelombang suara untuk membuat gambar jantung bergerak

Pencegahan Kardiomiopati Peripartum

Perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi risiko terkena kardiomiopati peripartum, sehingga diperlukan olahraga yang teratur, mengonsumsi makanan rendah lemak, serta menghindari rokok dan alkohol. Ini sangat penting dilakukan bagi calon ibu dalam pertama kali masa kehamilan.

Karena wanita yang memiliki diagnosis kardiomiopati peripartum memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalaminya kembali pada kehamilan selanjutnya, maka sebaiknya perlu dipertimbangkan penggunaan kontrasepsi untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Pengobatan Kardiomiopati Peripartum

Kerusakan jantung akibat kardiomiopati peripartum tidak dapat disembuhkan, tetapi jantung masih dapat berfungsi dalam jangka waktu yang lama. Hal ini bergantung pada seberapa parah tingkat kerusakan dan akan membantu menentukan apakah transplantasi jantung diperlukan atau tidak.

Transplantasi jantung atau pompa balon jantung diperlukan jika terjadi pada kasus berat, tetapi sebagian besar kasus hanya memerlukan pengelolaan dan pengurangan gejala saja.

Dalam mengelola gejala, Anda mungkin diharuskan mengonsumsi obat-obatan berikut:

  • Beta-blocker: obat untuk mengurangi tekanan darah dan meningkatkan aliran darah dengan menghalangi hormon adrenalin
  • Digitalis: obat yang memperkuat jantung untuk meningkatkan pemompaan dan sirkulasi
  • Diuretik: obat yang menurunkan tekanan darah dengan menghilangkan kelebihan air dan garam dari tubuh

Wanita hamil dengan kondisi ini mungkin juga perlu mengikuti diet rendah garam untuk mengelola tekanan darah yang mereka alami, menghindari alkohol dan produk tembakau karena dapat memperburuk gejala yang terjadi.

Seseorang dengan kardiomiopati peripartum walau sudah melewati berbagai proses pengobatan, tetap memerlukan pemeriksaan rutin dan mengonsumsi obat sesuai petunjuk.


3 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app