Penderita Gangguan Delusi Suka Meyakini Hal yang Aneh

Kondisi gangguan ini ditandai dengan adanya ketidaksinambungan antara pemikiran, imajinasi, dan emosi, dengan kenyataan yang sebenarnya. Orang dengan kondisi delusi seringkali memiliki pengalaman yang jauh dari realitas.
Dipublish tanggal: Sep 10, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 31, 2020 Waktu baca: 3 menit
Penderita Gangguan Delusi Suka Meyakini Hal yang Aneh

Pernahkan Anda merasa meyakini sesuatu yang mungkin dipandang aneh oleh orang lain atau tidak dapat diterima secara logika? Apabila pernah, bisa jadi Anda pernah mengalami suatu kondisi yang disebut delusi. Delusi merupakan salah satu jenis gangguan mental yang bersifat serius yang dikenal dengan istilah psikosis.

 Kondisi gangguan ini ditandai dengan adanya ketidaksinambungan antara pemikiran, imajinasi, dan emosi, dengan kenyataan yang sebenarnya. Orang dengan kondisi delusi seringkali memiliki pengalaman yang jauh dari realitas. 

Penderita gangguan delusi sering meyakini hal-hal yang tidka nyata atau tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Meskipun telah terbukti bahwa apa yang ia yakini merupakan hal yang tidak sama dengan keadaan sebenarnya, penderita akan tetap berpegang teguh pada apa yang ia yakini. 

Penyebab dan jenis gangguan delusi 

Hal yang menjadi penyebab dair gangguan delusi memang belum diketahui dengan pasti, namun terdapat berbagai macam faktor yang mendorong terjadinya gangguan ini, seperti faktor keturunan atau genetik, biologis, lingkungan, serta psikologis. 

Memiliki riwayat keluraga yang pernah mengalami gangguan delusi atau skizofrenia cenderung menjadi penyebab dari kondisi ini. 

Selain itu, beberapa faktor yang dapat menimbulkan terjadinya delusi adalah stres, penyalahgunaan obat-obatan, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan atau fungsi otak tidak normal, seperti dialami oleh penderita penyakit parkinson, penyakit Huntington, demensia, stroke, serta kelainan kromosom

Gangguan delusi terbagai dalam beberapa jenis, yaitu: 

1. Waham kebesaran (grandiose) 

Gangguan delusi jenis waham kebesaran akan menyebabkan penderitas merasa seperti memiliki kekuasaan, kecerdasan, indentitas yang melambung tinggi, serta meyakini bahwa ia telah melakukan suatu penemuan yang berguna atau memiliki kemampuan yang hebat. 

Selain itu, memiliki kemampuan spesial atau memiliki hubungan khusus dengan orang terkenal menjadi salah satu hal yang diyakini oleh penderita delusi, misalnya memiliki hubungan presiden atau selebritas yang terkenal. Padahal, hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. 

2. Erotomania 

Penderita gangguan delusi dengan jenis erotomania akan merasa bahwa ia sangat dicintai oleh seseorang. Biasanya, orang-orang yang terkenal atau berkedudukan penting menjadi objek dari delusi yang ia alami. 

Penderita gangguan ini umumnya suka menguntit dan berusaha melakukan kontak dengan objek delusinya. 

3. Waham kejar (persecutory)

Gangguan delusi jenis waha kejar akan merasa bahwa dirinya sedang terancam karena yakin ada orang lain yang menganiaya dirinya, memata-matai, atau memiliki rencana untuk membuat dirinya menjadi celaka. 

4. Waham cemburu 

Biasanya, penderita gangguan delusi dengan jenis waham cemburu akan meyakini bawah pasangannya tidak setia kepada dirinya. Padahal, fakta yang terjadi dalam kehidupan nyata tidaklah demikian. 

5. Campuran

Pada kasus delusi jenis campuran, penderita gangguan ini akan mengalami dua jenis gangguan delusi atau bahkaln lebih banyak dari itu. 

Berbagai macam gejala gangguan delusi 

Seseorang dapat dikatakan menderita gangguan mental ini jika mengalami gejala delusi paling sedikit dalam waktu satu bulan. Gejala yang biasanya muncul pada penderita adalah mudah marah dan memiliki emosi yang tidak stabil. 

Gangguan delusi mampu bertahan selama beberapa bulan, namun bisa juga bertahan lebih lama dari itu dengan intensitas yang datang dan pergi. 

Gejala delusi juga dapat disertai dengan halusinasi pada beberapa kondisi tertentu, seperti pada orang yang merasa bahwa salah satu organ tubuhnya membusuk. 

Penderita dapat mengalami halusinasi dalam bentuk mencium bau busuk yang sebenarnya tidak ada, merasakan sensasi lain yang berhubungan dengan delusi. 

Delusi dapat hadir sebagai gejala dari gangguan mental psikotis pada tahap yang lebih serius. Oleh sebab itu, biasa dokter akan menilai kemungkinan penyakit lain saat memeriksa pasien yang mengalami delusi, seperti skizofrenia, gangguan mood, atau masalah medis lainnya yang dapat memicu munculnya gejala delusi. 

Selain itu, perlu diperhatikan juga bahwa psikosis tidak damam dengan psikopat. Penderita psikosis akan lebih berperilaku ke arah hal-hal yang dapat membahayakan dirinya sendiri, sedangkan psikopat atau penderita gangguan kperibadian anti sosial lebih suka melakukan hal yang dapat membahayakan orang lain. 

Maka dari itu, segere kunjungi dokter untuk melakukan kosultas apabila Anda mengalami atau mengetahui orang terdekat Anda mengalami gejala-gejala dari gangguan delusi. 

Gangguan ini dapat ditangani dengan melakukan terapi, yang meliputi tindakan penanganan darurat dengan tujuan agar penderita tidak melakukan hal yang membahayakan dirinya, terapi perilaku kognitif, serta pemberian obat-obatan antipsikotik. 


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Delusional Disorder: Overview, Diagnosis, Epidemiology. Medscape. (https://emedicine.medscape.com/article/292991-overview)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
Delusi Dan Halusinasi Merupakan Dua Hal Yang Berbeda. Apakah Perbedaannya?
Delusi Dan Halusinasi Merupakan Dua Hal Yang Berbeda. Apakah Perbedaannya?

Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa delusi dan halusinasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang akan meyakini apa yang ada di pikirannya merupakan hal yang nyata. Delusi merupakan gangguan mental dimana penderita mempercayai dan meyakini hal yang tidak terjadi, sedangkan halusinasi adalah gejala yang ditimbulkan saat indera seseorang mengalami hal yang sebenarnya tidak terjadi.

Delusi: Penyebab, Gejala Gangguan, serta Cara Mengatasi
Delusi: Penyebab, Gejala Gangguan, serta Cara Mengatasi

Selain itu, terjadinya gangguan delusi, juga dapat terjadi karena stres, penyalahgunaan obat-obatan, serta mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Penderita skizofrenia, penyakit parkinson, demensia, stroke, dan kelainan kromosom juga dapat menyebabkan gangguan delusi.

Buka di app