Sociopath - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 25, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 4 menit

Apakah sosiopat itu?

Sosiopat atau sociopath adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki gangguan kepribadian antisosial (ASPD). Seseorang dengan gangguan ini sulit memahami perasaan orang lain.

Sosiopat sering melanggar peraturan dan membuat keputusan impulsif tanpa merasa bersalah atas kerugian yang ditimbulkan. Mereka menggunakan ‘permainan pikiran’ untuk mengontrol orang lain, baik orang dekatnya ataupun orang asing yang baru dikenalnya karena mereka dapat dianggap sebagai sosok yang menawan atau karismatik.

Sosiopat sendiri seringkali disamakan dengan psikopat. Walau sifat sosiopat dan psikopat memiliki kesamaan tetapi keduanya memiliki berbagai perbedaan. Jika sosiopat cenderung melakukan hal-hal yang berbahaya tetapi masih dalam kategori ringan, sementara psikopat dapat membuat orang lain benar-benar berada di posisi berbahaya.

Baca juga: Mengenal Perbedaan Psikopat dan Sosiopat

Mengenai Sosiopat

Sosiopat dengan gangguan ASPD ini termasuk dalam kategori gangguan kepribadian yang ditandai oleh perilaku negatif yang persisten. Mereka secara konsisten cenderung kurang menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain dan mereka tidak menyadari bahwa mereka memiliki perilaku tersebut.

Penyebab Sosiopat

Penyebab sosiopat belum diketahui secara pasti, tetapi diduga faktor genetik dan trauma yang dialami ketika anak-anak dapat menjadi faktor penyebabnya. Kecanduan terhadap alkohol, narkoba, ataupun zat lain juga diketahui lebih rentan mengalami gangguan kepribadian antisosial (ASPD) ini.

Gejala Sosiopat

Tanda-tanda seseorang memiliki gejala sosiopat di antaranya:

  • Tidak menghormati norma atau hukum sosial, mereka akan melanggar hukum atau melampaui batas sosial secara konsisten
  • Melakukan kebohongan, menipu, menggunakan identitas palsu, dan berpura-pura menjadi orang lain demi keuntungan priibadi
  • Tidak membuat rencana jangka Panjang dan sering berperilaku impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya
  • Menunjukkan perilaku agresif, suka bertengkar, atau secara fisik membahayakan orang lain dan dilakukan secara konsisten
  • Tidak mempertimbangkan keselamatan diri sendiri maupun orang lain
  • Tidak melakukan tanggungjawab secara pribadi maupun professional secara berulang kali, seperti terlambat bekerja atau tidak membayar tagihan tepat waktu
  • Tidak merasa bersalah atau menyesal setelah melukai atau menyakiti orang lain

Gejala sosiopat lainnya dapat meliputi:

  • Bersikap ‘dingin’ dengan tidak menunjukkan emosi atau peduli dengan orang lain
  • Menggunakan humor, kecerdasaan ataupun karisma yang dimiliki untuk memanipulasi orang lain
  • Memiliki rasa superioritas dan opini yang kuat
  • Tidak belajar dari kesalahan
  • Tidak mampu menjaga hubungan yang positif dengan orang lain
  • Mencoba mengendalikan orang lain dengan cara mengintimidasi atau mengancam mereka
  • Sering mengalami masalah hukum atau melakukan tindak pidana
  • Mengambil risiko dengan mengorbankan diri sendiri ataupun orang lain
  • Mengancam akan melakukan bunuh diri tanpa pernah melakukannya
  • Mengalami kecanduan narkoba, alkohol, ataupun zat lainnya

Pencegahan Sosiopat

Belum ada cara untuk mencegah terjadinya gangguan kepribadian antisosial (ASPD) yang dapat menyebabkan seseorang menjadi sosiopat. Namun idealnya, keluarga memiliki peran penting dalam membentuk perilaku anak.

Salah satu caranya adalah dengan menciptakan suasana penuh kasih sayang, menghindari segala bentuk kekerasan, menumbuhkan kondisi yang menyenangkan sehingga baik untuk kesehatan mental anak-anak. Hal ini dapat mengurangi risiko seseorang terkena sosiopat dari faktor genetik.

Pengobatan Sosiopat

Umumnya seseorang sosiopat dengan gangguan kepribadian antisosial (ASPD) tidak berpikir bahwa mereka memiliki masalah terhadap kepribadiannya, tetapi jika seseorang mengalami gejala atau menunjukkan tanda-tanda sosiopat, maka disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan diagnosa dan perawatan yang tepat.

Pada dasarnya, sosiopat tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat diobati melalui terapi yang berfokus pada pembatasan perilaku destruktif dengan mengubahnya menjadi perilaku konstruktif. Terapi yang dilakukan pun merupakan bentuk perawatan jangka panjang.

Beberapa pengobatan sosiopat yang dapat dilakukan antara lain:

Psikoterapi

Psikoterapi yang dimaksudkan adalah berbicara dengan konselor atau terapis mengenai pikiran dan perasaan yang dapat memperburuk perilaku ASPD. Hal ini termasuk memberikan terapi dalam mengatasi kemarahan, perilaku kekerasan serta kecanduan narkoba dan alkohol.

Terapi perilaku kognitif (CBT)

Terapi ini dapat membantu seorang sosiopat untuk bepikir lebih hati-hati mengenai tindakan dan tanggapannya terhadap seseorang ataupun situasi tertentu. CBT tidak dapat menyembuhkan ASPD tetapi dapat membantu mengembangkan perilaku yang positif tapi tidak berbahaya. Terapi ini juga dapat membantu seorang sosiopat untuk menerima keadaan dan kelainan yang dimilikinya dan mendorong mereka untuk proaktif dalam menangani perilaku yang terjadi pada dirinya.

Obat

Tidak ada obat khusus dalam mengobati gangguan ini tetapi mungkin saja Anda menerima obat untuk gangguan mental yang terkait seperti obat untuk mengatasi kecemasan, depresi, ataupun perilaku agresif. Obat clozapine (Clozaril) telah menunjukkan adanya manfaat dalam pengobatan ASPD untuk pria.

Bagi Anda yang memiliki pasangan sosiopat, jika mereka menyakiti atau melukai Anda, salah satu cara yang paling sehat dalam mengatasi hal tersebut adalah menghapus dan melupakan mereka dalam hidup Anda. Kecuali jika Anda tetap ingin berhubungan dengannya, konseling pernikahan atau terapi pasangan dapat dilakukan sehingga dapat mengembangkan hubungan yang positif di antaranya.

Selain itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga hubungan dengan sosiopat:

  • Mengakui bahwa mereka tidak dapat memahami emosi Anda sepenuhnya
  • Menjelaskan bagaimana perilakunya dapat mempengaruhi orang lain dan menyebabkan rusaknya hubungan
  • Membuat batasan yang jelas untuk diri sendiri dalam berhubungan dengan mereka
  • Menawarkan konsekuensi spesifik bagi perilaku yang berbahaya

10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app