Penanganan Asma pada Anak

Dipublish tanggal: Sep 10, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Waktu baca: 3 menit

Penyakit asma pada anak-anak mempunyai gejala dan penanganan yang berbeda. Hal ini berpengaruh dari kondisi anak dan pemicu asma yang berbeda juga.

Pemantik Asma pada anak

Penyebab asma masilah belum pasti. Namun, banyak faktor yang diperkirakan meningkatkan resiko seseorang menderita asma. Secara umum, penyebab asma pada anak seperti kelainan genetik, polusi udara, klorin di kolam renang, dan lahir prematur. 

Secara rinci, paparan asap rokok baik dalam kandungan dan setelah lahir, debu, dan udara dingin. Hal ini lebih diperparah dengan kondisi tubuh yang letih dan infeksi pernafasan yang berulang, seperti pneumonia, riwayat alergi pada kulit dan makanan. 

Hidup di perkotaan dengan kondisi udara yang lebih buruk daripada di desa juga menjadi faktor lain yang membuat anak menderita asma. 

Selain masalah udara, obesitas, sinusitis, dan jenis kelamin laki-laki meningkatkan resiko anak-anak pengidap asma.

Ciri-ciri anak menderita Asma

Meski sulit mengklasifikasikan anak menderita asma memanglah sukar. 

Akan tetapi, gejala umum pada bayi dan anak kecil yang menderita asma bisa kita kategorikan dengan suara bernada tinggi atau pelan saat bernafas, sesak nafas, dan batuk yang berhari-hari. 

Cara menangani Asma pada anak

Anak-anak bisa menderita asma saat usia berapa pun, tetapi lebih sering mengalami gejala asma pertama pada usia 5 tahun. Penanganan asma belum bisa menyembuhkan anak-anak dari asma. 

Terapi ini hanya mengendalikan asma sehingga mereka bisa beraktivitas normal dengan teman sebaya.

Hal pertama yang perlu dilakukan, berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan pengobatan yang tepat dengan efek samping yang sangat sedikit. Ada empat pengobatan yang umum digunakan pada anak.

  • Pencegah Asma jangka panjang

Jenis obat ini lebih bersifat pencegahan serangan asma dan meminimalisir gejala asma.

  • Pereda Asma instan

Obat ini hanya perlu digunakan hanya saat terjadi serangan Asma. Oleh karena, obat ini bersifat pereda. Penggunaan obat ini pun bisa sebelum melakukan aktivitas yang menjadi penyebab utama asma, seperti olahraga.

  • Alat bantu

Selain obat, juga ada alat bantu yang membuat anak bernafas lebih mudah. Pasien pada umumnya menggunakan alat bantu ini empat kali dalam satu hari dengan rentan waktu 10-15 menit. 

Akan tetapi, frekuensi pasti berbeda setiap pasien tergantung hasil konsultasi dengan dokter.

Anak penderita asma bisa menderita infeksi saluran pernapasan atas. Oleh karena itu, dibutuhkan antibiotik pada anak yang menderita pneumonia atau infeksi karena bakteri

Antibiotik yang digunakan pun harus sesuai dengan jenis bakteri dan hasil analisa dokter.

Selain pengobatan, hal yang lebih penting untuk mengendalikan asma adalah mengetahui dan menghindari pemicu asma pada anak-anak. Saat bersama dengan anak pengidap asma, orang dewasa perlu melakukan sembilan hal di bawah ini.

  • Ketahui dan datakan gejala asma pada anak-anak. Teliti juga tingkat pengaruh asma terhadap aktivitas keseharian mereka.
  • Catat seberapa sering asma anak kambuh dan pada kondisi yang seperti apa.
  • Cari tahu faktor yang membuat asma anak semakin memburuk, seperti udara, bulu, debu, atau asap rokok. Ingatkan anak untuk menghindari faktor yang sudah dicatat.
  • Persiapkan diri untuk menangani anak yang mengalami serangan asma secara tiba-tiba. Tentunya, sesuai dengan perintah dokter
  • Lengkapi pengetahuan tentang jenis obat dan cara kerja obat. Sehingga tidak salah memberikan obat.
  • Konsultasi ke dokter mengenai metode pengobatan ini sudah efektif atau tidak. Setidaknya, satu tahun sekali.
  • Evaluasi dari diri sendiri, apakah pengobatan sudah efisien dalam mengendalikan gejala asma
  • Ketahui efek samping setiap obat sehingga paham saat anak mengalami kondisi kelebihan dosis
  • Deteksi apakah paru-paru anak berkerja dengan baik dengan alat tes peak flow meter dengan bantuan dokter.

Kiat menangani Asma pada anak

Asma yang bisa menyerang anak pada saat apapun membuat orang dewasa harus lebih sigap. Salah satunya, selalu membawa obat-obatan asma saat perjalanan ke mana pun. Selain itu, perlu juga selalu memastikan stok obat-obatan selalu ada di rumah. 

Berikut enam kiat yang bisa Anda lakukan sebagai orang dewasa saat anak mengalami serangan asma secara tiba-tiba.

    • Sugesti anak untuk tetap tenang. Minta mereka untuk duduk tegak dengan posisi yang membuat mereka rileks dan mudah bernafas. Lepas semua pakaian yang melekat ketat pada dada.
    • Semprotkan inhaler satu kali di dalam spacer.
    • Anak harus menghirup spacer sebanyak empat kali.
    • Semprotkan lagi inhaler sebanyak tiga kali ke dalam spacer. Setiap menyemprot pastikan anak juga menghirup sebanyak empat kali
    • Pantau selama empat menit. Bila gejala memburuk, ulangi langkah penyemprotan inhaler.
    • Segera bawa anak ke UGD terdekat bila kehabisan obat. Bila hanya memiliki inhaler saja, bisa langsung digunakan tanpa menggunakan spacer.

    Bila anak anda mengalami ciri fisik seperti tubuh biru, kulit dingin, sesak nafas berat, kejang, dada sakit, sulit minum, dan gejala asma semakin memburuk. Segera bawa anak anda ke UGD terdekat demi keselamatan nyawa anak Anda.


    4 Referensi
    Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
    Management of Asthma in Children. American Academy of Family Physicians (AAFP). (https://www.aafp.org/afp/2001/0401/p1341.html)

    Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

    Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
    (1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

    Buka di app