Adakah Obat Pencahar yang Aman untuk Mengatasi Sembelit Anak?

Dipublish tanggal: Nov 4, 2020 Update terakhir: Des 8, 2020 Waktu baca: 3 menit
Adakah Obat Pencahar yang Aman untuk Mengatasi Sembelit Anak?

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Susah buang air besar alias sembelit ternyata tidak menjadi persoalan orang dewasa saja, anak-anak pun tak jarang mengalami masalah serupa;
  • Anak disebut mengalami sembelit atau konstipasi jika buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu;
  • Sembelit dapat dipicu oleh kekurangan asupan cairan, kekurangan asupan serat, kurang bergerak, dan kebiasaan menahan buang air besar;
  • Beberapa obat pencahar yang aman untuk mengatasi sembelit pada anak adalah sennoside B, lactulose, dan docusate;
  • Sembelit juga dapat dicegah dengan mengonsumsi banyak makanan berserat, seperti buah dan sayur, aktif bergerak, dan mengonsumsi air putih yang cukup;
  • Klik untuk membeli obat sembelit serta obat lambung dan saluran pencernaan lainnya dari rumah Anda melalui HDMall. *Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD;
  • Gunakan fitur chat untuk berbicara dengan apoteker kami seputar obat dan pemeriksaan kesehatan yang Anda perlukan.

Susah buang air besar alias sembelit ternyata tidak menjadi persoalan orang dewasa saja, anak-anak pun tak jarang mengalami masalah serupa. Ringan atau berat, keluhan yang berhubungan dengan kesehatan anak pasti akan membuat orang tua khawatir. 

Meski demikian, kami sarankan agar Anda menarik napas dalam. Waspada boleh, tetapi jangan panik. Lagi pula, ada sejumlah obat pencahar yang aman untuk anak. Yuk, ikuti ulasan berikut!

Baca juga: Atasi Sembelit dengan Makanan Kaya Serat

Sembelit pada anak, berbahayakah?

Sebelum menyebut sembelit pada anak berbahaya atau tidak, ada baiknya kita mengetahui apa, sih, batasan sembelit pada anak itu. Mengutip pemaparan Layanan Kesehatan Masyarakat Britania Raya (NHS), anak disebut mengalami sembelit atau konstipasi jika buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu.

Sembelit tetap harus segera ditangani karena jika terjadi terus-menerus dapat mengganggu gerakan peristaltik di usus dan proses buang air besar selanjutnya. Apabila tidak diatasi kotoran akan membentuk kerak di dinding usus. Kerak ini mengandung racun yang akan menyebabkan peradangan dan berisiko menyebabkan komplikasi seperti polip, dispepsia, diverticulosis atau kantong di usus, ambeien, dan kanker usus.

Pada umumnya, gejala sembelit pada anak adalah sebagai berikut:

  1. Frekuensi buang air besar pada anak akan berkurang dari sebelumnya, misal pada bayi yang baru lahir, feses terlihat keras dan hanya keluar 1 kali dalam sehari, dan pada anak yang lebih besar, feses akan terlihat keras dan keluar hanya sekali dalam 3-4 hari;
  2. Terkadang terdapat darah segar di feses;
  3. Feses yang keluar tampak seperti feses kambing, berbentuk kecil dan keras;
  4. Setelah buang air besar, si kecil merasa tidak nyaman di daerah perutnya;
  5. Sering disertai keluhan seperti susah menahan buang air besar sehingga hanya keluar sedikit-sedikit. Banyak orang yang beranggapan bahwa kejadian ini adalah diare, padahal dalam dunia medis dikenal dengan inkontinensia fekal (buang air besar tidak terkendali).

Sembelit atau kesulitan buang air besar pada anak bisa disebabkan oleh beberapa kemungkinan, di antaranya adalah:

  1. Kekurangan asupan cairan;
  2. Kekurangan asupan serat;
  3. Kurang bergerak;
  4. Kebiasaan menahan buang air besar.

Baca juga: 8 Efek Buruk Menahan Buang Air Besar, termasuk Kanker

Obat sembelit yang aman untuk anak

Sennoside B

Sennoside B adalah obat pencahar yang merangsang gerakan usus anak. Biasanya, obat ini disebut dengan istilah stimulan.

Sennoside terbuat dari tanaman senna. Anak di bawah usia 6 tahun tidak boleh menggunakan obat, kecuali atas rekomendasi dokter. Contoh merek obat ini adalah Senokot.

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan obat adalah diare, perut mulas, dan kram perut. Urine si kecil juga akan berwarna merah. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena warnanya akan kembali normal setelah penggunaan obat dihentikan.

Lactulose 

Lactulose termasuk golongan obat pelunak feses. Obat ini tidak boleh diberikan anak di bawah usia 14 tahun, kecuali jika disarankan oleh dokter.

Lactulose tersedia dalam bentuk sirup. Efek samping penggunaan obat ini adalah terus buang-buang air alias mencret. Di pasaran, lactulose beredar dengan merek dagang Lactulax, Opilax, Duphalac, dan Lacons

Docusate

Docusate bekerja dengan melunakkan tekstur feses. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul dan tablet. Docusate biasanya menjadi pilihan pertama jika sembelit anak tidak parah. Pada kasus yang sangat jarang terjadi, pemakaian obat ini bisa menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, dan kram pada perut. Contoh merek dagang docusate adalah Laxatab.

Setiap anak memberikan respons yang berbeda-beda selama pengobatan dan perawatan sembelit. Respons ini dapat dipengaruhi oleh penyebab dan kondisi sembelit yang dialami anak.

Oleh karena itu, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Informasikan kondisi dan gejala yang dialami anak Anda dengan detail. Dengan begitu, pengobatan dan perawatan optimal bisa diberikan. Apa pun obat yang digunakan, jangan lupa untuk mengonsumsinya sesuai aturan pakai dan petunjuk dokter.

Karena juga dapat disebabkan oleh pola makan dan kebiasaan menahan buang air besar, sembelit pada anak juga dapat dicegah dan diatasi dengan menerapkan kebiasaan sehat. Anda dapat menyiasati keengganan anak untuk mengonsumsi sayur dan buah dengan mengolahnya menjadi hidangan lezat. 

Cobalah untuk menginformasikan pentingnya makan sayur dan buah dengan cara yang menyenangkan. Dengan bantuan mesin pencari internet, Anda dapat menemukan video-video dengan visual khas anak-anak yang memaparkan mengapa mereka perlu rajin mengonsumsi sayur, buah, dan air putih. Salah satunya, ya, itu tadi: Mencegah sembelit.

Baca juga: 


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
McInerny TK, et al., eds. Constipation. In: American Academy of Pediatrics Textbook of Pediatric Care. 2nd ed. Elk Grove Village, Ill.: American Academy of Pediatrics; 2017. https://www.ebscohost.com/ebooks.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app