6 Kunci Penting Mencegah Sembelit Saat Libur Panjang

Dipublish tanggal: Des 4, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
6 Kunci Penting Mencegah Sembelit Saat Libur Panjang

Sembelit adalah salah satu masalah kesehatan yang kerap mengganggu saat liburan. Hal tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kelamaan duduk di perjalanan atau sengaja mengurangi minum maupun makan agar tidak bolak-balik ke kamar mandi. Bila Anda sering melakukannya, maka jangan heran bila Anda rentan terkena sembelit. Lantas, bagaimana cara mencegah sembelit saat libur panjang? Ikuti tips dan triknya berikut ini.

Cara mencegah sembelit saat libur panjang

Anda mungkin pernah mengalami sembelit saat sedang senang-senangnya libur panjang. Rasanya tentu saja bikin tidak nyaman, Anda jadi tidak bebas beraktivitas karena terganjal susahnya buang air besar.

Jangan biarkan kondisi ini semakin lama terjadi pada Anda. Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk melancarkan pencernaan sekaligus mencegah sembelit saat libur panjang, antara lain:

1. Perbanyak minum air putih

Dehidrasi alias kurang minum air putih bisa menjadi penyebab utama sembelit. Apabila tubuh Anda kekurangan cairan, maka tubuh akan menyerap air dari usus untuk menjaga keseimbangan air di tubuh. Akibatnya, tekstur feses menjadi lebih keras sehingga Anda lebih sulit buang air besar.

Untuk itu, pastikan untuk selalu memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan memperbanyak minum air putih. Terlebih jika Anda berlibur ke lokasi yang cuacanya panas atau Anda sering beraktivitas di luar ruangan. 

Selain itu, hindari juga beberapa minuman yang memicu sembelit seperti susu, minuman beralkohol, minuman berkafein seperti teh, kopi, dan minuman bersoda. Berbagai jenis minuman tersebut bersifat diuretik, sehingga bisa membuat Anda cepat dehidrasi dan memicu sembelit saat liburan.

2. Hindari kebiasaan menahan buang air

Salah satu kebiasaan yang bisa memicu sembelit adalah sering menahan rasa ingin buang air kecil maupun air besar. Anda mungkin sering melakukan hal tersebut agar tidak terlalu sering singgah ke toilet saat di perjalanan.

Apa pun alasannya, sebaiknya hindari kebiasaan menahan buang air besar. Pasalnya, hal ini bisa membuat feses terus menumpuk dan mengeras. Alih-alih meredam hasrat buang air besar, Anda malah jadi semakin sulit buang air besar nantinya. 

Untuk itu, jangan menunda-nunda apabila Anda merasa ingin buang air kecil atau besar. Bila Anda sedang di perjalanan, luangkan waktu untuk menepi ke toilet umum di pom bensin atau tempat makan untuk menyempatkan buang air besar.

Anda mungkin merasa tidak nyaman saat harus menggunakan toilet umum. Stres karena berada di lokasi baru juga bisa membuat sembelit Anda makin parah. Solusinya adalah kondisikan diri Anda senyaman mungkin, misalnya dengan sambil mendengarkan musik atau bermain game.

Baca Selengkapnya: 8 Efek Buruk Menahan Buang Air Besar, Termasuk Kanker

3. Rutin sarapan sehat setiap pagi

Beberapa orang mempunyai kebiasaan buang air besar pada waktu pagi. Bila Anda salah satunya, Anda dapat mencegah sembelit saat libur panjang dengan cara sarapan dahulu sebelum beraktivitas.

Memilih sarapan yang sehat juga akan membantu mengurangi risiko sembelit selama di perjalanan. Pilih sarapan yang mengandung lemak baik, sebab akan memicu lepasnya hormon yang membuat Anda lebih mudah buang air besar. Apabila Anda sudah buang air besar di pagi hari, maka Anda dapat menikmati perjalanan tanpa khawatir sembelit.

Baca Selengkapnya: 10 Menu Sarapan Terbaik Bagi Kesehatan

4. Perbanyak asupan serat

Untuk mencegah sembelit saat libur panjang, pastikan Anda memenuhi kebutuhan serat saat sedang berlibur. Serat berfungsi untuk melancarkan pergerakan usus sehingga feses akan lebih gampang ke luar.

Sumber makanan yang mengandung tinggi serat antara lain buah-buahan, sayur, sereal gandum, dan roti. Anda bisa membawa makanan tersebut sebagai bekal di perjalanan.

Penting dicatat bahwa hindari makan buah atau sayuran mentah yang dijual di perjalanan. Anda tentu tidak bisa menjamin kebersihannya, apalagi jika makanan tersebut dijual di tempat terbuka yang rentan terkontaminasi bakteri penyebab diare

5. Jauhi junk food

Makanan cepat saji memang lebih gampang dan praktis untuk dibawa di perjalanan. Namun, jenis makanan tersebut sebaiknya dihindari karena sangat rendah serat sehingga bisa memicu sembelit dan mengganggu liburan Anda.

Selain itu, makanan cepat saji juga mengandung lemak jahat, tinggi kalori, serta rendah nutrisi. Hindari segala macam makanan cepat saji di perjalanan, misalnya daging olahan, keripik, pizza, dan sebagainya. 

6. Lakukan olahraga ringan

Saat sedang pergi liburan, tentu Anda akan banyak menghabiskan waktu dengan duduk, misalnya di kereta, mobil, atau pesawat. Jika dilakukan untuk waktu yang lama, hal tersebut akan membatasi gerak Anda dan memicu konstipasi.

Untuk mengatasinya, Anda bisa berolahraga ringan di perjalanan. Contohnya denganmeregangkan tubuh agar tidak kaku saat di kereta, berjalan sebentar saat menepi di pom bensin, dan sebagainya.

Begitu juga di sela-sela waktu liburan. Anda dapat melakukan olahraga ringan seperti berjalan, berlari, atau berenang. Meskipun sederhana, jika dilakukan rutin maka akan membantu mencegah sembelit saat libur panjang.

Baca Juga: Tips Menjaga Tubuh Tetap Langsing Saat Libur Tahun Baru


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Travel Constipation: What It Is and How to Prevent It. Health.com. (https://www.health.com/condition/digestive-health/travel-constipation)
8 Tips to Keep You Regular While Traveling. Health Essentials from Cleveland Clinic. (https://health.clevelandclinic.org/8-tips-to-keep-you-regular-while-traveling/)
11 Ways to Avoid Constipation When Traveling. Verywell Health. (https://www.verywellhealth.com/tips-for-avoiding-constipation-when-traveling-4062491)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app