Sembelit Pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Obat

Dipublish tanggal: Jul 10, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 5 menit
Sembelit Pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Obat

Penyebab Sembelit

1. Diet Susu

Susu dan keju adalah satu-satunya makanan yang dalam jumlah banyak dapat menyebabkan sembelit. Produk ini menyebabkan tinja keras dan pucat. Ini sebabnya anak butuh makan makanan yang seimbang.

2. Diet Rendah Serat

Serat banyak ditemukan dalam sayuran, buah-buahan dan biji-bijian. Serat membuat tinja lunak, tebal, dan mudah dikeluarkan. Diet rendah serat menyebabkan tinja keras.

3. Asupan Cairan Rendah

Hal ini juga dapat menyebabkan tinja menjadi kering dan sulit untuk dikeluarkan. Namun jarang rendahnya asupan cairan menjadi satu-satunya penyebab sembelit.

4. Kurang olahraga

Olahraga juga membuat usus tidak melambat. Anak-anak jarang mengalami sembelit akibat kurang olahraga kecuali aktifitas mereka terbatas pada tempat tidur.

5. Menahan Buang Air Besar Karena Nyeri

Jika buang air besar menyebabkan rasa sakit, banyak anak akan menahannya. Dapat terjadi disertai dengan infeksi Strep di sekitar anus. Ini juga dapat terjadi dengan ruam popok yang buruk atau fisura ani (robek).

6. Menahan Buang Air Besar Karena Sulit

Ini merupakan penyebab paling umum dari sembelit berulang pada anak-anak. Sering terjadi ketika anak menjalani latihan menggunakan toilet. Jika mereka sudah dilatih, umumnya gejala muncul bersamaan dengan dimulainya sekolah. 

Alasan: 

  • Beberapa anak menolak menggunakan toilet umum.
  • Beberapa anak menunda buang air besar karena mereka terlalu sibuk untuk duduk.

7. Lambatnya makanan melewati usus

Paling sering, tipe ini menurun dalam keluarga. Disebut juga sebagai waktu transit yang lambat.

Feses: Seberapa Sering Yang Dianggap Normal?

Kisaran Normal:

  • 3 kali per hari hingga 1 kali setiap 2 hari. Begitu anak-anak mengonsumsi makanan biasa, pola tinja mereka akan seperti orang dewasa.
  • Anak-anak yang buang air setiap 4 atau 5 hari hampir selalu merasa sakit ketika buang air. Mereka juga kerap mengalami ketegangan.
  • Anak-anak yang buang air setiap 3 hari akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Kemudian, mereka juga mengembangkan gejala.
  • Membuang tinja harus bebas dari rasa sakit.
  • Setiap anak dengan rasa sakit selama buang air besar atau tegang perlu perawatan. Paling tidak, anak harus diobati dengan perubahan pola makan.

Sembelit: Pola dan Feses Normal

  • Disusui dan Berumur Lebih Dari 1 Bulan

Kotoran setiap 4-7 hari yang lunak, besar dan bebas rasa sakit adalah normal. Perhatian: Sebelum berusia 1 bulan, tidak cukup buang air besar bisa berarti tidak mendapat cukup ASI.

Mendengus atau mengejan saat mengeluarkan tinja adalah hal yang normal pada bayi muda. Sulit untuk mengeluarkan tinja saat berbaring terlentang tanpa bantuan gravitasi. Wajah bayi juga memerah saat mengejan. Ini merupakan hal yang normal.

  • Mengejan singkat

Di bawah 10 menit dapat terjadi pada usia berapa pun.

  • Tinja besar

Ukuran tinja berhubungan dengan jumlah makanan yang dimakan. Pemakan besar memiliki tinja yang lebih besar.

  • Kotoran Keras atau Kering

Dapat dikatakan normal jika dapat dikeluarkan dengan mudah tanpa terlalu tegang. Seringkali berkaitan dengan asupan serat yang buruk. Beberapa anak bahkan memiliki tinja kecil berbentuk pelet seperti kelinci.

Kapan Harus Menghubungi Bantuan Medis Untuk Sembelit

  • Nyeri perut berlangsung lebih dari 1 jam (termasuk menangis) setelah menggunakan saran perawatan.
  • Nyeri dubur berlangsung lebih dari 1 jam (termasuk mengejan) setelah menggunakan saran perawatan.
  • Muntah 2 kali atau lebih dan perut terlihat lebih bengkak dari biasanya.
  • Usia kurang dari 1 bulan dan disusui.
  • Umur kurang dari 12 bulan dengan onset baru-baru ini dari isapan lemah atau otot lemah

Saran Perawatan Sembelit

1. Yang Harus Anda Ketahui Tentang Sembelit:

  • Sembelit biasa terjadi pada anak-anak.
  • Paling sering diakibatkan oleh perubahan pola makan. Namun bisa juga disebabkan karena menahan terlalu lama untuk buang air besar.
  • Buang air harus menyenangkan dan bebas dari rasa sakit.
  • Setiap anak dengan rasa sakit selama buang air besar perlu perawatan. Paling tidak, mereka membutuhkan perubahan dalam diet.

Berikut adalah beberapa saran perawatan yang harus membantu.

2. Buang air normal:

  • Kisaran normal: 3 kali per hari hingga 1 kali setiap 2 hari. Begitu anak-anak melakukan diet teratur, pola tinja mereka akan seperti orang dewasa.
  • Anak-anak yang buang air setiap 3 hari akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Kemudian timbul gejala.
  • Anak-anak yang buang air setiap 4 dan 5 hari hampir selalu merasa sakit. Mereka juga sering tegang.

3. Diet untuk Bayi Di Bawah 1 Tahun:

  • Usia di atas 1 bulan hanya fokus pada ASI atau susu formula, serta tambahkan jus buah. Berikan 1 ons (30 mL) sesuai usia per hari. Batasi jumlah hingga 4 ons (120 mL). Jus pir atau apel tidak masalah diberikan pada bayi. Alasan: Dapat mengobati gejala.
  • Usia diatas 4 bulan, juga bisa tambahkan makanan bayi dengan serat tinggi. Lakukan ini dua kali sehari. Contohnya kacang polong, kacang, aprikot, prem, persik, pir, atau prem.
  • Umur lebih dari 8 bulan mulai konsumsi makanan sebesar jari, tambahkan sereal dan potongan kecil buah segar.

4. Diet untuk Anak Di Atas 1 Tahun:

  • Tambahkan jus buah (apel, pir, ceri, anggur, pangkas). Catatan: Jus buah jeruk tidak membantu.
  • Tambahkan buah dan sayuran yang tinggi kandungan seratnya. Contohnya kacang polong, kacang, brokoli, pisang, aprikot, persik, pir, buah ara, prem, atau kurma. Berikan makanan ini 3 kali atau lebih per hari.
  • Perbanyak makanan gandum. Contohnya muffin, biskuit graham, dan oatmeal. Nasi merah dan roti gandum juga sangat membantu. Popcorn dapat digunakan jika anak berusia lebih dari 4 tahun.
  • Batasi produk susu (susu, es krim, keju, yogurt) hingga 3 porsi per hari.

5. Menghentikan Pelatihan Toilet:

  • Kenakan popok atau pull-up pada anak untuk waktu yang singkat.
  • Katakan padanya bahwa kotoran tidak akan sakit ketika mereka dikeluarkan.
  • Beri pujian dia jika membuang kotoran ke popok.
  • Menahan tinja berbahaya. Memberitahukan ini dapat membantu anak melepaskan kebiasaan buruk ini.
  • Hindari tekanan atau hukuman apa pun. Jangan pernah memaksa anak untuk duduk di pispot yang bertentangan dengan keinginannya. Alasan: Dapat menyebabkan kesulitan buang air.

6. Beri Dorongan Pada Anak Agar Mau Duduk di Toilet (jika sedang toilet training):

  • Atur rutinitas feses yang normal, jika anak setuju untuk duduk.
  • Suruh anak duduk di toilet selama 5 hingga 10 menit setelah makan.
  • Hal ini sangat penting dilakukan setelah sarapan.
  • Begitu dia dapat buang air dengan normal, dia tidak perlu duduk lagi hari itu.

7. Air Hangat untuk Melemaskan Anus:

  • Dapat membantu anak melemaskan anus dan membuang tinja.
  • Jika anak mengejan terlalu lama, mintalah anak duduk dengan air hangat.
  • Anda juga bisa meletakkan bola kapas basah hangat di anus. Getarkan dari sisi ke sisi untuk membantu melemaskan anus.

8. Posisi Fleksibel untuk Membantu Pelepasan Kotoran:

  • Bantu bayi dengan memegang lutut di dada. Ini seperti posisi jongkok untuk bayi. Ini merupakan posisi alami untuk mengeluarkan tinja. Sulit untuk mengeluarkan tinja saat berbaring.
  • Memijat atau memompa perut bagian bawah dengan lembut juga dapat membantu.

9. Pelunak Tinja (Usia Di Atas 1 Tahun):

  • Jika perubahan diet tidak membantu, Anda bisa menambahkan pelunak tinja. Harus digunakan jika anak berusia di atas 1 tahun.
  • Gunakan pelunak tinja (seperti Miralax). Tersedia tanpa resep dokter. Berikan 1-3 sendok teh (5-15 mL) bubuk setiap hari dengan makan malam. Campurkan bubuk dalam 2 hingga 6 ons (60-180 mL) air.
  • Produk serat (seperti Benefiber) juga dapat digunakan. Berikan 1 sendok teh (5 mL) dua kali sehari. Campurkan dalam 2 ons (60 mL) air atau jus buah.
  • Pelunak tinja dan serat bekerja 8-12 jam setelah diberikan.
  • Aman untuk digunakan selama dibutuhkan.

10. Apa yang Perlu Diperhatikan:

  • Biasanya perubahan pola makan membantu sembelit.
  • Setelah anak membaik, pastikan untuk tetap memberinya makanan berserat tinggi.
  • Juga, mintalah anak duduk di toilet pada waktu yang sama setiap hari.
  • Kiat-kiat ini akan membantu mencegah gejala datang kembali.

15 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
2015-2020 Dietary Guidelines for Americans. U.S. Department of Health and Human Services and U.S. Department of Agriculture. https://health.gov/dietaryguidelines/2015/guidelines.
Rakel D, ed. Recurring abdominal pain in pediatrics. In: Integrative Medicine. 4th ed. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2018. https://www.clinicalkey.com.
Ferri FF. Constipation. In: Ferri's Clinical Advisor 2019. Philadelphia, Pa.: Elsevier; 2019. https://www.clinicalkey.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app