Mata Belekan - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 6 menit

Belek berlebih pada mata dapat terjadi akibat peradangan, infeksi, penggunaan lensa kontak atau trauma pada mata. Penting untuk bersegera mungkin memeriksakan diri ke dokter, apabila mendapati belek yang semakin terbentuk atau menumpuk hingga membuat penglihatan menjadi buram.

Setiap harinya selepas bangun tidur, setiap orang pasti mendapati belek bersarang di sudut matanya. Kondisi ini tentunya merupakan hal yang amat wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Meski begitu, terkadang mata belekan yang disertai dengan beberapa gejala yang tidak biasa, dapat berubah menjadi ancaman serius apabila tidak ditangai dengan cepat dan tepat.

mata belekan akibat infeksi bakteri

Untuk lebih memahaminya, mari ketahui lebih jauh mengenai penyebab mata belekan, gejala dan cara mengobatinya berikut ini.

Apa Saja Penyebab Mata Belekan?

Belek merupakan kombinasi dari lendir, minyak, sel-sel kulit mati dan kotoran lainnya yang terakumulasi di sudut mata ketika tidur. Teksturnya ada yang kering atau basah, tergantung dari seberapa banyak cairan belek yang menguap.

Belek terbentuk dari air mata yang terdiri dari campuran lendir dan air yang diproduksi oleh konjungtiva dan meibum, yakni zat berminyak yang dikeluarkan oleh kelenjar meibom.

Sepanjang hari ketika beraktivitas, mata kita pasti berkedip. Kedipan ini bersama dengan bantuan air mata, berfungsi sebagai proses pembersihan untuk menyapu segala bentuk kotoran seperti debu agar tidak masuk ke mata.

Ketika tidur, proses pembersihan mata tidak berjalan, sehingga sisa-sisa kotoran yang tidak terbuang akan menumpuk di area sudut mata atau di sepanjang garis bulu mata yang kita sebut dengan belek.

Meski umumnya mata belekan merupakan hal yang wajar, namun dalam beberapa kasus, belek berlebih atau yang semakin menumpuk disertai dengan beberapa gejala yang tidak biasa dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya seperti peradangan pada konjungtiva, blepharitis, timbilen atau bintitan hingga ulkus kornea dan trauma mata berat yang dapat menyebabkan kebutaan.

Berikut penyebab mata belekan selengkapnya:

1. Konjungtivitis

Konjungtivitis merupakan inflamasi atau peradangan yang terjadi pada konjungtiva, yakni membran tipis bening yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan melindungi sklera (bagian putih dari mata).

Peradangan yang terjadi pada konjungtiva menyebabkan bagian putih dari mata menjadi merah dan menimbulkan belek berlebih hingga membuat mata sulit terbuka. Konjungtivitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Meski terkadang reaksi alergi juga dapat memicu terjadinya konjungtivitis atau mata merah.

Baca juga : Konjungtivitis : Gejala, Penyebab, Pengobatan

2. Blepharitis

Blepharitis merupakan peradangan pada kelopak mata yang menyebabkan area tersebut mengalami pembengkakan dan kemerahan. Peradangan ini terjadi karena adanya produksi minyak abnormal dari kelenjar meibomian di tepi bagian dalam kelopak mata yang disebut juga dengan meibomian gland dysfunction (MGD).

Selain terjadi pembengkakan pada kelopak mata, blepharitis juga acap kali disertai dengan penumpukan belek hingga membuat penglihatan tampak buram dan kelopak mata menjadi lengket.

3. Dacryocystitis

Dacryocystitis merupakan infeksi pada sakus lakrimalis atau kantung lakrimal yang terletak di antara sudut bagian dalam kelopak mata dengan hidung. Kondisi ini umumnya disebabkan akibat terjadinya penyumbatan atau blokade pada saluran air mata.

Seseorang yang mengalami dacryocystitis biasanya akan mengalami beberapa gejala seperti munculnya benjolan lunak di bawah kelopak mata bagian dalam, mata berair dan kemerahan serta belek pada mata yang terasa lengket dan membuat penglihatan menjadi kabur.

4. Timbilen

Timbilen merupakan infeksi yang terjadi di tepi kelopak mata bagian atas atau bawah yang disebabkan oleh bakteri. Orang luar biasa menyebutnya dengan istilah 'stye' dan masyarakat kita kerap menyebutnya dengan istilah 'bintitan'. Sedangkan dalam dunia medis sendiri, timbilen disebut dengan hordeolum.

Berdasarkan letaknya, timbilen atau hordeolum ini dibagi menjadi dua jenis, yakni hordeolum interna yang terjadi pada kelenjar meibom dan hordeolum eksterna yang terjadi pada kelenjar zeis dan moll.

Gejala awal timbilen biasanya berupa kemerahan dan nyeri atau gatal di area yang terinfeksi. Kemudian perlahan berubah menjadi pembengkakan yang disertai dengan mata berair, serta yang paling khas yaitu timbulnya benjolan nanah kecil tepat diatas kelopak mata yang terinfeksi.

5. Ulkus Kornea 

Ulkus kornea merupakan luka terbuka yang terbentuk pada lapisan kornea, yakni lapisan bening yang terletak di bola mata bagian depan dan bertanggung jawab terhadap masuknya sebagian besar cahaya ke mata.

Ulkus kornea dapat terbentuk karena berbagai macam sebab, namun biasanya disebabkan oleh trauma pada mata atau infeksi mata yang tidak diobati. Apabila tidak segera ditangani, maka kondisi ini dapat menimbulkan ancaman serius yakni hilangnya penglihatan atau kebutaan.

Mata yang terasa sakit, kemerahan, pandangan menjadi kabur, kelopak mata bengkak dan mata belekan merupakan ciri khas ulkus kornea. Bahkan belek pada kasus ulkus kornea ini bisa sangat parah hingga menutupi kornea dan mengganggu penglihatan.

6. Sindrom Mata Kering 

Sindrom mata kering atau keratoconjunctivitis sicca merupakan kondisi dimana mata mengalami kekurangan cairan akibat kelenjar air mata yang hanya memproduksi sedikit air mata atau akibat air mata yang mudah menguap karena adanya disfungsi dari kelenjar meibomian.

Gejala sindrom mata kering meliputi mata merah, terasa sakit dan panas, penglihatan kabur, mata terasa berpasir atau timbul sensasi seperti kemasukan benda asing dan kelopak mata atas bawah yang saling menempel ketika bangun tidur.

7. Lensa Kontak

Infeksi mata yang terkait dengan pemakaian lensa kontak dapat menyebabkan mata kering, iritasi serta timbulnya sensasi gatal pada mata. Apabila mendapati mata belekan ketika mengenakan lensa kontak, maka segera lepaskan lensa kontak tersebut dan segera periksakan kondisi kesehatan mata ke dokter sebelum terjadi infeksi mata yang lebih serius.

8. Trauma Mata

Trauma mata merupakan tindakan sengaja maupun tidak yang menyebabkan terjadinya luka pada mata. Masuknya benda asing seperti kotoran, terkena benda tumpul atau tajam, paparan bahan kimia atau uap panas secara langsung pada mata dapat menyebabkan trauma mata.

Luka yang timbul akibat trauma mata dapat berupa luka ringan hingga luka berat yang dapat menyebabkan kebutaan. Jika trauma mata disertai dengan gejala munculnya nanah atau belek berlebih, maka sebaiknya segera temui dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Semua luka pada mata merupakan kasus gawat darurat, penting untuk segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

9. Infeksi Mata Lainnya

Munculnya belek berlebih yang semakin terbentuk atau menumpuk juga dapat disebabkan oleh beberapa infeksi mata lainnya seperti, herpes mata (infeksi mata virus yang berulang), keratitis jamur (peradangan kornea yang langka namun serius) dan keratitis Acanthamoeba (infeksi parasit yang berpotensi menyebabkan kebutaan yang biasanya disebabkan oleh kebersihan lensa kontak yang buruk atau berenang memakai lensa kontak).

Apa Saja Gejala yang Harus Dicurigai?

Ada beberapa gejala yang menyertai mata belekan sehingga patut dicurigai sebagai pertanda adanya infeksi mata yang serius, antara lain sebagai berikut:

  1. Munculnya belek berlebih yang semakin terbentuk atau menumpuk.
  2. Belek berwarna hijau atau kuning dan memiliki tesktur yang pekat atau lengket.
  3. Penglihatan menjadi buram.
  4. Mata terasa sakit.
  5. Sensitif terhadap cahaya (fotofobia).
  6. Mata mengalami kemerahan dan pembengkakan.

Bagaimana Mengobati Mata Belekan?

Biasanya belek mata dalam debit kecil atau tidak sampai menumpuk, masih dianggap kondisi yang ringan dan tidak berbahaya. Namun perhatikan perubahan warna, frekuensi timbulnya belek, konsistensi dan jumlahnya. Apabila dirasa tidak normal hingga mengganggu penglihatan maka segera konsultasikan dengan dokter.

Jika diketahui penyebab mata belekan akibat infeksi, maka biasanya dokter akan meresepkan obat tetes mata dan disertai dengan antibitoik atau antivirus. Namun, jika penyebabnya karena alergi maka dapat menggunakan obat tetes mata antihistamin atau dekongestan mata untuk meredakan gejalanya.

Selain dengan obat mata, lakukan juga beberapa perawatan sederhana dirumah guna membantu menghilangkan belek berlebih sekaligus meredakan gejala-gejala lainnya.

Berikut beberapa tips sederhana yang dapat diterapkan sebagai perawatan dirumah:

  • Letakkan kompres air hangat diatas mata selama beberapa menit, kemudian seka mata dengan lembut untuk menyingkirkan belek berlebih di mata.
  • Jangan terlalu sering menyentuh mata guna menghindari onset atau penyebaran infeksi mata.
  • Cuci tangan sesering mungkin, terutama jika memiliki mata merah menular.
  • Jika mata belekan dipicu oleh lensa kontak, maka lepaskan lensa kontak tersebut dan segera periksakan kondisi kesehatan mata Anda dengan dokter ahli.
  • Singkirkan perlengkapan kosmetik seperti maskara atau eyeliner yang berpotensi terkontaminasi virus atau bakteri penyebab infeksi mata.
  • Jika alergi menjadi penyebab mata berair atau belekan, maka cobalah untuk mencari tahu penyebab alergi tersebut dan menimalkan paparan terhadap iritan.
  • Gunakan obat tetes mata tanpa pengawet apabila sensitif terhadap produk yang mengandung pengawet.

Meskipun umumnya wajar, ternyata mata belekan yang disertai dengan beberapa gejala yang tidak biasa dapat berubah menjadi ancaman serius apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan kondisi kesehatan mata, mengingat mata merupakan panca indra yang sangat penting untuk kita dapat melihat dunia.


46 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app