Progressive Multifocal Leukoencephalopathy - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Des 10, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 4 menit

Leukoensefalopati multifokal progresif adalah penyakit virus yang agresif pada sistem saraf pusat. Virus tersebut menyerang sel-sel yang membuat myelin. Mielin adalah zat berlemak yang melapisi dan melindungi serat-serat saraf di otak, yang membantu mengalirkan sinyal listrik. Leukoensefalopati multifokal progresif dapat menyebabkan gejala yang mempengaruhi hampir semua bagian di tubuh Anda.

Baca terus artikel di bawah ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang gejala, faktor risiko, dan pengobatan untuk penyakit virus yang tidak biasa namun serius pada Leukoensefalopati multifokal progresif.

Apa yang menyebabkan Leukoensefalopati multifokal progresif ?

Leukoensefalopati multifokal progresif disebabkan oleh infeksi yang disebut virus John Cunningham (JC). Leukoensefalopati multifokal progresif mungkin jarang terjadi. Anda kapan saja bisa terinfeksi virus JC, tetapi kebanyakan dari kita terinfeksi virus tersebut selama masa kanak-kanak. Sistem kekebalan tubuh yang normal dan sehat tidak mengalami kesulitan untuk menjaga virus agar tetap terkendali. Virus JC biasanya menetap (tidak aktif) di kelenjar getah bening, sumsum tulang, atau ginjal Anda.

Kebanyakan orang dengan virus JC tidak pernah mengalami Leukoensefalopati multifokal progresif. Jika sistem kekebalan tubuh menjadi sangat lemah dan terganggu karena kondisi apapun, virus JC dapat diaktifkan kembali. Kemudian virus tersebut menuju otak, di mana virus JC dapat berkembang biak dan mulai menyerang mielin.

Ketika myelin rusak, jaringan parut mulai terbentuk. Proses ini disebut demielinasi. Lesi yang dihasilkan dari jaringan parut mengganggu impuls listrik ketika impuls bergerak dari otak ke bagian lain dari tubuh. Celah pada penghubung tersebut dapat menciptakan berbagai gejala yang dapat mempengaruhi hampir semua bagian tubuh.

Tanda dan gejala dari Leukoensefalopati multifokal progresif

Selama virus JC tetap tidak aktif, Anda mungkin tidak akan pernah sadar bahwa Anda memiliki virus tersebut. Setelah virus tersebut aktif, Leukoensefalopati multifokal progresif dapat dengan cepat menyebabkan banyak kerusakan pada myelin. Kondisi tersebut menyulitkan otak untuk mengirim pesan ke bagian tubuh yang lain.

Gejalanya tergantung pada tempat terbentuknya lesi. Tingkat keparahan gejala juga tergantung pada tingkat kerusakannya. Gejala awalnya mirip dengan beberapa kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti HIV-AIDS atau multiple sclerosis. Gejala-gejala tersebut termasuk:

  • kelemahan pada tubuh yang semakin buruk
  • masalah kekakuan dan keseimbangan
  • kehilangan indera
  • kesulitan menggunakan lengan dan kaki
  • gangguan penglihatan
  • kehilangan kemampuan berbahasa
  • wajah yang terasa berat
  • perubahan kepribadian
  • masalah memori dan gangguan mental

Gejala dapat berkembang dengan cepat termasuk komplikasinya seperti demensia, kejang, atau koma. Leukoensefalopati multifokal progresif adalah kondisi kegawatdaruratan medis yang dapat mengancam jiwa. 

Bagaimana cara mencegah Leukoensefalopati multifokal progresif?

Belum ada cara yang diketahui untuk mencegah virus JC. Anda juga tidak dapat sepenuhnya menghilangkan risiko Leukoensefalopati multifokal progresif, tetapi Anda dapat membuat keputusan untuk menggunakan obat penekan sistem imun.

Jika Anda memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh dan sedang berpikir untuk menggunakan imunomodulator, bicarakan dengan dokter Anda tentang risiko dari Leukoensefalopati multifokal progresif .

Anda mungkin dapat melakukan tes darah untuk melihat apakah Anda memiliki antibodi virus JC. Tingkat antibodi di tubuh Anda dapat membantu dokter untuk mengukur risiko Anda mengalami Leukoensefalopati multifokal progresif. 

Jika hasil dari tes tersebut negatif, Anda mungkin disarankan untuk mengulangi tes secara teratur untuk menilai kembali risiko dari Leukoensefalopati multifokal progresif.

Bagaimana cara mengobati Leukoensefalopati multifokal progresif ?

Diagnosa

Dokter Anda mungkin mencurigai Leukoensefalopati multifokal progresif berdasarkan gejala progresif Anda, kondisi yang sudah ada sebelumnya, dan obat-obatan yang Anda konsumsi. Pemeriksaan diagnostik dapat meliputi:

  • Tes darah: Sampel darah dapat mengungkapkan bahwa Anda memiliki antibodi virus JC. Tingkat antibodi yang sangat tinggi dapat mengindikasikan Leukoensefalopati multifokal progresif.
  • Lumbal pungsi: Sampel cairan tulang belakang Anda mungkin juga mengandung antibodi virus JC, yang dapat membantu dalam diagnosis.
  • Tes pencitraan: MRI atau CT scan dapat mendeteksi lesi pada bagian putih di otak. Jika Anda memiliki Leukoensefalopati multifokal progresif maka dapat ditemukan beberapa lesi yang aktif.
  • Biopsi otak: sepotong jaringan dikeluarkan dari otak Anda dan diperiksa di bawah mikroskop.

Pengobatan

Tidak ada pengobatan khusus untuk Leukoensefalopati multifokal progresif. Pengobatan akan disesuaikan dengan keadaan Anda, seperti apa yang menyebabkan Leukoensefalopati multifokal progresif Anda, serta pertimbangan keadaan kesehatan lainnya.

Jika Anda mengkonsumsi obat yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, maka Anda harus segera berhenti meminumnya.

Pengobatan berkisar pada peningkatan fungsi sistem kekebalan tubuh. Salah satu cara untuk melakukannya adalah melalui pertukaran plasma. Pertukaran plasma dilakukan dengan cara transfusi darah. Prosedur ini membantu membersihkan sistem tubuh dari obat-obatan yang menyebabkan Leukoensefalopati multifokal progresif sehingga sistem kekebalan Anda dapat kembali memerangi virus.

Jika Anda memiliki Leukoensefalopati multifokal progresif karena HIV-AIDS, pengobatan mungkin melibatkan terapi antiretroviral (ART). ARV adalah kombinasi obat antivirus yang dapat membantu mengurangi reproduksi virus. Pengobatan lainnya mungkin juga termasuk terapi suportif dan investigasi.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app